
Honda Accord
Kelebihan dan Kelemahan Honda Accord Maestro, Mercy E-Class Ala Jepang Era 90-an

Kelebihan dan kekurangan Honda Accord Maestro berikut ini adalah hal yang patut kalian pahami. Terutama jika kalian hendak meminang sedan Jepang yang ikonik di era 1990-an tersebut.
Honda Accord Maestro bekas adalah sedan medium yang sampai saat ini masih banyak peminatnya, terutama mereka yang mau nostalgia ke era 90-an. Nama Accord sudah sejak lama digunakan sebagai model sedan top of the line Honda di Indonesia.
Salah satu generasi Honda Accord yang kini kembali naik daun yaitu Accord Maestro. Honda Accord Maestro sejatinya adalah Accord generasi keempat. Sedan jepang ini memang sudah lama menajdi simbol kemapanan seseorang. Maestro debut di Jepang pada 1989, namun baru masuk ke Indonesia medio tahun 1990.
Sosoknya menggantikan Accord Prestige yang merupakan generasi ketiga Honda Accord. Namun Maestro mengalami banyak perubahan dibanding Prestige. Termasuk dari segi dimensi tubuh dan kelengkapan fiturnya.
Dengan segala kenyamanan dan kenyamanan terbaik yang jadi kelebihan Honda Accord Maestro, menjadikannya layak disejajarkan dengan Mercedes-Benz E-Class di era 90-an. Apakah itu berlebihan? Tidak juga kok mengingat E-Class seri W124 punya banyak tipe.
Untuk Accord Maestro ini layak disejajarkan dengan E220 atau 230E, bahkan, Accord Maestro unggul di sisi fitur AC yang telah memakai auto climate seperti mobil keluaran baru.
Penasaran seberapa kerennya sedan bongsor yang pasaran bekasnya cuma Rp40 jutaan ini? Mari kita bahas lebih lengkap kelebihan dan kekurangan Honda Accord Maestro dalam tulisan di bawah ini.
Baca juga: Kilas Balik Sejarah Honda Accord di Indonesia, Generasi Maestro dan Cielo Paling Ikonik
Kelebihan Honda Accord Maestro
Sebelum membahas kelebihan dan kekurangan Honda Accord Maestro, kita coba kulik lebih dulu apa saja hal yang menarik dari generasi keempat Honda Accord ini.
1. Sedan Medium yang Lega

Honda Accord CB7 atau yang disebut sebagai Accord Maestro hadir dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan Accord generasi terdahulu dengan penamaan familiar, Accord Prestige. Walau life cycle-nya cuma sebentar, yaitu 1990-1993 namun Accord Maestro dikenang sebagai sedan yang nyaman dengan mesin cukup powerfull.
Selain itu Maestro juga banyak dipilih lantaran menyajikan kenyamanan berkendara, baik untuk pengemudi maupun penumpang belakang. Wheelbase yang mencapai 2.720 mm dan panjang bodi 4.685 mm membuat kabinnya lega, atau mungkin yang terluas di segmen sedan sekelasnya.
Dimensi Honda Accord Maestro CB7 | |
---|---|
Panjang | 4.685 mm |
Lebar | 1.695 mm |
Tinggi | 1.389 mm (1990-1991), 1.341 mm (1992-1993) |
Jarak sumbu roda | 2.720 mm |
2. Punya Fitur yang Tak Ada Dirivalnya

Pada era 90-an, bisa disebut sebagai masa dimana Honda jor-joran dalam pengembangan teknologi dan built quality mobil mereka yang dijual di Indonesia. Pada seri tertentu, Honda Accord Maestro bahkan ada yang memiliki fitur for wheel steering yang diadopsi dari Honda Prelude. Fitur ini memungkinkan kedua roda belakang ikut berbelok apabila setir di putar, suatu teknologi yang tidak ada di kompetitornya.
Baca juga: Honda Accord RS e:HEV 2024 Resmi Meluncur di Indonesia, Nyaris Semiliar Ini Kehebatannya
3. Nyaman Dikendarai

Accord Maestro pre facelift yang diproduksi pada rentang 1990-1992 mengusung mesin 2.0 liter karburator. Pada tahun 1991, Honda menawarkan Accord dengan teknologi 4WS (4 Wheel Steering) dengan populasi yang sangat terbatas.
Pada tahun 1992 Honda Accord ini mengalami minor change dimana fuel injection PGM-FI jadi perangkat standar pada semua unit. Mesin 2.0 liter PGM-Fi yang mampu memproduksi 110 hp jadi andalan Accord Maestro.
Tampilan eksterior Honda Accord Maestro terlihat pipih, namun bagian atap mobil ini masih tetap agak tinggi dan kaca-kacanya yang lebar. Ini membuat pandangan saat nyetir mobil ini terlihat luas juga karena pilar-pilarnya yang kecil.

