Tidak sedikit bisa kita temukan mobil penumpang bermesin diesel. Bahkan beberapa menjadi pilihan favorit ketika sedang mencari unit yang irit sekaligus bandel. Sebut saja Isuzu Panther, Toyota Innova, Fortuner, dan Mitsubishi Pajero Sport. 

Aplikasi mesin ini pun cukup menjamur di luaran sana. Dari sedan sampai juga ke kelas hatchback. Ambil contoh Honda Civic yang di beberapa negara hadir mengadopsi mesin diesel. Tidak ketinggalan merek premium Eropa seperti BMW dan Mercedes-Benz kerap sajikan opsi unit diesel di berbagai model. 

Merekalah bukti kesaktian sebuah alternatif mesin bensin. Dikenal tangguh dan efisien, belum lagi siapkan torsi besar terutama ketika didorong pemadat udara seperti turbocharger. Terbukti juga kehebatannya di ajang balapan sehari semalam sekelas LeMans. Sanggup berlari lebih jauh meski bukan paling kencang.

Nah, kalau melirik sejarah, unit diesel untuk mobil sendiri bisa dikategorikan sebagai temuan “baru”. Atau, setidaknya baru muncul cukup jauh setelah kelahiran mobil pertama yang diakui, Benz Patent-Motorwagen pada 1886. Masih setelah Ford Model T merajalela pula.

Baca juga: Ternyata Ini Penyebab Mesin Diesel Menjadi Loyo!

Awal Penemuan Mesin Diesel Bukan untuk Mobil

Diesel sendiri merupakan nama dari sang penemu yakni Rudolf Diesel. Dilansir dari Dieselnet, ia menemukan motor pembakaran internal yang efisien pada 1890-an. Tidak perlu disulut api, proses pembakaran sendiri terlaksana akibat panas dan tekanan tinggi dari kompresi udara di dalam ruang tertutup. 

Ledakan tenaga lantas tercipta ketika kontak langsung dengan bahan bakar. Disemprot persis ketika udara telah ditekan dan memanas. Ini jadi salah satu alasan mengapa ia lebih efisien. Campurannya sendiri lebih banyak udara ketimbang BBM lantaran tidak dihisap secara bersamaan. 

Pada awalnya, temuan ini dimanfaatkan sebagai pengganti mesin uap stasioner lantaran memiliki kecepatan rendah. Berbagai pengembangan terlaksana dan akhirnya menemukan jalan ke alat transportasi. Mulai 1910-an mejeng di kapal dan kapal selam serta lanjut ke lokomotif berikut kendaraan komersial pada 1920-an. 

Mercedes-Benz 260 D, Seri Produksi Pertama yang Dirancang Mengusung Mesin Diesel

Mungkin kita kurang familiar dengan Mercedes-Benz bermesin diesel. Sebagian bahkan bisa jadi tidak terbayang bagaimana sebuah sedan premium memanfaatkan mesin yang terkenal kasar, berisik, dan bau. Meski begitu, perlu diketahui bahwa pabrikan berlambang Three Pointed Star adalah salah satu pionirnya. Pun di luaran sana, Mercedes-Benz justru dikenal dengan mesin badak satu ini.

Semua bermula dari upaya pabrikan untuk menjebloskan unit diesel komersial ke passenger car. Memodifikasi mesin enam silinder jadi empat silinder berkapasitas 2.600 cc. Alhasil, lahirlah model 260 D dengan kode sasis W138 pada Februari 1936 – baru datang setengah abad setelah Carl Benz mengenalkan mobil pertamanya. Lakoni debut di Berlin, Jerman dalam gelaran International Motorcycle and Automobile Exhibition.

Nilai jual utamanya jelas efisiensi bahan bakar dan jarak tempuh. Sanggup berjalan 400 km dari satu tangki hingga lebih dari 500 km setelah penyempurnaan. Sangat menarik ketika stasiun pengisian masih tergolong langka. Disebut rata-rata mengonsumsi sedikit di atas 9 liter per 100 km atau sekitar 11 km per liter. Lebih baik dari tipe 200 bensin yang sanggup menempuh jarak sekitar 7,7 km per liter. 

