Punya Pabrik di Thailand, Harga Mobil Listrik BYD Jadi Makin Murah
Prasetyo · 9 Jul, 2024 12:03
0
0
Pabrik BYD Thailand resmi dibuka dengan mengambil lokasi di Rayong, yang sekaligus menjadi pabrik BYD pertama di Asia Tenggara.
Menurut laporan Nikkei Asia, fasilitas perakitan pabrikan mobil listrik raksasa asal China itu menelan nilai investasi mencapai USD486 juta atau kira-kira Rp 7,9 triliun.
Pabrik baru ini dirancang bukan hanya untuk memenuhi pasar lokal di negara tetangga tersebut, namun juga kebutuhan ekspor ke wilayah Asia Tenggara dan juga Eropa yang jumlahnya mencapai 150 ribu unit per tahun basik untuk kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) maupun Plug-in Hybrid (PHEV).
BYD memilih Thailand sebagai basis produksi untuk kendaraan elektrifikasi mereka karena adanya kebijakan pemerintah setempat yang memangkas biaya perdagangan kendaraan ramah lingkungan.
Alhasil BYD mampu menguasai 40 persen dari pangsa pasar kendaraan listrik di Negeri Gajah Putih tersebut hingga akhir 2023. Adapun pesaing terdekatnya adalah Neta dan Great Wall Motor (GWM) yang masing-masing menguasai 17 persen serta 16 persen.
Dengan semakin maraknya brand China, catatan penjualan mobil listrik di Thailand juga alami peningkatan tahun ini periode Januari sampai Mei 2024 sebesar 31,64% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pabrik BYD di Thailand nantinya juga tidak hanya merakit mobil untuk kemudian dipasarkan secara domestik maupun ekspor. Namun akan perusahaan BYD juga akan membangun pabrik baterai di negara serupa dengan total investasi senilai 3,89 miliar baht atau kira-kira setara Rp 1,73 triliun.
Pengumuman dibukanya pabrik BYD di Thailand ini juga bersamaan dengan pengumuman pemberlakuan tarif impor baru di Eropa untuk mobil-mobil asal China.
Kebijakan tersebut memang sudah beberapa waktu belakangan dirancang oleh otoritas setempat, demi langkah proteksi diri terhadap kendaraan-kendaraan merek domestik yang dianggap kehilangan pasar di negeri sendiri akibat serbuan mobil-mobil Tiongkok.
Untuk merayakan peresmian pabrik BYD terbaru ini, perusahaan juga mengumumkan kalau mereka telah memangkas harga BYD Atto 3 dan Dolphin di Thailand.
Tindakan ini juga sekaligus dalam rangka menyoroti persaingan ketat di pasar kendaraan listrik Thailand di tengah tantangan ekonomi dan meningkatnya penolakan pinjaman yang melemahkan penjualan mobil.
Diskon berlaku untuk semua jenis mobil, tetapi mobil model tahun 2023 mengalami pemotongan harga terbesar. Harga BYD Atto 3 Extended Range 2023 kini mulai dari 859.000 baht (Rp 380 jutaan) dari harga awalnya 1.199.000 baht (Rp 530 jutaan).
Kemudian harga BYD Dolphin juga mendapat pemangkasan, sekarang mobil listrik BYD dengan ukuran mungil itu di Thailand dijual mulai dari 559.000 baht (Rp 240 jutaan), dari harga awal mulai dari 699.999 baht (Rp 312 jutaan).
Namun sayangnya, pabrik BYD terbaru ini belum berimbas pada harga mobil-mobil mereka yang dipasarkan di negara tetangga, seperti pihak Sime Darby Beyond Auto selaku distributor BYD di Malaysia, dan juga BYD Motor Indonesia belum melakukan pemangkasan harga jual produknya.
Selain Thailand, BYD Indonesia juga sudah menuturkan rencana pendirian fasilitas perakitan di Tanah Air dalam waktu dekat.
