window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_breadcrumb_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685588617854-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685588617854-0'); });

Sering Dihujat Sebagai Mobil Boros Penunggu Bengkel, Ini 4 Fakta Menarik Dari Opel Blazer

Yongki Sanjaya · 20 Mar, 2024 08:30

Sering Dihujat Sebagai Mobil Boros Penunggu Bengkel, Ini 4 Fakta Menarik Dari Opel Blazer 01

Opel Blazer pernah merasakan kejayaannya di pasar otomotif Indonesia pada akhir tahun 1990-an dan awal 2000-an.

Mirip dengan saat ini, ketika itu tren SUV juga cukup menanjak, dan pemainnya tak cuma berasal dari merek Jepang. 

Opel Blazer ini bahkan cukup laris pada masa itu, dan menjadi rebranding Chevrolet Blazer yang dijual di Amerika Serikat.

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_fourthp_under_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685589129084-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685589129084-0'); });

Blazer dibuat rakit oleh General Motors Buana Indonesia (GMBI) periode 1996 sampai 2005 melui pabrik mereka yang bermarkas di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat.

Untuk diketahui dalam pengembangannya Opel Blazer melibatkan tiga negara sekaligus.

Yakni Jerman sebagai negara asal pabrikan Opel, Australia selaku negara yang memproduksi mesin di dalam pabrik Holden, dan Chevrolet pabrikan otomotif asal Amerika yang mendesain bagian luar serta dalamnya.

Mobil ini sebenarnya merupakan generasi kedua dari Chevrolet S-10 Blazer,  dengan basis pikap Chevrolet S-10 yang merupakan suksesor dari Chevrolet LUV.

Ini karena Opel dan Chevrolet kala itu merupakan perusahaan yang tergabung dalam grup General Motors (GM).

Perlu jadi catatan juga, nama Opel Blazer digunakan pada 1996 dan terhenti di September 2002, selanjutnya penjualan mobil ini diteruskan dengan merek Chevrolet Blazer hingga 2005.

Perawakan Blazer ini besar, gagah, berat, dan begitu khas mobil intelejen Amerika seperti yang sering terlihat dalam film Holywood.

Kini, kiprah Opel Blazer sudah nyaris punah dan banyak dihujat sebagai mobil boros dan penunggu bengkel.

Alasannya karena sparepart mobil ini makin sulit dicari sehingga banyak unitnya yang mangkrak di pojokan bengkel menunggu kedatangan suku cadang copotan atau menanti untuk dikampak.

Selain itu bagi yang tidak terbiasa, mobil ini pasti terasa boros karena bobotnya yang berat dengan mesin kecil sehingga mesin tersebut seakan tak mampu menggendong beban yang terlalu berlebih.

Baca juga: Tengok Kelebihan dan Kekurangan Nissan Terrano, SUV Macho dengan Harga Bekas Terjangkau!

Bobot Oversize dengan Mesin Imut

opel blazer

Di AS, mobil ini pakai mesin 4.3-liter V6

Perlu kalian ketahui, Blazer di Indonesia memang dikenal underpower, karena mesin yang kecil ini hadir untuk mensiasati pajak kendaraan agar tidak terlampau tinggi.

Sebagai informasi, Blazer generasi pertama punya bobot 2,2 ton dengan dukungan mesin 2.200 cc saja.

Sementara kalau mengacu model Blazer yang dipasarkan di Amerika sana, rupanya pakai mesin V6 4.300 cc.

Tapi karena peraturan pajak di Indonesia yang tinggi untuk mesin besar, lantas membuat GM menyediakan Blazer bermesin 2.200 cc 4 silinder dari Holden.

Untuk pasar Indonesia mobil ini hadir dalam dua pilihan mesin, yaitu pertama mesin bensin 2.2-liter GM Family II Z22XE DOHC 4-silinder segaris 16 valve.

Mesin tersebut diklaim mampu memproduksi tenaga hingga 144 PS di 5.400 rpm dengan torsi puncak mencapai 205 Nm pada putaran 4.000 rpm.

Mesin berikutnya ada 2.2-liter GM Family II C22NE SOHC 4-silinder segaris 12 valve yang dapat menghasilkan daya puncak 140 PS di 5.600 rpm serta torsi maksimum di 195 Nm pada 3.400 rpm.

