Pada saat diluncurkan, diketahui masih Avanza generasi pertama hadir dalam dua varian yaitu 1.3E dan 1.3G.
Kedua model tersebut menggunakan mesin berkapasitas 1.300 cc 4 silinder dengan kode K3-DE yang masih menganut teknologi Electronic Fuel Injection (non VVT-i).
Selang beberapa bulan kemudian, tepatnya di Juli 2004 PT Toyota Astra Motor (TAM) baru menghadirkan teknologi VVT-i pada Avanza dengan mesin berkode K3-VE namun masih berkapasitas 1.300 cc 4 silinder.
Barulah di Juli 2006, TAM menghadirkan satu varian lagi dari Avanza yang bermesin 1.500 cc 4 silinder VVT-i dengan kode 3SZ-VE, tipe ini dinamakan Avanza S.
Meskipun Toyota Avanza gen 1 sudah ada dua dekade, namun sayangnya sampai dengan saat ini masih banyak orang yang belum mengetahui apa perbedaan VVT-i dan non VVT-i.
Daripada penasaran, simak perbedaan perbedaan VVT-i dan non VVT-i di bawah ini.
Sebelum bicara lebih jauh, sebaiknya ketahui lebih dulu apa itu teknologi VVT-i dan fungsinya pada mesin kendaraan bermotor.
VVT-i merupakan singkatan dari Variable Valve Timing-Intelligent, dan teknologi tersebut disematkan pada mobil Toyota saat ini yang sebenarnya sudah diterapkan sejak tahun 1991.
Penggunaan teknologi ini pada mesin kendaraan bermotor memiliki beberapa dampak keuntungan, mulai dari tenaga mesin yang bisa lebih tinggi, torsi meningkat, serta dibarengi efisiensi penggunaan bahan bakar.
Kerja dari teknologi VVT-i mampu mengatur sistem kerja buka tutup katup (valve timming) pemasukan bahan bakar (intake) secara elektronik dan otomatis.
Sistem VVT-i memanfaatkan overlap atau waktu terbukanya katup intake dan exhaust secara bersamaan.
Saat putaran mesin masih rendah atau konstan maka terbukanya valve timing akan mundur sehingga katup intake baru terbuka setelah katup exhaust tertutup penuh, dengan harapan bahan bakar tidak ada yang terbuang ke katup exhaust.
Sedangkan saat mesin sedang membutuhkan tenaga besar maka timing bukaan katup intake akan terbuka terlebih dahulu sebelum katup exhaust.
Kondisi tersebut bertujuan mempercepat masuknya campuran bahan bakar dan udara saat mesin sedang membutuhkan tenaga penuh sehingga dapat mengoptimalkan kerja mesin pada setiap kecepatan tapi konsumsi bahan bakar tetap lebih efisien.
Sistem kerjaVVT-i ini mengandalkan alat pintar bernama Electronic Control Unit (ECU) yang tugasnya mengatur kecepatan buka tutup valve timming menyesuaikan dengan kecepatan mesin, volume udara masuk, posisi throttle (accelerator) dan temperatur coolant mesin.
Dengan begitu, suplai bahan bakar dan udara yang diatur oleh katup membuat pembakaran menjadi lebih sempurna.
Di samping itu, gas buang yang dihasilkan juga cenderung lebih bersih dan ramah lingkungan.
Hal ini tentunya berbeda dari sistem pengaturan katup yang belum menggunakan teknologi VVT-i.
Tanpa VVT-i maka sering kali terjadi ketidaktepatan waktu buka-tutup katup pemasukan bahan bakar sehingga bensin yang masuk akan terbuang percuma.
Mobil yang belum memakai teknologi VVT-i juga memiliki kinerja yang kurang optimal karena suplai bahan bakar yang diterima tidak sesuai kebutuhan.
Pada mesin Non VVTi, timing katup biasanya dikunci dan tidak bisa diubah sesuai kebutuhan.
Hal ini membuat mesin Non VVTi kurang efisien karena tidak bisa menyesuaikan dengan kecepatan yang berbeda-beda.
Selain itu, mobil non VVT-i juga kerap dianggap kurang ramah lingkungan karena ada cukup banyak bahan bakar yang terbuang saat hendak berakselerasi.
Dengan hadirnya sistem Variable Valve Timing-Intelligent (VVT-i), mobil tentunya akan lebih bertenaga. Disisi lain, mobil juga terasa lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar.
Perbedaan VVT-i dan Non VVT-i Pada Toyota Avanza Generasi Pertama
Seperti yang sudah dijelaskan tadi, dengan adanya teknologi VVT-i, mobil dirasa lebih hemat bahan bakar dibandingkan dengan kendaraan yang belum menggunakan teknologi ini.
Bahkan ketika kalian mampu mengendarainya dengan memperhatikan teknik Eco Driving, kemungkinan mesin dapat menghemat penggunaan bahan bakar hingga 30% jika dibandingkan dengan mesin non VVT-i.
Perbedaan lain dari kedua mesin yang sudah menggunakan teknologi VVT-i dan non VVT-i semakin terasa ketika melihat torsi yang dihasilkan.
Kendaraan yang dibekali teknologi VVT-i diketahui juga mampu menghasilkan torsi cukup besar dalam putaran mesin rendah, serta dapat memperoleh horsepowermelimpah pada putaran mesin tinggi.
Namun untuk Anda yang membutuhkan kendaraan dengan tenaga besar di RPM tinggi, mungkin akan lebih cocok memakai mesin non VVT-i.
Perbedaan VVT-i dan non VVT-i lainnya bisa pula dilihat dari segi perawatan (maintenance) dari mesin tersebut.
Walau pun memiliki banyak keuntungan bagi kendaraan, ternyata mesin yang pakai teknologi VVT-i juga mempunya beberapa kekurangan.
Misalnya dari segi perawatan yang cenderung lebih sulit dibanding mesin non VVT-i.
Hal ini dikarenakan teknologi VVT-i dilengkapi teknologi elektronik yang cukup kompleks seperti aktuator, beberapa sensor, hingga module control, maka untuk perawatannya dibutuhkan perhitungan yang cermat.
Perlu alat khusus dan teknisi berpengalaman yang bisa mengerjakan perawatan mesin VVT-i, kondisi ini berbeda dengan mesin non VVT-i yang cenderung lebih mudah dalam hal perawatan berkalanya.
Mesin VVTi biasanya dihadirkan pada kendaraan yang mengutamakan efisiensi bahan bakar dan performa, seperti MPV, sedan, dan hatchback.
Sedangkan mesin non VVTi umumnya dihadirkan pada kendaraan yang memprioritaskan performa yang stabil dan daya angkut yang lebih besar, seperti SUV, pickup, atau truck.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.