PT BYD Motor Indonesia (BYD) telah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan PT Suryacipta Swadaya, untuk membangun pabrik produksi di kawasan industri Subang Smartpolitan.
Fasilitas pabrik BYD ini akan dibangun di area Phase 2 Subang Smartpolitan, dengan menggunakan lahan terbesar seluas lebih dari 108 hektar yang akan dilakukan pada Agustus 2024.
Eagle Zhao, Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia menyebut, BYD merencanakan operasional pembangunan bertahap dan diperkirakan mulai beroperasi pada bulan Januari 2026.
"Untuk kapasitas produksi pabrik BYD nantinya mencapai 150.000 unit per tahun. Total investasi yang diberikan untuk membangun pabrik di kawasan industri Subang mencapai 1 miliar dollar,” terangnya.
Kawasan industri Subang Smartpolitan sudah terintegrasi dengan berbagai infrastruktur strategis nasional.
Lokasi ini mudah untuk diakses melalui Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) di KM 89 yang juga sedang dalam tahap pengembangan.
Selain itu, kawasan juga dekat dengan Jalan Tol Akses Patimban yang langsung terhubung ke Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati, dan Jalan Tol Trans Jawa yang menghubungkan menuju Jakarta, Bandung, dan kota-kota lain di Jawa Barat dan Tengah.
Subang Smartpolitan yang merupakan sebuah kawasan perkotaan terintegrasi untuk area industri dan komersial di Indonesia, menyambut baik kerja sama ini dan mendukung langkah BYD dalam mendorong mobilitas berkelanjutan di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.
Tentu saja ini akan menjadi keuntungan tersendiri, karena proses suplay mobil listrik BYD ke konsumen akan lebih cepat, dan dapat menekan biaya produksinya, sehingga harga jualnya lebih rendah lantaran akan banyak menggunak komponen lokal.
Belum lagi, dengan diproduksinya mobil listrik secara lokal, maka bukan tak mungkin BYD akan memenuhi syarat untuk mendapatkan insentif yang diberikan pemerintah Indonesia.
Lebih lanjut Eagle Zhao menuturkan, dengan total investasi mencapai 1 miliar USD (Rp16,2 triliun), pabrik BYD Subang yang berada di lahan seluas 108 hektar tersebut bisa memproduksi 150.000 mobil listrik per tahun.
"Investasi ini tidak hanya siapkan lapangan kerja baru dan stimulasi ekonomis di wilayah sekitar, tapi juga tingkatkan transfer teknologi mobil listrik," ungkap Eagle
Menurut dia,dengan melakukan proses produksi secara lokal, maka selain membuka lapangan kerja baru, hal ini sekaligus membantu pertumbuhan industri pendukung.
Adanya pabrik mobil listrik di Indonesia juga memberikan kesempatan dalam hal transfer teknologi, karena industri otomotif lokal bisa ikut terlibat sekaligus turut menggarap komponen untuk kebutuhan mobil listrik.
Sembari menunggu proses serah terima lahan, disusul pembangunan pabriknya di Subang, BYD berniat membangun 50 unit dealer di sejumlah wilayah sepanjang tahun 2024.
Hal ini sengaja dilakukan untuk memperlihatkan komitmen BYD kepada konsumen di Tanah Air, sekaligus mempersiapkan diri menghadapi persaingan pasar otomotif nasional.
Sebagian besar dealer BYD yang akan dibangun tersebut bakal memiliki fasilitas 3S (Sales, Service, Spare part) yang akan melayani bukan cuma penjualan, tapi juga fasilitas servis untuk perawatan berkala dan perbaikan, serta menyiapkan ketersedian spare part alias suku cadang.
Adapun soal harga mobil listrik BYD, sampai Juli 2024 menurut situs resmi BYD Indonesia, belum terlihat ada penurunan atau kenaikan dibanding bulan-bulan sebelumnya.
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.