window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_motor_article_breadcrumb_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685614302872-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685614302872-0'); });

Melihat Teknologi Pengereman MotoGP, Tahan Panas Tapi Umur Pakai Singkat

Adit · 23 Sep, 2021 20:30

Sistem pengereman MotoGP merupakan aspek terpenting. Sebab para pembalapnya harus melakukan deselerasi ekstrem sebelum melibas tikungan. Bila tidak, motor tak bisa menikung mengikuti garis balap sesuai lintasan. 

Bayangkan, kecepatan MotoGP bisa melesat hingga 300 km/jam. Kemudian harus bisa melambat secara cepat sebelum menikung, paling tidak sampai di bawah 100 km/jam tergantung kurva tikungan dalam hitungan sepersekian detik. 

Melihat Teknologi Pengereman MotoGP, Tahan Panas Tapi Umur Pakai Singkat 01

Pengereman MotoGP pakai komponen yang tak biasa.

Baca Juga: Menengok Sistem Kerja Suspensi Depan Motor MotoGP, Seperti Apa Faktanya?

Bila ingat pada balapan beberapa tahun lalu, akun Youtube MotoGP memperlihatkan Jorge Lorenzo melakukan pengereman di tikungan 11 di sirkuit Motegi, Jepang. Saat itu Lorenzo melakukan deselerasi dari 300 km/jam hingga 80 km jam, dan mengakibatkan piringan cakram depannya merah membara akibat gesekan.

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_motor_article_fourthp_under_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685613563107-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685613563107-0'); });

Oleh karena itu, motor pembalap MotoGP perlu sistem pengereman berteknologi canggih yang tak biasa. Mengutip laman resmi MotoGP, piringan cakramnya terbuat dari material karbon. 

Melihat Teknologi Pengereman MotoGP, Tahan Panas Tapi Umur Pakai Singkat 01

Cakram rem MotoGP pakai material karbon.

Cakram Karbon Tahan Panas

Material karbon diyakini lebih ampuh menahan panas. Cakram karbon memiliki berat 1 hingga 1,2 kilogram dan mampu menahan panas tinggi sampai 800 derajat celcius. Suhu tersebut lebih panas dari knalpot yang biasanya mencapai 700 derajat celcius. 

Bandingkan dengan piringan cakram biasa yang cuma tahan pada suhu 600 derajat celcius dan penggunaannya bisa sampai di atas 50 ribu km. Sedangkan kemampuan cakram karbon MotoGP meskipun tahan panas, hanya ideal untuk pemakaian maksimal 1.000 km. 

Melihat Teknologi Pengereman MotoGP, Tahan Panas Tapi Umur Pakai Singkat 02

Berbagai diameter cakram MotoGP.

Namun begitu cakram karbon bisa menjanjikan pengereman optimal ketika mencapai suhu ideal. Nah suhu idealnya itu harus dicapai pada temperatur minimal 200 derajat celcius. Oleh karena itu sebelum balapan diadakan pemanasan dulu, selain memanaskan ban juga kesempatan menaikkan suhu cakram. 

Tak berhenti di situ. Untuk menunjang pengereman, selain cakran karbon juga dibutuhkan kampas rem berkemampuan tinggi. Kampas rem khusus MotoGP dibuat mampu bertahan dalam suhu tinggi, karena juga dibuat dari bahan karbon. 

Melihat Teknologi Pengereman MotoGP, Tahan Panas Tapi Umur Pakai Singkat 03

Kampas rem MotoGP juga terbuat dari karbon yang tahan panas.

Umurnya juga tak bisa bertahan lama karena cepat habis karena gesekan. Maksimal bisa bertahan 700 sampai 900 km. Beda dengan kampas rem motor biasa yang mampu bertahan hingga 9 ribu km. 

Penggunaan material karbon baik pada cakram dan kampasnya diutamakan sebagai pengereman, karena selama balapan berlangsung tak mudah luruh akibat friksi berlebih. Karbon juga diperlukan untuk memangkas bobot sehingga larinya bisa lebih cepat. 

Melihat Teknologi Pengereman MotoGP, Tahan Panas Tapi Umur Pakai Singkat 04

Biar cakram karbon tetap panas saat dipakai hujan, diperlukan cover tambahan.

Lalu bagaimana bila hujan? Brembo, sebagai salah satu penyedia sistem pengereman MotoGP melaporkan, cakram berbahan baja digunakan dalam kondisi hujan. 

Sebab cakram karbon akan sulit mencapai suhu ideal ketika temperatur lingkungannya cenderung rendah. Beberapa konstruktor tetap menggunakan cakram karbon supaya pengereman motor tetap terjaga, tapi ditambah cover agar suhu ideal tetap terjaga. 

Melihat Teknologi Pengereman MotoGP, Tahan Panas Tapi Umur Pakai Singkat 05

Cakram MotoGP dibuat dari material karbon yang tahan temperatur tinggi.

Baca Juga: Cerai dari Aprilia, Tim Gresini Pacu Motor Ducati di MotoGP 2022

Cara Kerja Rem di MotoGP 

Selayaknya motor pada umumnya, sistem pengereman MotoGP tetap menggunakan tuas, master rem, serta kaliper rem. Tuas atau lever berfungsi sebagai tangkai menyalurkan tenaga dari jari dan kaki pembalap guna melakukan pengereman atau perlambatan. 

Sedangkan master rem kerjanya membawa tekanan tadi ke kaliper. Komponen ini terdiri dari tangki penampung berisi cairan rem, juga bodi master rem yang menghasilkan tekanan hidrolik yang digunakan dalam mekanisme pengereman. 

Melihat Teknologi Pengereman MotoGP, Tahan Panas Tapi Umur Pakai Singkat 06

Brembo sebagai penyedia sistem pengereman pada MotoGP.

Lanjut komponen kaliper, menggunakan 4 piston monoblok berbahan alumunium. Fungsi kaliper ini sebagai perangkat hidrolik yang mengubah energi hidrolik menjadi gerakan piston pada kampas rem. 

Beda dari motor biasanya, pada MotoGP ini memiliki quick coupling, yang bertugas membuang udara yang tak diperlukan pada master rem. Apabila ada udara terjebak, performa rem tak maksimal, untuk itu perlu dikeluarkan agar pembalap bisa melakukan deselerasi instan. 

Melihat Teknologi Pengereman MotoGP, Tahan Panas Tapi Umur Pakai Singkat 07

Meski pakai komponen tahan panas, cara kerja rem Moto GP hampir sama dengan motor pada umumnya.

Mengenai cara kerjanya serupa sistem pengereman pada umumnya. Ketika jari pebalap MotoGP menarik tuas rem, master rem akan tertekan kemudian mendistribusikan tekanannya pada cairan rem, lalu diteruskan melalui selang rem ke piston. Akibatnya kampas rem terdorong dan menjepit piringan cakram yang berputar cepat, dan terjadilah pengereman.

Baca Juga: Jadwal MotoGP 2022 Bocor! Sirkuit Mandalika Jadi Tuan Rumah Seri Kedua

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_motor_article_relatedmodel_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685613589386-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685613589386-0'); });
window._taboola = window._taboola || []; _taboola.push({ mode: 'thumbnails-stream-2x2-desk', container: 'taboola-stream-widget-thumbnails-desktop', placement: 'Stream Widget Thumbnails Desktop', target_type: 'mix' });