Bicara mengenai karakter yang dihasilkan masing-masing mesinnya, untuk di jalan menanjak mesin SOHC sebenarnya lebih bisa diandalkan.

Sedangkan mesin DOHC lebih cocok digunakan di jalan yang rata dengan trek panjang karena performa baru akan terasa pada putaran menengah ke atas.

Lantas, apa sih hal menarik yang bisa dibanggakan dari sebuah Opel Blazer? Berikut ini uraiannya.

Baca juga: Perbandingan Nissan Terrano vs Daihatsu Taft Hiline, Mana Jip Off Road Paling Perkasa?

1. Opel Blazer Bisa Swap Engine Pakai Mesin Isuzu Panther

opel blazer

Mesin loyo tapi mudah di oprek

Mesin yang digunakan oleh Blazer ini dikenal underpower, walau kapasitasnya 2.200 cc, tapi sebenarnya ada solusi jitunya.

Sebagian pemilik mobil ini lebih memilih mengganti satu set mesin tersebut dengan mesin dari mobil lain yang umumnya dari merek Jepangan.

Opsinya ada mesin bensin 5K dan 7K milik Toyota Kijang yang jadi solusi ganti mesin untuk varian bensin, tapi kalau mau diubah ke mesin diesel, maka mesin Isuzu Panther menjadi gacoan bagi kaum swap engine Blazer. 

Kalian bisa pilih mesin diesel dengan kode 4JA1-L 2.500 cc 4 Silinder OHV Direct Injection.

Mesin yang dipakai Isuzu Panther Touring ini di atas kertas dapat menghasilkan tenaga 88 PS di 3.500 rpm serta torsi 192 Nm pada 1.800 rpm.

Kalian tentu sudah mengerti kisah kembar Isuzu Panther Touring dan Chevrolet Tavera, dimana Isuzu memang menjalin kerja sama pengembangan mesin bersama GM, bedanya Panther pakai mesin diesel, Tavera gunakan mesin bensin.

Hasilnya bisa ditebak, yaitu mesin Panther bisa dijejali ke dalam kompartemen mesin si kebo, julukan Opel Blazer.

Swap yang dilakukan ini segelondong, mesin dan gearbox memakai Panther berikut dengan speedometernya.

Ini karena panel instrumen bawaan Blazer tidak singkron dengan mesin diesel Panther. 

Swap engine ini memungkinkan terjadi karena dudukan mesinnya cukup plug and play, tidak terlalu banyak ubahan hanya butuh sedikit penyesuaian saja.

Hal tersebut bisa terjadi karena mesin di Blazer basisnya sama seperti Chevrolet Tavera, sedangkan Panther body dan rangkanya sama seperti Tavera.

Pemilihan mesin dari mobil Jepang juga bukan tanpa sebab, hal itu demi memudahkan subtitusi suku cadangnya jika di kemudian hari ada kerusakan.

Karena mobil-mobil seperti Toyota Kijang atau Isuzu Panther, kuantitas suku cadangnya lebih banyak dan mudah ditemui dibanding Blazer.

Sementara itu, kalau kalian ngotot mau mempertahankan mesin asli dari Blazer, baik yang SOHC maupun tipe DOHC, maka ada solusi lain.

Opsinya agar tarikan mobil tidak berat yaitu dengan bore up mesin menjadi 2.400 cc memakai komponen engine Chevrolet Captiva bensin.

Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Opel Blazer, SUV Tangguh Cuma Rp25 Jutaan!

2. Desain Pintu Bagasi Belakang Bisa Dibuka Terpisah

Sering Dihujat Sebagai Mobil Boros Penunggu Bengkel, Ini 4 Fakta Menarik Dari Opel Blazer 03

Hal menarik berikutnya dari si kebo ialah pintu bagasi belakangnya yang berbentuk split, jadi bisa dibuka terpisah.

Kaca belakang mobil ini bisa dibuka tanpa perlu membuka pintu bagasi, mirip seperti di Honda CR-V generasi pertama yang dikenal dengan juluikan CR-V RD1. 

