Review Hyundai Kona Electric Facelift: Biaya Operasional Mobil Listrik Emang Murah, Tapi Praktis Gak Ya?

 

Selama tidak diposisikan sebagai mobil pertama, kami kira Hyundai Kona Electric baru bisa dibilang ideal. Sebab, berhari-hari kami uji sudah terbayang betapa tidak praktisnya mobil ini kalau dijadikan kendaraan satu-satunya. Apalgi jika harus punya tanggung jawab untuk mengantar Anda berpindah-pindah kota. 

Lain cerita kalau orientasinya benar-benar sekadar pemakaian dalam kota. Atau sejauh-jauhnya berkomutasi dari pinggiran Jakarta. Kona, pasti sanggup memuaskan hasrat Anda dari segi apapun: Tenaga, biaya operasional, kenyamanan, handling, serta rasa aman dari perangkat safety aktifnya. Lantas apa yang membuat kami bisa berkata begitu? Simak penjabarannya satu per satu agar Anda dapat memiliki gambaran jelas ketika hendak membeli Hyundai Kona Electric.

Baca juga: Mobil Listrik Cina Weltmeister Siap Mengaspal di Indonesia, Harganya Jauh Lebih Murah dari Hyundai Kona Electric

Efisien Terhadap Biaya, Tak Pelit Mengeluarkan Tenaga

Jika kita kerucutkan variabelnya - membandingkan beli bensin dan beli listrik - tak dapat dipungkiri lagi memang jauh lebih murah. Mau dihitung dari ongkos listrik rumahan sampai fast charging di SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) pun nominalnya masih berkali lipat lebih rendah dari beli bahan bakar. 

Kami mengandalkan SPKLU selama pengujian. Maklum, kalau mau bergantung pada potable charger rumahan rasanya terlalu lama dan ngeri jeblok. Dan kami tak memiliki wall charger. Makanya fasilitas fast charging-lah yang jadi solusi. Saat itu juga, kami cukup terkejut ketika pertama kali isi di stasiun berkekuatan 25 kW, hanya mendapat tagihan Rp 41 ribu untuk listrik sebanyak 16,2 kWh.

Sebagai perbandingan saja, dengan gaya mengemudi kami yang dinamis dan konsumsi daya rata-rata 8,5 kWh, artinya bisa berjalan hingga 137 km. Anggaplah mobil sekelas bermesin konvensional memiliki konsumsi bahan bakar 10 km/liter. Dengan jarak serupa, setidaknya Anda harus mengisi 13,7 liter bensin seharga Rp104 ribu (Pertalite). Sudah separuh lebih selisihnya.

Lantas untuk pengisian di fasilitas umum ini kurang lebih memakan biaya Rp96 ribu – Rp104 ribu jika melakukan charging dari keadaan kosong hingga penuh. Dan nominal tadi adalah titik termahal dari segala metode. Kalau mau isi daya via portable charger atau wall charging berkekuatan 7,2 kW di rumah, pemenuhan daya hanya menelan biaya Rp57 ribu – Rp66 ribuan. Rasanya fakta ini cukup membuktikan memang biaya operasional harian tenaga listrik ketimbang bensin tereduksi berkali lipat.

Meski hemat daya, bukan berarti tak bisa lari cepat. Kita tahu tenaga listrik begitu menyenangkan dalam mendistribusi tenaga. Dan Kona sangat memuaskan dalam hal ini. Bahkan lebih dari cukup untuk kebutuhan harian. Ia bisa anteng-anteng saja kalau kita santai menekan pedal akselerator. Tak bakal terasa lompat. Lembut dan linear keluaran tenaganya.

Namun seketika diinjak penuh, dorongan torsi ke roda depan benar-benar tanpa jeda. Tak perlu menunggu-nunggu putaran mesin seperti di mobil konvensional. Dari titik nol semuanya bakal keluar lewat motor elektrik dan single gear miliknya. Maka dari itu saat kick down, kontrol traksinya pun angkat tangan oleh besarnya torsi. Sebab beberapa kali kami lakukan akselerasi keras ban langsung berdecit, tanpa kecuali pada mode normal. Namun tenang saja, mobil tak bakal jadi liar keluar jalur atau pergi semaunya. Sangat bisa dikontrol. 

