Generasi kedua Honda pun muncul tahun 2006 dengan sebutan Honda Tiger Revo dan kerap disebut dengan Tirev.
Perombakan total pada tampilan yang menjadi agresif dan serba tajam dengan shroud tangki yang besar.
Pada mesin juga ada tambahan teknologi Secondary Air Supply System (SASS) untuk membantu mengurangi kadar emisi.
Tirev memiliki dua tipe yakni pelek palang (GL-200R) dan jari-jari (GL-200D) yang jadi opsi menarik untuk konsumen.
Generasi ketiga pun muncul tahun 2008 yang berubah cukup signifikan dan disebut Honda Tiger New Revolution Cruiser.
Pada awal generasi ketiga ini Honda menawarkan desain berbeda dengan penggunaan lampu asimetris, yang disebut Tiger Picek (GL-200R1).
Tahun 2010 generasi ketiga kembali mendapat update dengan tetap menawarkan dengan dua pilihan headlamp, yakni bulat (GL-200RA1) dan asimetris yang disebut Tiger Picek (GL-200R1).
Generasi ketiga ini sempat beberapa kali mendapatkan update minor berupa pilihan warna mengikuti tren kala itu.
Dan ini sekaligus jadi generasi terakhir pada tahun 2012, yang akhirnya berhenti diproduksi tahun 2013.
Motor naked sport saat ini memang tak neko-neko, Honda dengan Tiger-nya paham benar akan hal itu.
Posisi berkendara yang nyaman menjadi kunci suksesnya penjualan motor sport 200 cc tersebut.
Posisi setang yang tinggi, jok yang rendah memudahkan postur rata-rata orang Indonesia, serta pijakan kaki yang pas, membuat betah berkendara lama dengan motor ini.
2. Tangki Besar
Dengan daya tampung mencapai 13 liter, membuat penikmat touring tak perlu sering-sering mampir SPBU untuk mengisi ulang bahan bakar.
"Pun ketika dipakai melintasi daerah yang jarang SPBU, jadi tak takut mogok," katanya.
3. Kinerja Mesin Memuaskan
Menurut Toha, mesin standar 200 cc bawaannya sudah mumpuni meski banyak juga yang melakukan upgrade.
Dalam kondisi standar, mesin tersebut mampu menghasilkan tenaga hingga 17,4 PS di 8.500 rpm dengan torsi hingga 15,89 Nm di 6.500 rpm.
Seiring usia pakai tangki Honda Tiger kerap bocor. "Apalagi kalau yang punya jarang kuras tangki," beber Toha yang pelihara Tirev berwarna biru ini.
Kemudian harga tangki original pun sekarang sudah sangat mahal, karena tergoreng pedagang pura-pura kolektor.
"Terakhir beli Rp 600 ribuan, sekarang Rp 14 juta! Coba bayangin. Untungnya pas kemarin beli langsung dilapis resin dalamnya jadi awet sampai sekarang," ujarnya.
Mulai menyukai dunia otomotif sejak masih duduk di bangku SMA. Kecintaannya dimulai dengan mengoprek sepeda motor yang diberikan orangtuanya, dan terus mencintai dunia otomotif khususnya roda dua. Kecintaannya membuat dirinya berkecimpung dalam industri media otomotif sampai saat ini.
Facebook : Ainto Harry Budiawan
Instagram : harrykriwil