Split tailgate seperti ini sebenarnya punya nilai lebih dibanding model bukaan penuh, karena cukup memudahkan untuk memasukkan belanjaan saat akses ruang di belakang mobil sempit untuk membuka seluruh bagasi.

Selain itu, pintu bagasi terpisah justru memiliki kegunaan tersendiri, misalkan pengguna mobil bisa duduk di pintu bagasi bagian bawah saat berpetualang untuk menikmati pemandangan sekitar.

Secara umum, layout interior di Opel Blazer ini hanya untuk 5-penumpang, dengan dua baris kursi.

Namun demikian pada bagian bagasi belakang juga tersedia aksesoris atau opsi kursi lipat yang digunakan untuk anak-anak.

3. Interior Mewah dan Panel Instrumen Lengkap

opel blazer

Interiornya khas mobil-mobil Amerika

Interior Blazer memang harus diakui terlihat mewah untuk jamannya, serta sudah disediakan tombol dan panel indikator yang cukup lengkap.

Di sisi pengemudi, lingkar setir cukup besar, khas mobil-mobil Amerika, serta meter cluster tidak hanya terpampang speedometer, odometer, dan fuel meter.

Tapi ada juga termometer suku mesin, volt meter, pengukur tekanan oli, hingga kompas digital juga di konsol atas.

Pada Blazer DOHC tipe LT, interiornya lapis kulit, CD changer, remote control untuk head unit, luggage conver di bagian bagasi, wood panel, hingga plakat berlapis emas yang menunjukkan nomor seri kendaraan.

Kabin yang lapang menjadi ciri khas mobil ini, guna memberikan pengalaman berkendara yang nyaman bagi pengemudi dan penumpangnya.

Desain kabin yang ergonomis dan penempatan kursi yang strategis menciptakan atmosfer yang menyenangkan, membuat setiap perjalanan menjadi momen yang dinanti.

Dirangkum dari forum Quora, pemilik Blazer mengaku kalau peredaman kabin juga khas mobil Eropa yang kedap, dengan pintu mobil yang berat.

4. Body Kokoh Tapi Berat

opel blazer

Pemiliknya mengakui kaau bodi mobil ini sangat kuat

Bodi Opel Blazer terkenal keras, berat dan kokoh, wajar saja karena bobot mobil berjenis SUV ini mencapai 2,2 ton. 

Perawakan yang perkasa ditunjang styling ala GM jaman 90an membuatnya terlihat mirip mobil SUV milik FBI semisal Chevrolet Suburban yang terlihat perkasa. 

Di kalangan pengguna, tidak jarang ada Blazer yang bisa dengan mudahnya merobohkan atau menjebol tembok sampai rata dengan tanah sementara mobilnya cuma lecet dikit saat terjadi tabrakan.

Pasalnya, plat body yang tebal ini jadi sulit untuk penyok ketika hanya berbenturan dengan tembok biasa.

Kesimpulan

Walau dikenal sebagai SUV yang boros dalam penggunaan bahan bakar, serta mimpi buruk ketika mobil sudah mengalami kerusakan, nyatanya Opel Blezer memang menyimpan berbagai potensi.

Kalau tidak mau repot urusan ketersediaan suku cadang, maka opsinya bisa lakukan engine swap dengan mobil Jepang seperti Kijang atau Panther.

Kemudian mobil ini juga terkenal punya bodi yang kuat, tapi interiornya mewah serta memiliki kenyamanan kabin ala mobil Eropa.

Gimana, tertarik dengan Opel Blazer?

Yongki Sanjaya

Editor

Berpengalaman di beberapa media online. Bermula menjadi reporter otomotif di situs yang lain hingga kini menjadi Editor di Autofun Indonesia. Penghobi mobil lawas dan anak 90-an banget. FB:Yongki Sanjaya Putra

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_relatedmodel_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685589152548-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685589152548-0'); });
window._taboola = window._taboola || []; _taboola.push({ mode: 'thumbnails-stream-2x2-desk', container: 'taboola-stream-widget-thumbnails-desktop', placement: 'Stream Widget Thumbnails Desktop', target_type: 'mix' });

Beli mobil lebih murah, jual mobil lebih cepat

Chevrolet Trailblazer 2.5L LT

Upgrade

Tambahkan mobil Anda

Gak mau tukar tambah?  Pilih Mobil