Hasil akselerasi 0-100 km/jam yang kami catat menggunakan Race Box juga mengejutkan. Kona mampu menggapainya dalam waktu 8,63 detik. Termasuk cepat kalau mengingat rival sekelas bermesin bensin paling-paling mencatat 10 detik ke atas. Kona pun tak terasa loyo ketika di kecepatan tinggi. Rasanya tenaga terus mengisi, meski memang titik terkuatnya terjadi di bawah 100 km/jam. 

Untuk bayangan saja, output maksimal motor elektrik Kona mencatat 136 PS. Alias standar mobil ukuran segini. Tak spesial-spesial amat. Hanya saja torsi maksimal berada di angka 395 Nm, jauh di atas mobil bensin seukuran. Bayangkan saja tenaga dorong hampir sebesar Pajero Sport dibenamkan ke SUV semungil ini. Intinya, Kona mampu menggabungkan unsur hemat dan cepat secara bersamaan. Dari segi efisiensi dan kemampuan berlari kami tak ada keluhan sama sekali. 

Baca juga: Usai LEAF, Nissan Note e-Power dan Note Aura Juga Siap Masuk Indonesia!

Handling Presisi dan Perangkat Safety Relevan Untuk Sehari-hari

Kadang racikan suspensi yang mengarah kaku untuk mengejar akurasi manuver mengorbankan kenyamanan. Untuk Kona, untungnya ia mendapat setingan pas. Arahnya memang condong ke stiff, tapi dalam kadar toleransi. Sehingga saat melibas jalan rusak pun tak perlu khawatir berguncang hebat. Dapat meredam dengan lembut.

Saat dicoba menikung pada kecepatan tinggi, body roll pun terasa minim. Malah berbulan-bulan lalu kami pun pernah mencobanya langsung di sirkuit. Manuver tajam sama sekali tak mengerikan. Meskipun ada gejala understeer, kemungkinan karena ia berpenggerak depan. Tapi toh segini pun sudah cukup. Karena tugas Kona hanya menuntaskan kebutuhan harian. 

Putaran palang kemudi juga cukup. Tidak terasa terlalu ringan sehingga rasa berkendara masih memiliki respons natural. Malah terbilang fun to drive untuk segmen SUV kompak seperti ini. Dan untuk radius putarnya sendiri boleh dikatakan tak merepotkan. Mudah saja untuk memutar mobil di jalan raya.

Tidak hanya tentang impresi berkendara. Kami merasa terbantukan oleh seluruh rangkaian perangkat keamanan aktif milik Kona. Salah satunya Lane Keeping Assist (LKA) dan Lane Following Assist (LFA). Selama ada marka jalan, laju mobil bakal mengikuti sesuai arah. Keduanya berkolaborasi untuk membuat posisi mobil tak keluar jalur dan secara otomatis steer mengikuti kelokan, baik di jalan raya atau jalan tol. Hanya saja sudut tikungan tak bisa terlalu tajam. Makanya tetap disarankan memegang kemudi walau sistem otomasi bekerja.

Sayangnya, ia tak kebagian adaptive cruise control. Mode cruise di sini masih konvensional. Padahal di negara asalnya teknologi tersebut telah hadir. Dan bakal menyempurnakan sistem kerja LKA serta LFA. Alias hampir sepenuhnya mengemudi otomatis. 

Di samping itu, intervensi komputer juga diaplikasikan pada sekeliling mobil. Radar bakal membaca dan segera melakukan pengereman mendadak kalau terindikasi jarak objek di depan terlalu dekat, dan pengendara tak kunjung menginjak pedal rem. Setidaknya, fungsi ini sudah kami uji dan berhasil di kisaran kecepatan 20-40 km/jam. Entah kalau lebih dari itu, perlu pengujian lebih lanjut.

Sementara intervensi dari Blind Spot Collision-Avoiding Assist juga menjaga ketika kita tiba-tiba berpindah jalur. Saat menyalakan sein, mulai membelokkan palang kemudi dan dari samping terindikasi ada kendaraan datang, alarm akan berbunyi dan mobil otomatis mengerem walau hanya sesaat. Dan satu lagi, ialah Rear Cross-Traffic Collision-Avoidance Assist (RCCA). Selain visibilitas saat mundur dibantu kamera dan sensor, jika Anda tak sadar akan ada mobil lewat, tenang saja. Mobil juga bakal berhenti dengan sendirinya. Di samping itu tentunya tersedia pula fitur safety standar seperti Hill-Start Assist, Safe Exit Warning, ABS, EBD, BA, paket perangkat keamanan pasif dan lainnya. 

