Meski fitur airbag belum menjadi kewajiban untuk pabrikan di Indonesia, tapi ada beberapa fakta yang belum banyak diketahui orang. Apa saja fakta airbag mobil tersebut?

Fitur keselamatan yang disematkan oleh pabrikan pada lini produknya bertujuan untuk meminimalisir cidera berat yang mungkin dialami oleh pengemudi dan penumpang. Salah satu fitur tersebut ialah airbag.

Di India, mulai Agustus 2021 mewajibkan seluruh mobil penumpang memiliki fitur ini. Tentunya selain sabuk pengaman yang sudah menjadi kewajiban sejak dahulu kala.

Sedangkan Indonesia sendiri baru sebatas sabuk pengaman yang menjadi kewajiban, airbags masih menjadi opsional untuk pabrikan. Bukan tidak mungkin kedepannya akan menjadi kewajiban. Ada 5 fakta airbag mobil yang belum banyak orang ketahui. Apa saja fakta tersebut?

Baca juga : India Bakal Wajibkan Mobil Baru Punya 6 Airbag, Nah di Indonesia Cuma Sabuk Pengaman dan APAR!

Apa Kepanjangan SRS?

Rata-rata fitur airbag yang ada pada mobil ada tulisan seperti singkatan yaitu SRS. Biasanya tulisan ini ada di setir atau dasbor penumpang depan.

Ternyata SRS pada airbag ada kepanjangannya, supplementary restraint system. Arti dari ini ialah fitur ini hanya pendukung bukan fitur utama untuk menyelamatkan penumpang saat terjadi kecelakaan.

Adapun fitur utama dalam menyelamatkan penumpang ialah sabuk pengaman yang menjadi kewajiban di seluruh negara dan sudah dipakai sejak lama.

Terlepas dari fitur sabuk pengaman dan airbag, peran pengemudi yang menjadi vital. Perlu diingat bahwa mengemudi ialah full time job yang artinya harus fokus, tidak boleh dalam keadaan tidak sadar baik mengantuk apalagi mabuk.

Baca juga : Nggak Cuma Seatbelt dan Airbag, Ini Fitur Keselamatan Standar yang Harus Ada di Mobil Modern

Ada Proses Kimia Saat Mengembang

Proses mengembangnya airbag mungkin ada yang berpikir merupakan proses fisika saja. Tapi ternyata ada proses kimia pada saat airbag mengembang. Dari saat benturan atau tabrakan di titik sensor hingga mengembang ada unsur kimia yang belum banyak diketahui. Apa proses kimianya?

Berawal dari igniter yang berfungsi memicu pengapian dan menghasilkan tegangan tinggi. Igniter tersebut akan membakar senyawa Natrium Azida (NaN3) yang kemudian beraksi dengan Kalium Nitrat (KKNO3).

Dari proses tersebut akhirnya menjadi nitrogen panas yang mengembangkan kantung udara. Setelah mengembang pun diharapkan bisa meminimalkan cidera pada orang dalam kabin.

Peran ECU

Dalam proses kimia yang dijelaskan sebelumnya, semua bergantung pada ECU (engine control unit). Komponen ini punya peran cukup vital karena mengirimkan perintah salah satunya airbag kapan harus mengembang atau tidak.

ECU akan memerintahkan airbag dalam kabin mengembang bila ada tekanan atau gaya dalam jumlah besar pada titik sensor. Bila dirasa kecil, maka airbag bisa tidak mengembang.

Mobil-mobil modern saat ini memang sudai diatur melalui komputer cara kerjanya yang berpusat pada ECU. Maka peran ECU cukup vital dalam fitur-fitur di mobil.

Kenali Titik Sensor Tabrakan

Seperti sudah disinggung poin sebelumnya, mengembangnya airbag tergantung dari gaya benturan pada titik sensor. Untuk airbag depan yang hanya dua umumnya titik sensor terletak di dekat lampu utama kiri dan kanan.

Sehingga bila benturan keras tidak menyentuh titik sensor tersebut, bisa jadi airbag tidak mengembang. Sebagai contoh mobil yang menabrak tiang lurus bila hanya bagian tengah dan tidak menyentuh sensor, maka airbag tidak mengembang,

Untuk mobil yang mempunyai lebih dari 2 airbag seperti di samping, maka titik sensor umumnya pada pilar mobil. Ini diharapkan airbag mengembang ketika terjadi tabrak samping.

Kecepatan Mobil Berpengaruh

Selain titik sensor yang berperan untuk proses airbag mengembang, kecepatan mobil juga punya pengaruh. Dalam fakta airbag mobil ini, kecepatan dibawah 50 km/jam umumnya tidak membuat airbag aktif.

Sehingga bila mobil menabrak dengan kecepatan rendah misal hanya 30 km/jam, maka ada kemungkinan airbag tidak mengembang. Hal ini karena gaya tekanan yang dibaca ECU terlalu kecil.

Pada ECU menganggap kecepatan dibawah 50 km/jam tidak terlalu berbahaya untuk pengemudi dan penumpang. Maka kecepatan mobil punya pengaruh dalam hal proses bekerjanya airbag.

Baca Juga: Saat Terjadi Kecelakaan Tapi Airbag Tidak Mengembang. Bagaimana Bisa Terjadi?