Interior berkualitas tinggi mencitrakan kesan mewah dan solid, dimana kita masih bisa merasakan panel interior dengan lapisan softpad yang lembut dan empuk. Meskipun tak pakai wood panel, tapi interiornya terkesan solid, bukan seperti Honda zaman sekarang yang dikenal sering mengurangi fitur untuk produk versi Indonesia.
Duduk di kursi Accord Maestro pun kita serasa duduk di sofa, apalagi di kursi belakang yang luas. Lapisan beludru di kursi begitu lembut, dan bahkan jadi pelapis di plafon. Joknya sangat nyaman menopang pinggul dan punggung, dengan legroom dibelakang pun masih sangat nyaman.
Kualitas beludrunya pun untuk mobil berumur 21 tahun masih cukup awet dan tidak belel. Inilah bukti kalau Honda jor-joran dan masih royal untuk memproduksi sedan terbaik mereka supaya awet dipakai.
Baca juga: Rating: Honda Accord – Big Sedan Paling Pintar Dengan Banderol Paling Mahal. Layakkah?
4. Teknologinya Setara Mobil Keluaran 2000-an

Bicara fitur, inilah poin positif berikutnya dari Accord Maestro. Pertama, fitur AC auto climate single zone, fitur yg baru tersedia di Accord Maestro versi injeksi, hal yang benar-benar advance di zaman 90-an dulu.
AC di Accord Maestro tergolong bandel karena sampai sekarang masih bisa dinikmati kesejukannya dengan prima dan hembusannya bisa dirasakan sampai ke belakang. Panel AC ini juga cukup unik dan keren, karena bisa kita tutup supaya konsol tengah terlihat rapi tanpa banyak tombol-tombol. Tak kalah menarik yaitu pada panel instrumen di dashboard Accord Maestro.

Speedometernya masih bergaya analog ala 90an, tapi kerennya sudah dilengkapi indikator ‘individual door’. Jadi kita tahu pintu mana yang masih terbuka/kurang rapat, dan baru banyak ditemukan di mobil jaman sekarang yang punya fitur tersebut, contohnya di Toyota Sienta tipe Q.
Baca juga: Konsumsi BBM Toyota Camry, Paling Irit Dibanding Honda Accord dan Sedan Sejenis
5. Mesin Honda Accord Cukup Jumawa

Nilai plus lain yang bisa kita nikmati dari sebuah Accord Maestro dengan usia nyaris 30 tahun yaitu performa mesin yang jempolan. Dimulai dari edisi pertama keluaran 1990 bermesin 2.000 cc dengan rasio kompresi 9,1:1 dan karburator sebagai pemasok bahan bakar, sanggup menghasilkan tenaga sebesar 115 Hp pada 5300 rpm dan torsi 150 Nm pada 3500 rpm.
Pada tahun 1992, Honda mengganti karburator Maestro dan menggantinya dengan sistem injeksi PGM-Fi. Mesin yang dipakai kodenya berubah menjadi A20NA, masih dengan 2.000 cc SOHC 16 valve namun rasio kompresi dinaikkan menjadi 9,5:1 dan penggunaan sistem injeksi elektronik. Tenaga maksimum yang diraih adalah 133 hp pada 5.300 rpm dan torsi 179 Nm pada 5.000 rpm.
Angka tenaga segitu termasuk cukup besar pada era 90-an, sedikit lebih besar dari W124 230E bermesin 2.300 cc dengan tenaga 131 hp pada 5.100 rpm dengan torsi 198 Nm pada 3.500 rpm. Urusan lari, Maestro tak bisa dipandang sepele.
Baca juga: Honda Accord Vigor, Sedan Pop-Up Unik yang Tak Kalah Menarik dari Mazda Astina
Kekurangan Honda Accord Maestro
Terlepas dari segala keunggulannya, sebuah kendaraan pasti punya juga kelemahan, tak terkecuali pada Accord Maestro ini. Berikut beberapa kekurangan Honda Accord Maestro sebagai bahan pertimbangan jika Anda hendak membelinya.
1. Mesin Ber-cc Besar Banyak Minumnya

Accord Maestro naik daun karena menjadi salah satu mobil era 90-an yang relatif minim masalah. Tetapi dengan mesin 2.000 cc dan tenaga besar, konsekuensi yang harus ditanggung oleh pengguna Honda Accord Maestro ialah konsumsi bahan bakar yang lumayan boros apalagi pada versi karburator yaitu hanya mencapai 8 km/liter saja.
Baca juga: 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Bergaya JDM dengan Harga Rp100 Jutaan, Apa Saja?
2. Komponen Electrical Termakan Usia