Baca juga: Sama-sama Rp 600 Jutaan, Pilih Hyundai Kona Electric atau 5 Mobil Bermesin "normal" Ini?

Material Kabin Tak Sesuai Harganya, Namun Bertabur Fitur Komplet

Perlu digarisbawahi, tak sesuai harganya. Bukan berarti buruk. Dengan harga hampir Rp700 juta Anda bakal merasa nuansa kabin biasa saja. Material dashboard didominasi plastik keras. Namun tentunya dengan kualitas buatan solid khas Hyundai masa kini. Begitu pula door trim.  Baru di bagian seperti konsol dan jok, serta beberapa pelapis trim pintu dilapis kulit berkualitas. Dari sini bisa terlihat, alokasi pada teknologi listrik memang memakan porsi lebih banyak ketimbang mengejar kemewahan interior. 

Tapi soal tema, layout interior Kona tampak berkelas. Apalagi dengan kehadiran sunroof yang membuat pandangan di dalam lebih lega. Belum lagi peletakan tombol-tombol dan kenop sangat rapi. Tampak futuristis apalagi tuas transmisi telah digantikan sistem shift-by-wire melalui tombol.

Fasilitas penunjang kenyamanan juga jempolan. Salah satunya dengan aplikasi jok elektrik di bangku pengemudi dan penumpang. Ditambah lagi ventilasi jok yang mampu mengembuskan hawa dingin atau hangat. Sementara fitur hiburan dari head unit, mampu memutar berbagai format plus koneksi Android Auto dan Apple CarPlay.  Diterjemahkan oleh speaker bersuara jernih pula. Tak lupa, port USB menyebar di depan dan belakang hingga hadirnya wireless charging.

Proses Pengisian Daya Belum Sepraktis Isi Bensin

Jarak tempuh Kona Electric dari sekali isi daya memang cukup panjang. Paling tidak, 300 km pasti bisa ditembus. Saat kami tes pun, rata-rata konsumsi daya sekitar 8,5 km/kWh. Artinya dari kapasitas baterai 39,2 kWh semestinya bisa melaju sampai 333 km. Angka yang cukup untuk berputar-putar di dalam kota. Tapi bagaimana proses pengisiannya?

Ada tiga metode untuk mengisi daya Kona. Jika memakai alat gratisan dari Hyundai, alias portable charger, kami kira kurang masuk akal. Memang hanya butuh daya rumah 1.760 Watt – 2.640 Watt karena bisa diatur dalam arus 8, 10 dan 12 Ampere. Namun paling cepat mobil terisi penuh dalam 14,5 jam dan paling lama 21 jam. Hampir menghabiskan waktu seharian. 

Fast charging SPKLU? Memang hanya butuh satu hingga dua jam untuk mengisi penuh (Tergantung kekuatan stasiun). Tapi seberapa banyak titiknya? Di Jakarta saja belum bisa dibilang benar-benar jamak. Apalagi ketika lewat perbatasan kota, atau pergi ke kota kecil. Meskipun sebetulnya sudah ada, tetap saja masih minim dan perhitungan Anda harus sangat akurat ketika hendak mencapai stasiun pengisian berikutnya. 

Paling rasional memang membeli wall charger yang dihargai terpisah ketika beli Kona Electric. Proses pengisian sama-sama pakai arus AC seperti portable charger, tapi mampu menuntaskan pengisian 5-6 jam. Alias sama dengan waktu tidur kebanyakan orang. Ia butuh daya 7,2 kW dari rumah, tapi soal biaya tak bakal berbeda banyak dengan ongkos per kWh portable charging. Modal awalnya saja yang besar, dari membeli unit wall charger serta menaikkan daya rumah. Kalau Anda mau mengubah perilaku selayaknya mengisi listrik ponsel, rasanya metode ini paling praktis. Namun tetap saja, konteksnya dalam kota. Bukan untuk pergi terlalu jauh. 

Metode Pengisian Daya
Fast Charger 25-100 kW (SPKLU) 1 - 2 Jam
Wall Charger (7,2 kW) 5 - 6 Jam
Portable Charger 14,5 - 21 Jam

Baca juga: Cara Ngecas Mobil Listrik di SPKLU dan di Rumah, Gak Ribet dan Jauh Lebih Murah dari Isi Premium

Apa yang Berubah di Versi Facelift?