Sontak ia populer di kalangan sopir taksi. Terlebih lagi, Mercedes-Benz siapkan versi Pullman dengan enam bangku. Tapi bukan itu saja, mobil ekonomis ini juga dibuat untuk memikat para pemilik pribadi. Turut mereka buat setelahnya yakni model bodi Pullman saloon, saloon 4/5 penumpang, hingga Cabriolet untuk 4/5 penumpang.

Baca juga: Punya Mobil Diesel Jangan Didiamkan di Garasi Berlama-lama, Ini Alasannya!

Hanomag Rekord, Bikinan Perusahaan Lokomotif yang Banting Setir

Selain Mercedes-Benz 260 D, Berlin Motor Show 1936 juga mempertontonkan salah satu mobil penumpang diesel pertama dari Jerman. Kepunyaan merek yang mungkin sekarang terdengar sangat asing yakni Hanomag Rekord. Sebelum membuat mobil, Hanomag eksis sejak 1840-an sebagai produsen mesin uap, alat pertanian dan kemudian lokomotif.

Baru di 1920-an, mereka melirik mobil sebagai peluang. Banting setir melahirkan model ekonomis yakni Hanomag 2/10 pada 1925. Dilanjut kemudian oleh model lebih konvensional 3/16PS pada 1928. Kiprahnya sendiri memuncak di 1930 sampai menduduki peringkat kedua domestik di bawah Opel.Tipe pun bertambah seperti pada 1932 muncul 1.1 Litre yang kemudian berganti nama menjadi Garant di 1934. 

Nah, Rekord datang di 1933 dengan mesin 1.500 cc. Cukup revolusioner juga sebab mengusung suspensi independen di depan. Dari 1936 hingga 1940, Rekord hanya dijual dalam format mesin diesel.

Citroen Sediakan Opsi Mesin Diesel di Akhir Perjalanan Rosalie

Juga termasuk sebagai pionir adalah Citroen. Mereka presentasikan mesin 11 MI Diesel di Paris Motor Show, Oktober 1936, untuk Citroen Rosalie. Tidak seperti Mercedes-Benz yang spesifik mengembangkan produk baru, ia justru jadi penutup model eksis.

Rosalie boleh dibilang merupakan pemeran utama Citroen pada 1932 sampai 1938. Terbagi atas tiga tipe besar yakni 8CV, 10CV, dan 15CV. Untuk diketahui, angka-angka tadi membedakan tenaga mesin. Singkat cerita, baru lah di empat tahun terakhir tipe 8 dan 10 diganti 7UA dan 11UA. 

Nah, keluaran akhir ini mungkin lebih dikenal sebagai MI atau Moteur Inversé alias mesin terbalik. Mengandalkan mesin baru Traction Avant yang dirancang berpenggerak roda depan dengan memutarnya 180 derajat. Selain itu, versi ini juga memiliki desain lebih progresif ketimbang model pertama. Jadi alternatif Traction Avant bila tidak mau terlihat terlalu radikal.

Tapi di samping itu, mejeng pula 11UD yang terbilang spesial. Inilah salah satu nenek moyang passenger car bermesin diesel. Spesifik untuk tipe bodi estate atau disebut Familiale hanya saja dijebloskan mesin diesel baru. Konon tidak banyak diproduksi, membuatnya jadi barang yang sangat langka.

Mengenal ketiga mobil tadi, tampaknya 1936 adalah tahun istimewa bagi mesin Diesel di mobil penumpang. Seakan terasa bagaimana beberapa merek ingin jadi yang pertama mengenalkan ke dunia. Pun Pasca PDII, unit diesel perlahan tapi pasti mulai dinikmati banyak orang. Banyak pengembangan mulai untuk mengurangi emisi hingga mendongkrak tenaga. Puncaknya terlihat sejak 1990 hingga 2015. 

Meski begitu, tampaknya alternatif ini mulai ditinggalkan pabrikan. Ketatnya peraturan emisi memaksa untuk mengalihkan sumber daya ke solusi lain. Belum lagi, diesel dikenal kurang ramah lingkungan serta diramaikan banyak skandal manipulasi laporan emisi seperti Dieselgate. 

Baca juga: Desain Setir Mobil yang Aneh bin Ajaib, Jadi Lebih Fungsional atau Malah Merepotkan?