Punya fitur segudang tentunya berbuntut pada dua sisi mata uang, bisa jadi kelebihan dan kelemahan Honda Accord Maestro sekaligus. Nilai positifnya, kalian dimanjakan oleh sosok mobil yang usianya sudah lebih dari satu dekade namun punya fitur mirip kendaraan masa kini.
Namun lantaran usia pakai itu pula, sejumlah komponen kelistrikan dikeluhkan sebagian pengguna Maestro mulai bermasalah dan butuh peremajaan. Jadi siapkan budget jika hendak membeli mobil ini kalau-kalau butuh opname untuk kasus yang sama.
3. Mobil Ceper Kadang Bikin Masalah

Ground cleareance mobil ini juga terbilang rendah atau ceper, karena desainnya yang pipih. Ini membuat penggunanya sedikit was-was kala harus jalan keluar kota, karena khawatir nyangkut atau gasruk di kolong. Selain itu perhatikan kaki-kaki karena penyakit mobil Honda tua biasanya ada pada cv joint dan sebagainya.
Baca juga: Review Honda Accord 2020: Sporty Dilengkapi Fitur Honda Sensing
Kesimpulan
Dengan harga antara Rp40-50 juta untuk pasaran harga bekasnya, menimbang kelebihan dan kekurangan Honda Accord Maestro, kami rasa harganya tak terlalu mahal bila dibandingkan dengan kenyamanan maupun performa yang disajikan.
Dari sisi desain mungkin sudah ketinggalan zaman, tapi kenyamanannya masih pantas diadu dengan sedan keluaran terbaru apalagi jika pilih Accord Maestro transmisi matic yang unitnya tergolong jarang.
Jangan khawatir soal perawatannya, matic mobil Honda keluaran era 90-an tergolong badak sehingga minim masalah. Cukup melakukan penggantian oli transmisi secara rutin untuk menjaga kinerja transmisi tetap optimal.
FAQ
Honda Accord Maestro tahun berapa?
Honda Accord Maestro sejatinya adalah Accord generasi keempat. Maestro debut di Jepang pada 1989, namun baru masuk ke Indonesia medio tahun 1990 dan berakhir di tahun 1993.
Apakah accord maestro boros?
Accord Maestro naik daun karena menjadi salah satu mobil era 90-an yang relatif minim masalah. Tetapi dengan mesin 2.000 cc dan tenaga besar, konsekuensi yang harus ditanggung oleh pengguna Honda Accord Maestro ialah konsumsi bahan bakar yang lumayan boros apalagi pada versi karburator yaitu hanya mencapai 8 km/liter saja.
Berapa cc mesin Accord Maestro?
Edisi pertama keluaran 1990, Accord Maestro bermesin 2.000 cc karburator yang sanggup menghasilkan tenaga sebesar 115 Hp pada 5.300 rpm dan torsi 150 Nm pada 3.500 rpm. Pada tahun 1992, Honda mengganti karburator Maestro dan menggantinya dengan sistem injeksi PGM-Fi. Mesin yang dipakai kodenya berubah menjadi A20NA, masih dengan 2.000 cc SOHC 16 valve dan memiliki tenaga maksimum 133 hp pada 5.300 rpm dan torsi 179 Nm pada 5.000 rpm.

Sanz Editor
Berpengalaman di beberapa media online. Bermula menjadi reporter otomotif di situs yang lain hingga kini menjadi Editor di Autofun Indonesia. Penghobi mobil lawas dan anak 90-an banget. FB:Yongki Sanjaya Putra
Merek Mobil Terkenal di Indonesia
Berita Terkini
Tips Mudik Lebaran Aman dan Nyaman Ala Rifat Sungkar
Begini Strategi Ford untuk Pasar Indonesia Biar Nama Besarnya Berkibar Lagi
Ada Fitur Ini Nyetir Mitsubishi XForce Ultimate with Diamond Sense Tak Cepat Pegal
Ban Mobil Pecah di Jalan, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Honda Luncurkan Tiga Mobil Hybrid Baru di 2025, Termasuk yang Diproduksi Lokal
Mobil Rekomendasi
- Populer
- Terbaru
-
Toyota Kijang...
Rp 339,60 Juta - Rp 467,00 Juta
-
Toyota Avanza
Rp 189,80 Juta - Rp 295,80 Juta
-
Honda Brio
Rp 167,90 Juta - Rp 253,10 Juta
-
Daihatsu Sigra
Rp 120,65 Juta - Rp 182,60 Juta
-
Toyota Calya
Rp 170,20 Juta - Rp 190,00 Juta
-
Subaru Crosstrek
Rp 549,50 Juta
-
Chery Omoda...
Rp 334,80 Juta - Rp 493,80 Juta
-
Suzuki Grand...
Rp 359,40 Juta - Rp 384,40 Juta
-
Wuling Alvez
Rp 209,00 Juta - Rp 295,00 Juta
-
Subaru WRX...
Rp 975,50 Juta - Rp 1,03 Miliar