Tidak banyak yang berubah dari versi facelift. Secara keseluruhan mirip dengan versi sebelum. Hanya saja beberapa aksesori dipermanis dan ditingkatkan teknologinya. Semisal lampu utama, kini memakai multi reflektor dan LED DRL bergabung dengan sein. Isian lampu belakang juga berubah komposisinya. Dan ia mengenakan velg palang 5 dengan bentuk mengipas model baru.

Sementara grille lama ditanggalkan dan ditutup panel, karena memang sejatinya cooling system mobil ini cukup mengandalkan liquid. Tak butuh angin terlalu banyak. Dan satu hal yang mengundang perdebatan, kesan rugged Kona kini hilang karena moulding dan over fender tak lagi berwarna plastik trim. Jadi bersih sewarna bodi di sekelilingnya. Terakhir, kokpit serta head unit juga memiliki bentuk dan display baru. Dan tentu, harganya kini mencapai Rp 697 juta OTR Jakarta dengan satu varian saja. Sisanya kurang lebih serupa. 

Baca juga: Test Drive Singkat Hyundai KONA Electric, SUV Listrik Harian Super Gesit

 

 

    Channel:
Ikuti media sosial kita:

Beli mobil lebih mudah dan tak perlu nunggu lama

pengguna tukar tambah mobil impiannya
Tambahkan
mobil Anda

Upgrade

Hyundai Kona Electric

Mobil Bekas Terkait

Jaminan Kualitas Mobil

Garansi Satu Tahun

Jaminan 5 Hari Uang Kembali

Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi

2020 BMW X1 SDRIVE18I XLINE 1.5

Rp 653,00 Juta
Rp 13,30 Juta/bln

35.681 km

3 tahun

Jakarta

Cek Tawaran Juli

2021 Toyota RAIZE S 1.0

Rp 235,00 Juta
Rp 4,79 Juta/bln

15.274 km

2 tahun

Jawa Barat

Cek Tawaran Juli

2021 Kia SONET DYNAMIC 1.5

Rp 251,00 Juta
Rp 5,11 Juta/bln

12.742 km

2 tahun

Java East

Cek Tawaran Juli

2021 Daihatsu TERIOS X 1.5

Rp 205,00 Juta
Rp 4,18 Juta/bln

19.465 km

2,5 tahun

Banten

Cek Tawaran Juli

2021 Toyota RAIZE GR SPORT TSS 1.0

Rp 243,00 Juta
Rp 4,95 Juta/bln

14.811 km

2 tahun

Banten

Cek Tawaran Juli
Lihat Lebih

Video Tiktok

Related Videos

Tes Lengkap Hyundai Kona Electric: Biaya Operasional Mobil Listrik Emang Murah, Tapi Praktis Gak?

Berani dan Penuh Energi Hyundai KONA Electric

Berita Terbaru

Hyundai Stargazer Essential Resmi Diluncurkan dengan Harga Menarik, Ini yang Berubah

PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) menghadirkan Hyundai Stargazer Essential yang menjadi varian baru dari Stargazer, Senin (17/7/2023). Kehadiran Hyundai Stargazer Essential ini ternyata menggantikan tipe Trend. Alhasil, varian Stargazer saat ini untuk urutan termurah sampai termahal adalah Active, Essential, Style dan Prime. Baca juga: Hyundai Stargazer Essential Segera Diluncurkan, Fiturnya Lebih Lengkap Menurut President Director PT Hyundai Motors Indonesia, Woojune Cham kehadiran Stargazer E

Terungkap, MG Cyberster 2023 Bisa Sprint Lebih Cepat dari Ferrari dan Lamborghini

Mobil listrik pertama MG berjeniskan roadster soft top, MG Cyberster 2023 diperkenalkan pertama kali pada April lalu. Pabrikan China berdarah Inggris, MG, hadirkan Cyberster 2023 bukan cuma membawa desain yang agresif sekaligus atraktif, namun juga dengan performa tinggi. Baru-baru ini diungkapkan bahwa mobil listrik ini bahkan lebih cepat dan lebih bertenaga daripada banyak supercar terkemuka dunia. Wang Jian, director of electric propulsion development SAIC Motor, mengatakan Cyberster merupaka

