Sebagai MPV (Multi Purpose Vehicle) 7-seater yang tangguh dan bisa diandalkan, keberadaan Kijang Innova sekaligus menggantikan posisi Kijang Kapsul yang telah disuntik mati beberapa bulan sebelum kehadiran mobil ini.
Memiliki kode AN40, Toyota Kijang Innova generasi pertama ini memiliki life time yang cukup panjang, lantaran diproduksi hingga 2015.
Namun beberapa kali PT Toyota Astra Motor (TAM) melakukan facelift atau minor change, seperti di tahun 2008 ketika Innova diketahui mendapat sedikit upgrade pada tampilan serta teknologinya.
Dari sisi kosmetik, Innova Gen 1 facelift pertama ini mendapat ubahan pada bagian gril depan, lekuk bemper depan, desain keempat velg, model lampu belakang, serta ada tambahan chrome garnish di bagian bawah kaca belakang pada tipe tertentu.
Sementara itu TAM juga melakukan beberapa penyempurnaan dari sisi teknis, seperti sistem kemudi yang mulai pakai model Rack and Pinion dengan Engine Speed Sensing Power Steering.
Kemudian di bagian mesin juga diaplikasikan teknologi VVT-I alias Variable Valve Timing Intelligent, yang tugasnya mengatur kinerja cahmshaft untuk menyesuaikan dengan kebutuhan mesin.
Dengan adanya upgrade teknologi, membuat konsumsi BBM Toyota Kijang Innova bensin model facelift diyakini lebih efisien dibandingkan model sebelumnya.
Konsumsi BBM Toyota Kijang Innova Bensin 2008-2015 Lebih Hemat karena Standar Emisi Euro2
Seperti yang kami sampaikan di atas, pada 2008 Toyota Kijang Innova bermesin bensin tidak hanya mendapat update di sektor tampilan dan fitur, tetapi juga jantung pacunya yang sudah tersemetkan teknologi Euro2.
Selain lebih hemat bahan bakar, teknologi tersebut diyakini juga mampu mengurangi emisi gas buang.
Tujuan awalnya dibuatnya standar emisi gas buang seperti Euro2, untuk meningkatkan kualitas udara dan kesehatan warga Eropa.
Di dalam standar emisi ini ada upaya menekan emisi Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon (HC), Nitrogen Oksida (NOx), dan Particulate Matter (PM) untuk mesin diesel.
Perlu kalian ketahui, standar emisi gas buang ini di Indonesia kini sudah Euro4, dan dalam setiap tingkatannya, terdapat batasan emisi gas buang yang mesti dipatuhi.
Standar Euro2 di mesin bensin batas emisi CO 2,2 g/km dan HC+NOx 0,5 g/km. Sementara di mesin diesel CO 1 g/km, HC+NOx 0,7 g/km, dan PM 0,08 g/km.
Dengan begitu, untuk mesin bensin batas emisi CO Euro 4 lebih rendah 1,2 g/km dibanding Euro 2.
Sementara untuk mesin diesel CO Euro 4 lebih rendah 0,5 g/km sedang PM-nya lebih rendah 0,17 dibanding Euro 2.
Secara data, mesin bensin 2.0L 1TR-FE VVT-i 16 valve DOHC 1.998 cc pada Kijang Innova 2004-2007 dan 2008-2015 ini menghasilkan tenaga yang sama.
Mesin tersebut mampu memeras tenaga hingga 138 PS pada 5.600 rpm serta torsi 182 Nm di 4.000 rpm dengan rasio kompresi mesinnya berada di angka 9,8 : 1.
Untuk konsumsi BBM-nya, varian pertama Kijang Innova yang belum menganut teknologi Euro2, penggunaan dalam kotanya diketahui dapat menempuh jarak 6 km/liter. Sedangkan untuk luar kota, tercatat angka yang diperolehnya yakni 10 km/liter.
Berbeda dengan Toyota Kijang Innova lansiran 2008-2015 yang sudah menggunakan teknologi Euro2 pada mesinnya.
Beberapa pengetesan yang pernah dilakukan rekan media tercatat bahwa penggunaan dalam kotanya mampu menempuh jarak 8 km/liter.
Adapun ketika melakukan perjalanan luar kota, angka konsumsi BBM Toyota Kijang Innova bensin 2008 yang didapatkan mencapai 11-12 km/liter.
Sebagai informasi, baik Kijang Innova bensin 2.000 cc Euro2 dan non Euro2 ini dikawinkan dengan transmisi manual 5-percepatan serta otomatis 4-percepatan.
Oh iya, perlu kalian ketahui juga, dikutip dari laman Toyota Indonesia, bahan bakar yang pantas digunakan pada mesin bensin Toyota Kijang Innova ini adalah Pertamax dengan angka RON 92.
Meski disarankan untuk selalu menggunakan Pertamax, Toyota Kijang Innova bensin masih bisa menenggak bensin dengan kualitas rendah seperti Pertalite yang mempunyai angka RON 90.
Sebab bila melihat angka kompresi yang dimilikinya berada di angka 9,8 : 1, sebenarnya memang agak nanggung.
Karena RON 92 biasanya digunakan pada mesin berkompresi 10:1. Itulah mengapa mesin Innova bensin masih punya toleransi untuk Pertalite.
Sebagai catatan apabila selalu menggunakan BBM dengan RON rendah dalam waktu yang panjang dan jarang melakukan servis, kerak karbon sisa pembakaran dari BBM tentunya akan lebih banyak menempel pada sistem ruang bakar.
Dengan begitu bisa mengakibatkan mesin mobil menjadi ngelitik dan seperti kehilangan performanya.
Toyota Kijang Innova Bensin Tidak Begitu Berisik Dibandingkan Varian Diesel
Meski Toyota Kijang Innova bermesin diesel sudah menggunakan teknologi common rail, ternyata masih dapat menimbulkan efek polusi suara sebagi ciri khasnya.
Melihat kejadian seperti itu, kenyamanan berkendara tentunya akan berkurang.
Berbeda dengan varian mesin bensinnya, suara yang dihasilkan lebih kecil, sehingga berpergian dalam jangka waktu yang lama akan terasa lebih nyaman.
Kemudian beberapa orang juga kurang menyukai asap yang keluar dari Innova bermesin diesel karena lebih bau dan berwarna dibandingkan asap Innova mesin bensin.
Kenyaman berikutnya didapat dari getaran mesin kedua mobil ini, sebab pada Innova bensin, mesin terasa lebih halus jika melakukan perawatan berkala yang tepat dibanding mesin diesel yang cenderung lebih bergetar.
Konsumsi BBM Toyota Kijang Innova bensin produksi 2004-2007 dengan 2008-2015 ternyata memiliki perbedaan yang cukup banyak meski sama-sama menggunakan mesin dnegan kode serupa.
Adanya tambahan teknologi pada mesin Kijang Innova bensin produksi 2008 ke atas yang sudah menganut standar emisi Euro2 membuat Toyota juga mengubah beberapa hal dari komponen di mesin tersebut dibanding versi sebelumnya.
Dengan begitu konsumsi BBM terbukti lebih hemat dan juga mengurangi emisi gas buang serta lebih halus getarannya.
Alhasil, kenyamanan pemilik mobil ini juga ikut bertambah meski tanpa mengurangi durabilitas seperti yang diwariskan pada Innova model sebelumnya.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.