Awas, Jangan Cuci Motor Pas Mesin Masih Panas, Ini Bahayanya!
Adit · 28 Sep, 2021 09:00
0
0
Aktivitas mencuci motor lazim dilakukan saat tunggangan terlihat kotor atau tampak debu yang menyelimutinya. Hal ini salah satu bentuk perawatan yang mudah dikerjakan pemiliknya.
Beberapa benefit rutin mencuci motor adalah menghindari timbulnya jamur atau water spot di bodi. Motor yang bersih juga lebih nyaman dikendarai, karena sistem penggeraknya bebas dari kotoran.
Namun perlu perhatikan saat cuci motor. Sebaiknya hindari menggunakan semprotan air bertekanan tinggi. Sebab tanpa disadari, air bisa masuk ke bagian elektrikal motor dan kemungkinan bisa mengakibatkan korsleting.
"Disiram saja seperti biasa. Pakai yang bertekanan khawatir air bisa masuk ke sela-sela kabel, setelah disiram, dibersihkan, lalu dibasuh lagi sudah cukup," terang Technical Training Analyst PT Astra Honda Motor (AHM) Endro Sutarno.
Lalu saat pengeringan. Biasanya di tempat cuci motor tertentu selain pakai metode lap pakai mikrofiber, ada juga yang menggunakan semprotan angin bertekanan. Tujuannya agar air mudah mudah dibersihkan pada celah yang sulit dijangkau.
Dalam hal ini Endro menganjurkan agar saat menyemprot pakai angin jangan terlalu dekat. Sebab sama saja seperti sebelumnya, takut air malah makin terdorong dan bisa menyelinap ke bagian vital motor yang harusnya selalu dalam keadaan kering.
Tak kalah penting juga pastikan ketika cuci motor, hindari kondisi saat suhu mesin masih dalam keadaan tinggi. Sebaiknya tunggu sesaat sampai temperatur mesin turun, paling tidak umpama dikejar waktu, tunggu hingga blok mesin motor suhunya hangat.
Sebab saat menyemprot atau menyiram air ketika blok mesin masih panas, akan terdengar suara mendesis, yang merupakan indikasi adanya thermal shock atau perubahan suhu yang cepat pada titik temperatur tertentu.
Pada dasarnya material berbahan logam seperti blok mesin atau pipa knalpot akan mengembang ketika dipanaskan. Kemudian kembali menyusut pada suhu rendah. Apabila saat cuci motor melakukan hal tadi, maka bisa-bisa terjadi kerusakan pada komponen blok mesin dan di sekitarnya yang berbahan logam.
Kerusakannya lantaran adanya perubahan struktur logam, karena adanya perubahan suhu yang drastis. Pada suhu tertentu, tegangan akibat thermal shock bisa membuat keretakan, hingga lapisan krom terkelupas dalam jangka waktu yang lama dan bila terus berulang.
Jadi begini penjelasannya. Ini karena molekul objek yang keras seperti logam ketika dipanaskan suhunya, tidak bisa bergerak cepat seperti gas atau cairan. Kemudian saat temperaturnya diturunkan secara cepat ketika cuci motor, molekul yang bergerak tadi tak bisa menempati tempat yang semula.
Akibatnya logam kehilangan daya fleksibilitasnya, juga kekuatan, serta menjadi lebih ringkih. Makanya akan terjadi deformasi pada bagian logam tersebut dan mudah muncul keretakan lapisan.
Jangka pendeknya bisa membuat noda menguning atau muncul water spot. Apabila sudah begini, saat cuci motor harus lebih jeli lagi dan pakai produk engine degreaser atau yang cocok untuk lapisan logam untuk menghilangkan noda tersebut.
Makanya mekanik selalu menganjurkan selalu bersihkan motor, setelah selesai riding dalam kondisi hujan atau sehabis menerjang genangan atau banjir. Selain membasmi kotoran yang dapat membandel, juga menghindari noda yang nantinya sulit dibersihkan.
Tapi perlu ingat lagi, sebelum melakukan prosesi cuci motor, rekomendasinya tunggu suhu mesinnya menurun secara alami. Lagi pula ketika motor masih panas, langkah pencucian tidak akan nyaman karena ada hawa panas dan tak bisa menyekanya pakai lap.