Honda CBR150R 2022 menjadi salah satu andalan PT Astra Honda Motor (AHM) untuk bersaing disegmen motor sport. Mereka telah meniagakan motor ini dengan beragam cara, mulai dari impor utuh alias CBU dari Thailand, hingga akhirnya memproduksi lokal.

Ini karena animo masyarakat terhadap motor sport fairing 150 cc terbilang tinggi, AHM mengklaim penjualannya sebelum pandemi bisa sampai 30 ribu unit tiap bulan. Dan pada awal tahun 2021 lalu, AHM merilis generasi terbaru dari Honda CBR150R, dengan fokus perubahan pada desainnya.

Hanya saja, menurut Thomas Wijaya, Marketing Director AHM, jika model baru ini ditargetkan terjual sampai 25 ribu unit tiap bulannya. Angkanya memang mengecil, karena ekonomi nasional yang belum pulih betul pada masa pandemi sekarang ini.

Daya Tarik Honda CBR150R 2022

Pada model baru ini, yang langsung terlihat jelas adalah perubahan desainnya. Tidak salah karena motor ini menggunakan garis desain yang sama, mulai dari tampilan depannya, lekuk bodinya sampai buritan pun sama persis. Ya desain yang diusung adalah kembaran dari Honda CBR250RR.

Baca juga : Simak Spesifikasi All New Honda CBR150R 2021, Kena Update Fitur dan Desain Makin Agresif

Desain ini memang terlihat agresif dan banyak disukai konsumen Indonesia. Menurut tim desainer, bentuk seperti ini memberikan kesan motor yang cepat dan kuat. Jika dilihat dari samping, posisi motor seperti membungkuk dan siap membelah udara.

Semuanya diperkuat dengan penggunaan lampu-lampu yang seluruhnya sudah LED, seperti lampu utama dengan kawalan lampu sein LED yang tepat di atasnya. Ya, lampu sein depan bukan model batang lagi, seperti halnya Honda CBR250RR 2021. Garis bodi samping yang agresif dan berotot, semakin menegaskan kekuatan dari Honda CBR150R 2021.

Pembeda Honda CBR150R 2022 Dari Kompetitor

Kikuo Yamazaki, Sub Large Project Leader Honda Motor Co.,Ltd Monozukuri Center menyebutkan, motor ini dibuat dengan tetap mengusung konsep Total Control. Hal ini digambarkan lewat posisi setang upperyoke, sehingga badan pengendara tak terlalu membungkuk.

'Kami secara konsisten mengembangkan Total Control, yang berarti kemampuan untuk menikmati kenikmatan kendali sepenuhnya," kata Yamazaki. Setidaknya hal ini digambarkan lewat posisi setang upperyoke, sehingga badan pengendara tak terlalu membungkuk.

Baca juga : Tembus Rp 40 Juta, Honda Optimis All New CBR150R 2021 Terjual Sampai 25 Ribu Unit Tiap Bulan

Hal inilah yang jadi pembeda dari kompetitor sekelas, yakni Yamaha R15 dan Suzuki GSX-R150, yang justru menerapkan setang underyoke yang membuat posisi riding sangat racy dan cenderung merunduk, namun jadi tak nyaman untuk berkendara sehari-hari.

Dan setidaknya ada dua komponen untuk mendukung konsep Total Control tadi pada sosok Honda CBR150R 2022. Pertama adalah penggunaan suspensi upside down lansiran Showa tipe SFF-BP (Separated Function Fork-Big Piston), yang lagi-lagi tampilannya mirip kepunyaan Honda CBR250RR.

Baca juga : CBR150R 2021 Rilis di Kamboja, Kok Mereknya Jadi NCX Honda?

Kedua adalah Assist & Slipper Clutch, yang membuat handel kopling lebih ringan dioperasikan. Fitur ini juga mereduksi efek engine brake berlebih saat melakukan shifting gigi transmisi terlalu cepat, sehingga roda belakang tak sampai mengunci. Motor pun jadi lebih mudah dikendalikan.

Tipe Teratas Honda CBR150R 2022 Pakai ABS dan ESS

AHM menawarkan Honda CBR150R 2022 dengan varian non ABS dan ABS. Khusus varian ABS, terdapat pula fitur ESS (Emergency Stop Signal) yang sudah sepaket dengan teknologi pengereman anti mengunci tersebut.

Fitur ESS akan aktif saat sensor membaca pengendara sedang melakukan panic brake. Otomatis lampu sein akan berkedip cepat untuk memperingatkan pengendara disekitar kita, agar bisa mengerem atau menghindar.

"Sistem keselamatan ini untuk memberitahu pengendara lain di belakang bahwa kita sedang melakukan pengereman mendadak. Tujuannya adalah agar tidak menabrak kita," ujar Endro Sutarno, Technical Service Divison PT AHM.

Baca juga : Keker Honda CBR150R Bekas, Pasaran Harganya di Bawah Honda Beat loh!

Lantaran bekerja otomatis, maka mesti ada perlakuan khusus agar fitur ini dapat bekerja. Pertama, kecepatan motor harus 56 km/jam ke atas. Kedua, mengerem mendadak dengan waktu sekitar 6 meter per detik. Sebaliknya, ESS tidak akan aktif apabila deselerasi berlangsung secara perlahan.

Tapi untuk varian ABS ini, kalian harus menebus dengan harga yang lebih tinggi. Angkanya bisa sampai Rp 40 juta on the road Jakarta. Lebih mahal memang, tapi lebih aman bukan?