Perilaku arogan saat berkendara lumrah ditemukan saat kita berkendara. Entah kapanpun atau dimanapun pasti ada sosok mobil yang penggunanya bersikap arogan atau mau menang sendiri.

Pada masa sekarang, kita sering menjumpai banyak pengguna Mitsubishi Pajero Sport atau Toyota Fortuner bersikap arogan di jalan, seperti ugal-ugalan atau mau menang sendiri di jalanan. 

Arogansi berkendara sebenarnya sudah cukup lama dijumpai, meskipun dulu tidak semasif sekarang. Namun demikian intinya tetap mirip, arogansi ini muncul agar pengendara lain segan dan takut. 

Baca juga:

Sering Bikin Bingung, Ini PerbedaanToyota Land Cruiser dan Prado

5 SUV 4X4 Harga 100 Jutaan, Motuba yang Siap Berjibaku di Segala Medan (Part 2)

FAQ Toyota Land Cruiser 300 Series: Selain Tampang yang Berubah, Fitur Apakah Lebih Baik?

Era 80an dimana industri otomotif di Indonesia mulai berkembang seiring bertumbuhnya perekonomian.  Pilihan mobilnya juga cukup banyak, dan mobil dasawarsa 80an ini sistem mekanikal dan elektrikal masih saling melengkapi bukan menggantikan seperti mobil-mobil modern jaman sekarang. 

Mobil sebagai simbol status pun tak jarang menimbulkan arogansi dari penggunanya. Apa saja arogansi pada masa itu? Ini penjelasannya. 

Toyota Land Cruiser Hardtop Army Look, Mobil Arogan Ala-ala Militer

Era 80an menjadi masa dimana popularitas Toyota Land Cruiser FJ40 begitu hits. Bahkan mobil ini sempat dikenal sebagai mobil penculik, karena seringkali digunakan dalam adegan penculikan anak-anak pada masa tersebut. 

Umumnya para pengguna atau pemilik Land Cruiser FJ40 ini berasal dari kalangan atas atau petinggi militer dan polisi. Mobil ini biasanya juga digunakan oleh bos perusahaan maupun tuan tanah, atau bahkan bos preman. Bentuk yang maskulin dan gagah membuat kepercayaan diri pengemudinya langsung membuncah. 

Hampir mirip seperti sekarang, sebagian pengguna Land Cruiser memodifikasi mobilnya agar mirip seperti mobil dinas militer atau army look. Mobilnya dipasangi Rotator warna merah dan sirene model pemadam kebakaran yang dipasang di fender depan kanan dan kiri. 

"Jadi di tahun 80an ketika ABRI masih berkuasa dengan gagahnya, maka mobil yang terlihat arogan adalah Toyota Hardtop/Canvas dengan Rotator warna merah dan sirene model pemadam kebakaran yang dipasang di fender depan kanan dan kiri. Warna mobilnya pun di cat warna hijau tentara. Jadi mirip mobil dinas kemiliteran atau istilahnya Army Look," sebut Bagus Santoso dalam forum Quora. 

Namun demikian, arogansi yang dilakukan hanya seputar modifikasi, bukan perilaku berkendara. Tujuannya dulu hanya sekedar gagah gagahan supaya nggak disenggol preman kampung atau oknum polisi di jalan.

"Sampai akhirnya keluar peraturan yang melarang jip sipil yang bukan anggota TNI/mobil dinas di cat warna hijau ABRI atau Army Look kalau bukan untuk kepentingan negara. Maksudnya adalah agar masyarakat tidak terintimidasi dengan mobil warna hijau ABRI atau arogansi orang yang punya mobil Hardtop," jelas Bagus. 

Kini, Toyota FJ40 mayoritas digunakan sebagai mobil hobi kalangan paruh baya. Entah untuk main off road atau berkendara saat akhir pekan. Hardtop ini juga identik sebagai mobil angkutan wisatawan yang berkunjung ke Gunung Bromo. 

BMW Seri 3 E30, Mobilnya Anak Muda Tajir

BMW sudah sejak dulu menjadi mobilnya anak muda, sehingga tak jarang muncul sikap angkuh dari penggunanya. Demografi pengguna BMW relatif anak muda, 20-an sampai 30-an yang berasal dari background anak keluarga kaya, atau eksekutif muda.

Dari jaman dulu BMW itu keren, karena rivalnya yaitu Mercedes-Benz bentuknya masih kotak. Desain Mercy yang mature  hanya dipakai cukong setengah baya berperut buncit. 

Sebagai gambaran, setelah beberapa tahun bekerja, mereka punya cukup uang untuk upgrade mobil. BMW dianggap cocok untuk pengemudi handal yang agresif, dan membuat penampilan jadi keren. 

Sudah keren, performa BMW juga tidak malu-maluin. Mobil BMW didesain untuk pengemudi, bukan untuk disupirin. Itulah mengapa BMW E30 juga digunakan dalam serial film Catatan Si Boy yang ikonik. 

Eksekutif muda 80an yang mencari mobil keren dan agresif cenderung tertarik dengan BMW. Pengemudi Civic arogan yang naik kasta juga pindah ke BMW. Pengemudi Lancer doyan balap ikut pindah ke BMW, hingga akhirnya pengemudi arogan numpuk di merk BMW.

Bukan menggeneralisir, namun karena posisinya yang ada di pucuk kasta mobil sedan compact performa tinggi yang harganya terjangkau bagi orang Indonesia. Ini membuat beberapa pengguna BMW E30 era itu kadang doyan ngebut  atau balap liaran ketika malam hari. 

Namun demikian pada era tersebut pengemudi mobil mewah tidak bersikap arogan saat berkendara. Bahkan kini para pengguna BMW E30 malah begitu santun karena mereka ingin menikmati sensasi berkendara santai di balik kemudi mobil retro.