window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_breadcrumb_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685588617854-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685588617854-0'); });

Sejarah Truk Toyota Buaya, Masih Jadi Andalan di Gunung Kapur

Yongki Sanjaya · 26 Nov, 2021 13:00

Sejarah Truk Toyota Buaya, Masih Jadi Andalan di Gunung Kapur 01

Nama Toyota Buaya mungkin kurang familiar bagi kebanyakan orang sekarang ini. Ada yang mengira kalau ini adalah Kijang Buaya namun sebenarnya beda model lho. Toyota Buaya ialah truk dari segmen medium duty, yang kelasnya setara Mercy Bagong.

Nama Asli Truk Toyota Buaya sebetulnya adalah Toyota A Series ( A 100). Dulu Toyota Buaya ini cukup populer, karena tidak cuma jadi truk tapi juga ada versi big bus berbonnet. Istilah buaya ini muncul karena kap alias bonnetnya ketika kap mesin dibuka seperti buaya yang sedang menganga. 

Toyota Buaya ini sudah hadir sejak dekade 60-an, dan menjadi pendatang baru asal Jepang di segmen truk. Pada era tersebut, truk di Indonesia cukup beragam dari merek Amerika seperti Thames Trader, Ford, GMC, Chevrolet, Dodge, dan Fargo, atau Mercedes-Benz asal Jerman. 

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_fourthp_under_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685589129084-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685589129084-0'); });

Sejarah Truk Toyota Buaya, Masih Jadi Andalan di Gunung Kapur 01

Toyota Buaya ini menjadi truk medium duty pertama dan terakhir dari Toyota. Agak disayangkan, kini Toyota tak lagi memiliki model truk medium duty, dan hanya tersisa light duty yaitu Dyna. Meskipun usianya sudah renta, namun truk Toyota Buaya ini masih perkasa dan masih sering kita jumpai mengangkut batu kapur dan pasir di kota-kota kecil.

Sejarah Hadirnya Truk Toyota Buaya Masuk ke Bumi Nusantara

Sejarah Truk Toyota Buaya, Masih Jadi Andalan di Gunung Kapur 02

Pada awalnya truk Toyota Buaya digunakan oleh militer dan hanya tersedia varian bermesin bensin yang didatangkan melalui program kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Jepang. Toyota Buaya yang pertama masuk adalah Toyota FA100 (Bensin) dan kemudian disusul Toyota DA100 (Diesel). Toyota Buaya baru dipasarkan secara resmi oleh Astra Internasional sejak tahun 1969 hingga 1971. 

Setelah Toyota Astra Motor (TAM) Berdiri tahun 1971, pemasaran truk ini diambil alih oleh TAM hingga akhir masa edarnya pada tahun 1986. Truk ini rupanya cukup banyak peminat sehingga kemudian dibangun fasilitas pembuatan suku cadang khusus A-Series di tahun 1973. Sejak tahun 1975, TAM sudah mampu mengekspor truk A-Series ini dalam bentuk terurai ke beberapa negara, antara lain Australia dan Nigeria. 

Sejarah Truk Toyota Buaya, Masih Jadi Andalan di Gunung Kapur 03

Adapun di era 70-80an, muncul versi bus dari Toyota Buaya. Basisnya dari sasis truk DA100 kemudian dibangun body di karoseri menjadi bus. Berbeda dengan versi truck yang dilengkapi kabin lengkap, bus Toyota Buaya hanya berupa sasis + cowl depan. 

Meski sudah uzur, Toyota Buaya tetap saja eksis dipakai cari nafkah. Mobil ini masih sanggup bopong kapur berton-ton sambil naik gunung. Truk dengan berat kosong 4.620 kg ini diklaim punya kapasitas angkut 6 ton. Meskipun kita tahu dalam membawa muatan rasanya sering lebih dari itu.

Pilihan Mesin Truk Toyota Buaya, Bersahaja Tapi Perkasa

Sejarah Truk Toyota Buaya, Masih Jadi Andalan di Gunung Kapur 04

Toyota Buaya ini menjadi salah satu dari sedikit legenda hidup truk medium duty di Indonesia. Awalnya hadir dengan mesin bensin namun kemudian muncul versi diesel yang torsinya lebih oke untuk muatan.

Toyota FA100 yang dibekali dengan mesin bensin 1F, 6 silinder, 3.878 cc dengan tenaga 130ps. Truk versi bensin ini dulu hanya digunakan oleh instansi pemerintah. 

Sedangkan versi dieselnya disebut sebagai Toyota DA100 dengan mesin 2D, 6 silinder inline, 6.494cc. Mesin ini mampu menghasilkan tenaga maksimal cukup besar hingga 130 ps (DA100) dan kemudian bertambah menjadi 140 ps (DA110 dan DA110H).

Pada tahun 1976 kemudian Toyota memberi facelift pada truk ini. Toyota Buaya facelift bisa kita kenali dengan warna standar kabin hijau lumut, lampu sein serupa milik Land Cruiser FJ40, serta grill dengan aksen 2 palang vertikal. 

Tidak hanya tampang namun mesin pun juga mendapat update dengan versi yang lebih bertenaga yakni 2F berkapasitas 4.230 cc. Mesin tipe 2F ini memiliki kapasitas lebih besar dan lebih bertenaga, yaitu 135 hp dengan torsi 271 Nm.

Bus Toyota Buaya, Dipakai Instansi Pemerintah dan Bus Antar Kota

Sejarah Truk Toyota Buaya, Masih Jadi Andalan di Gunung Kapur 05

Sebelum Mitsubishi dan Hino populer sebagai kendaraan bus, Toyota menjadi merek Jepang yang sudah lebih dulu digunakan sebagai bus antar kota. Toyota Buaya banyak digunakan untuk instansi pemerintah dan perusahaan untuk mengangkut karyawan. 

Sementara itu untuk PO swasta, salah satu yang sempat menggunakan bus Toyota Buaya adalah Po Safari Dharma Raya (OBL). Untuk ukuran sasis, sebetulnya bus Toyota Buaya ini berukuran lebih besar dari medium bus yang beredar saat ini, dengan wheelbase 4,1 meter. Saat itu, Toyota Buaya bersaing dengan Isuzu TX, Nissan U780, dan Mercedes LP911.

Sejarah Truk Toyota Buaya, Masih Jadi Andalan di Gunung Kapur 06

Eksistensi bus Toyota Buaya ini masih bisa ditemukan sebagai kendaraan dinas instansi pemerintah walaupun kini semakin langka. Interiornya pun tak semewah bus modern Eropa dengan fasilitas full AC apalagi dengan kursi sleeper yang desainnya merebah. 

Yongki Sanjaya

Editor

Berpengalaman di beberapa media online. Bermula menjadi reporter otomotif di situs yang lain hingga kini menjadi Editor di Autofun Indonesia. Penghobi mobil lawas dan anak 90-an banget. FB:Yongki Sanjaya Putra

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_relatedmodel_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685589152548-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685589152548-0'); });
window._taboola = window._taboola || []; _taboola.push({ mode: 'thumbnails-stream-2x2-desk', container: 'taboola-stream-widget-thumbnails-desktop', placement: 'Stream Widget Thumbnails Desktop', target_type: 'mix' });

Harga tukar tambah yang adil

Daihatsu Rocky hybrid 2022

Upgrade

Tambahkan mobil Anda

Gak mau tukar tambah?  Pilih Mobil