window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_breadcrumb_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685588617854-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685588617854-0'); });

Mana Lebih Berisiko Pecah Ban: Isi Tekanan Kelebihan Atau Kurang Angin?

Yongki Sanjaya · 8 Jun, 2021 15:30

Mana Lebih Berisiko Pecah Ban: Isi Tekanan Kelebihan Atau Kurang Angin? 01

Tekanan ban bisa menjadi masalah yang membingungkan bagi banyak orang. Berapa banyak tekanan angin yang harus dipompa? Bagaimana jika terlalu sedikit atau terlalu banyak? 

Apabila kita memompa ban terlalu banyak, apakah itu akan membuat ban bisa meledak saat dikendarai? Jika ban dipompa dengan tekanan benar, maka akan meningkatkan kepercayaan diri dan keamanan dalam berkendara dengan lebih baik. Namun ada kalanya kita perlu sedikit mengurangi atau menambah tekanan angin.

Tekanan ban yang cukup keras, atau di atas rekomendasi pabrikan akan memudahkan kita untuk memutar setir menghemat bahan bakar. Ini karena bidang tapak ban kurang bersentuhan dengan jalan, sehingga gesekan dengan aspal berkurang.

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_fourthp_under_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685589129084-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685589129084-0'); });

Kelemahannya, tekanan angin yang kebanyakan mengakibatkan sisi keselamatan berkurang juga. karena kontak karet yang lebih sedikit dengan tanah mengurangi cengkeraman atau traksi ban dengan jalan. Jika kamu menemukan lubang, itu akan menyebabkan lebih banyak guncangan yang dirasakan karena ban menyerap lebih sedikit energi benturan.

Namun sebaliknya, bila tekanan ban dikurangi malah membuat traksi atau cengkraman ban dengan aspal meningkat. Ini karena bidang tapak ban yang bergesekan dengan aspal semakin luas. Ban yang anginnya sedikit dikurangi pun terasa lebih empuk saat melewati lubang atau jalanan yang tidak rata. 

Ini karena dinding ban secara lentur meredam guncangan. Namun karena tekanannya berkurang sebenarnya suspensi mobil ikut kerja keras bila mobil sedang bawa banyak muatan penumpang atau barang. 

Bila tekanan angin berkurang maka Tapak lebih cepat aus, dan mengkonsumsi lebih banyak bahan bakar dari sebelumnya. Dan satu lagi risiko besar yang menghantui, ban kurang angin bisa gampang pecah alias meletus. 

Kok bisa? Kebanyakan orang akan menganggap ban meletus atau pecah karena kelebihan tekanan atau angin namun sebetulnya tidak. 

Alasan Mengapa Ban Kurang Tekanan Angin Rentan Pecah

Mana Lebih Berisiko Pecah Ban: Isi Tekanan Kelebihan Atau Kurang Angin? 01

Tekanan angin yang tinggi membuat dinding ban menjadi tegang. Walau tekanan angin kita tambah hingga 10 psi di atas standar, tidak akan membuat ban menjadi pecah. Justru ketika ban kurang tekanan angin, akan terjadi pecah ban.

Ban akan menahan beban terlalu banyak, menyebabkan panas di dalam ban. Dinding ban pun akan fatigue atau lelah sebagai efek elastis 'mentul-mentul' terus-menerus. Pergerakan elastis dinding ban yang terlalu sering bisa menyebabkan kawat bajanya putus. 

Saat ban kempes, ada bagian dinding ban yang mengalami tekanan berlebihan dari bibir velg. Tekanan besar antara ban dan bibir velg itu bisa menimbulkan gesekan dan panas lebih tinggi dari biasanya, kemudian akhirnya bisa menjadi penyebab pecah ban.

Risiko pecah ban semakin parah apabila Anda mengendarai kendaraan saat berada di kecepatan tinggi. Sebab, tapak ban akan cepat panas saat berputar di kecepatan tinggi. 

Batasan Menambah Tekanan Angin di Ban Mobil

Mana Lebih Berisiko Pecah Ban: Isi Tekanan Kelebihan Atau Kurang Angin? 02

Karena kelebihan tekanan angin risikonya tidak separah kurang angin, kita perlu tahu berapa tekanan ideal untuk ban mobil. Lebih baik menggunakan ukuran tekanan udara yang direkomendasi pabrikan. 

"Antara kurang angin atau lebih, maka lebih baik tekanan anginnya lebih sedikit dari pada kurang angin. Ganti ban merek lain tapi masih ukuran sama atau konversinya, maka tekanan angin tetap sama," beber Zulpata Zainal, On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk saat dihubungi Autofun Indonesia. 

Tekanan ban yang tepat dapat ditemukan pada stiker yang tertempel di pilar pintu pengemudi. Dalam stiker itu dijelaskan standar yang harus dipenuhi, baik ukuran ban, jumlah penumpang, termasuk kecepatan maksimal yang dianjurkan. 

Dalam stiker itu tertera tekanan udara di ban depan dan belakang. Kita bisa menambah atau mengurangi sesuai muatan, sehingga tekanan ban tetap ideal dengan berat mobil

Kamu boleh saja menaikan tekanan sampai 10 persen dari rekomendasi jika mobil dipakai jarak jauh dengan beban seperti mudik. Artinya jika Anda harus menempuh jarak yang jauh, ban harus dipompa sedikit lebih keras dari standar, atau naik sekitar 3 psi. 

"Karena kita menghindari defleksi berlebihan pada dinding samping ban. Kelebihan tekanan angin yang cukup banyak, akan mengakibatkan dinding samping ban cepat rusak," jelas Zulpata. 

Jangan lebih dari angka tersebut untuk menghindari efek pemuaian yang besar di permukaan jalan yang panas. Bila tekanan angin terlalu besar juga akan lebih mudah menyebabkan ledakan atau kebocoran.

Mengecek tekanan angin di ban mobil sangatlah mudah. Anda cukup menyesuaikan tekanan angin dengan berat muatan atau rekomendasi maksimum yang tertera di pintu pengemudi. 

Anda pun bisa mengisi sendiri, menggunakan fasilitas yang tersedia di SPBU. Caranya, tekan tombol untuk memasukkan jumlah tekanan angin yang dibutuhkan di layar, kemudian Anda tinggal colok alat pengisi ke pentil ban. Pastikan saat memeriksa ban ini dalam kondisi dingin.  

Yongki Sanjaya

Editor

Berpengalaman di beberapa media online. Bermula menjadi reporter otomotif di situs yang lain hingga kini menjadi Editor di Autofun Indonesia. Penghobi mobil lawas dan anak 90-an banget. FB:Yongki Sanjaya Putra

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_relatedmodel_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685589152548-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685589152548-0'); });
window._taboola = window._taboola || []; _taboola.push({ mode: 'thumbnails-stream-2x2-desk', container: 'taboola-stream-widget-thumbnails-desktop', placement: 'Stream Widget Thumbnails Desktop', target_type: 'mix' });

Harga tukar tambah yang adil

2021 Toyota Raize 1.0T G MT

Upgrade

Tambahkan mobil Anda

Gak mau tukar tambah?  Pilih Mobil