Mitsubishi Motors Corporation memiliki pandangan bahwa mobil hybrid di Asia Tenggara merupakan langkah agar tetap dapat berkompetisi. Hal ini sesuai dari pernyataan Takao Kato – Chief Executive MMC yang dikutip dari Reuters dalam sebuah wawancara.

Memang saat ini banyak produsen yang telah mengadopsi sistem baterai untuk motor listrik pada mobil atau battery electric vehicles (BEVs). Tujuannya tentu untuk menekan emisi karbon (Co2). Namun Kato mengatakan bahwa untuk saat ini mobil jenis hybrid yang mengabungkan mesin bensin dan listrik masih menjadi pilihan paling masuk akal. Hal ini mengingat berbagai aspek di Negara –negara Asia Tenggara.

Pada tahun fiscal Mitsubishi Motors yang berakhir Maret 2020, tercatat telah melakukan penjualan mobil hybrid sebanyak 280.000 di beberapa Negara dengan empat pasar terbesar berada di Indonesia, Thailand, Vietnam dan Filipina.

Mungkin tergolong kecil tetapi sangat bagus sebagai langkah awal, terlebih cukup banyak pengurangan mobil mesin bensin maupun diesel. Begitu pula dengan Indonesia yang menargetkan menjadi bagian dalam mobil listrik atau rencana Inggris yang akan melarang mobil bensin pada tahun 2030.

Memang Mitsubishi Motors Thailand telah memulai produksi Mitsubishi Outlander PHEV 2021. Dan Kato juga mengatakan bahwa renacana MMC akan menambahkan lebih banyak model hybrid ke jajaran produk Asia Tenggara.

Selain Mitsubishi Outlander PHEV 2021, pihak Mitsubishi juga akan meluncurkan Mitsubishi Xpander versi Hybrid untuk beberapa pasar di Asia Tenggara. Dan diperkirakan Mitsubishi Xpander Hybrid akan mulai hadir pada 2023.

Untuk saat ini, kami masih memiliki Xpander bertenaga bensin 1,5 liter MIVEC yang laris dan sangat praktis. Jadi siapa pesaing yang akan dilawan Mitsubishi Xpander Hybrid, apakah Toyota Avanza yang akan menggunakan gerak roda depan (FWD) juga menggunakan Hybrid untuk versi 2021?

Mmmhh.. bagaimana menurut anda?