PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) terus berupaya memaksimalkan layanan purnajual lewat ketersediaan sparepart beberapa kendaraan yang sudah disuntik mati. Misalnya motor bebek Suzuki RC100 atau akrab dikenal dengan nama Suzuki Bravo, juga mobil legendaris Suzuki Carry ST100. 

Umumnya pabrikan menyediakan sparepart paling lama 10 tahun sejak kendaraan tersebut dihentikan produksinya. Namun khusus kedua kendaraan tadi, Suzuki memperlakukannya lebih istimewa. Sebab walaupun sudah berumur lebih dari satu dekade, masih banyak pengguna setianya lho. Akibatnya, sparepart mobil Suzuki lawas ini masih terus diproduksi.

Baca Juga: FAQ: Fakta Menarik Suzuki XL7 2021, Mobil Penumpang Terlaris Suzuki

"Berdasarkan aturan seharusnya 10 tahun setelah diskontinu. Tapi sebenarnya kami masih mengelola item spare part misalnya Suzuki RC100 tahun 1998 karena demand-nya masih ada," jelas Domestic Spareparts Sales Section Head PT SIS, Dessy Karmilasari di sesi konferensi pers di GIIAS 2021, Jumat (19/11). 

"Kemudian untuk mobilnya Suzuki ST100 juga yang tahun 1998 masih masih menyediakan oil filter. Jadi selama masih ada permintaan, kami jual jadi bagaimana caranya meningkatkan revenue," lanjutnya. 

Bisnis Spare Part Suzuki Sempat Anjlok

Hal tersebut salah satu cara supaya bisnis spare part Suzuki tetap menguntungkan. Sebab berdasarkan paparan Dessy, selama 2020 terjadi penurunan penjualan spareparts sebesar 20,2 persen dibandingkan 2019 karena terdampak pandemi. Produksi sempat terhenti dan permintaan menurun. 

"Dari 2018 sparepart Suzuki selalu meningkat, penjualan naik 106,1 persen. Namun sejak awal 2020, pandemi berimbas ke semua sektor industri termasuk Suzuki, sehingga terjadi penurunan. Namun di 2021 sudah recovery, perkiraan ditambah November dan Desember penjualan kami naik 108,8 persen," katanya. 

Secara kontribusi, bisnis spareparts Suzuki ditopang dari divisi roda empat sebanyak 64,9 persen, kemudian disusul roda dua 33,9 persen, lalu sisanya dari OBM (Outboard Motor/mesin kapal) sebanyak 1,2 persen. 

Dari ketiga model bisnis itu, yang paling dominan adalah penjualan Suzuki Genuine Part (SGP) semuanya di atas 50 persen, kemudian disusul Suzuki Genuine Oil (SGO), dan aksesori. 

Baca Juga: Suzuki S-Presso Vs Suzuki Karimun Wagon R, Spesifikasi Unggul Mana?

Upayakan Penjualan Lewat Aplikasi dan Pembangunan Diler Baru 

Cara yang ditempuh SIS tak sampai di situ. Sejalan dengan ketentuan pembatasan jarak maupun pengendalian mobilitas, Suzuki juga semakin menggencarkan penjualan spare part melalui platform digital. Upaya ini akhirnya dapat mengakomodasi konsumen yang butuh suku cadang maupun oli dengan mudah dan aman. 

Jadi tak perlu repot keluar rumah pergi ke bengkel Suzuki terdekat, dengan mengakses aplikasi My Suzuki, segala aktivitas penjualan spare part, oli, dan aksesori resmi bisa dilakukan di sana. Termasuk untuk model yang sudah disuntik mati selain yang telah dijelaskan di atas, misanyal Suzuki Spin, Skydrive, Shogun, dan untuk mobilnya seperti Suzuki Aerio, atau Splash. 

"Berkat aplikasi My Suzuki dari 2018 sampai 2021 penjualan kami meningkat di atas 200 persen, karena ada PPKM lebih banyak yang kerja dari rumah, My Suzuki bisa membantu kustomer yang tidak bisa keluar rumah," katanya.

Selanjutnya konsumen bisa memasang suku cadang, menggunakan fluida seperti oli dan sebagainya hingga aksesori asli dari Suzuki sendiri. Namun perlu ingat, bila menempuh cara itu maka garansi sparepart akan hangus. 

Oleh karena itu Dessy merekomendasikan pemasangan sparepart selalu dilakukan di bengkel resmi Suzuki. Sebab akan tercover jaminan atau garansi untuk motor selama 3 bulan atau 5.000 km, kemudian mobil selama 12 bulan atau 20.000 km. 

Baca Juga: Jadi Varian Baru, Suzuki Ertiga Suzuki Sport Suguhi Fitur Komplit Penampilan Sporty