6 Catatan Penting Wuling Air ev Selama di Indonesia

Tepat 11 Agustus 2022, mobil listrik Wuling Air ev memasuki satu tahun kehadirannya di pasar otomotif Indonesia. Nah, bersamaan dengan kehadiran Wuling Motors di Indonesia sejak Juli 2017, merek mobil asal China ini menggelar acara Green Drive Festival dengan mengundang konsumen Air ev serta komunitas Wuling Electric Vehicle Indonesia (WEVI). Dalam acara tersebut, Wuling Motors menghadirkan berbagai aktivitas seru serta penampilan dari stand up comedian, Mongol, dan hingga mendatangkan penyanyi

Review Pemilik: Honda City Hatchback RS 2021, Cocok Buat Dimodif

**Artikel ini adalah pengalaman pribadi dari pemilik Honda City Hatchback RS 2021 Honda City Hatchback RS dihadirkan sebagai penerus Jazz GK5 di Tanah Air. Mewarisi berbagai keunggulan yang menjadi ikonik hatchback Honda, City Hatchback RS terlihat stylish, sporty, canggih, serta memiliki performa besar, yang mempunyai karakter 11-12 dengan Jazz. Pada review pemilik kali ini, kami akan mengulas City Hatchback RS manual lansiran April 2021. Menurut cerita dari pemilik, ia membeli mobil ini dalam

Top 5 Artikel Pekan Ini, Harga Bekas Innova Reborn Diesel yang Stabil Sampai Carry Bagong Pakai Turbo

Kepopuleran Toyota Innova Reborn diesel rupanya belum luntur oleh waktu. Bahkan kemunculan Innova Zenix dengan teknologi hybrid tidak menghapus kecintaan masyarakat Indonesia akan MPV bermesin diesel tersebut. Tak heran harga jual Toyota Innova Reborn diesel saat ini masih sangat bertahan dan masih banyak peminatnya. Hal itu pula yang menjadikan artikel Autofun khususnya mengenai Toyota Innova Reborn Diesel masih tinggi pembacanya. Berikut 5 artikel paling populer di Autofun periode 10 - 15 Apri

Mobil Rekomendasi

PopulerTerbaru
Hot
Toyota

Toyota Raize

Rp 229,80 - 299,20 Juta

Lihat Mobil
Hot
Daihatsu

Daihatsu Rocky

Rp 214,20 - 265,00 Juta

Lihat Mobil
Hot
Honda

Honda Civic

Rp 533,00 - 586,90 Juta

Lihat Mobil
Hot
Honda

Honda Brio

Rp 156,90 - 227,10 Juta

Lihat Mobil
Tidak Dijual
Honda

Honda Jazz

Belum Tersedia

Lihat Mobil
Hot
Hyundai

Hyundai Palisade

Rp 842,00 - 1,11 Milyar

Lihat Mobil
Hot
Wuling

Wuling Almaz

Rp 279,50 - 470,00 Juta

Lihat Mobil
Hot
Honda

Honda City Hatchback

Rp 333,60 - 362,60 Juta

Lihat Mobil
Hot
Kia

Kia Sonet

Rp 193,00 - 296,00 Juta

Lihat Mobil
Subaru

Subaru Crosstrek

Rp 549,50 Juta

Lihat Mobil
Suzuki

Suzuki Grand Vitara

Rp 359,40 - 384,40 Juta

Lihat Mobil
Chery

Chery Omoda 5

Rp 329,80 - 399,80 Juta

Lihat Mobil
Subaru

Subaru WRX

Rp 849,50 - 949,50 Juta

Lihat Mobil
Subaru

Subaru WRX Wagon

Rp 975,50 - 1,03 Milyar

Lihat Mobil
Wuling

Wuling Alvez

Rp 209,00 - 295,00 Juta

Lihat Mobil
Daihatsu

Daihatsu Ayla

Rp 103,30 - 161,05 Juta

Lihat Mobil
Varian Baru
Toyota

Toyota Agya

Rp 175,40 - 253,50 Milyar

Lihat Mobil
Land Rover

Land Rover Range Rover Sport

Rp 4,52 Milyar

Lihat Mobil

Perbandingan Mobil Terkait

Hyundai Kona Electric
Lihat