window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_breadcrumb_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685588617854-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685588617854-0'); });

Supaya Dibeli Semua Kalangan, Sebaiknya Ada Insentif Biar Harga Mobil Listrik di Indonesia Setara LCGC

Adit · 21 Apr, 2022 08:03

Supaya Dibeli Semua Kalangan, Sebaiknya Ada Insentif Biar Harga Mobil Listrik di Indonesia Setara LCGC 01

  • Harga mobil listrik masih Rp600 jutaan, khawatir tidak akan laris di Indonesia.
  • Idealnya harga mobil listrik di tanah air Rp200-300 juta, sesuai daya beli masyarakat Indonesia.
  • Sebagai upaya popularisasi mobil listrik, Gaikindo usul pendekatan pakai program serupa mobil LCGC.

Harga mobil listrik cenderung masih mahal. Kebanyakan masih di atas Rp600 juta. Terbaru, ada Hyundai Ioniq 5. Padahal model ini sudah dirakit lokal yang diharapkan harganya bisa lebih terjangkau, namun faktanya berbicara lain. 

Dari bocoran harga yang sempat beredar di media sosial, rentang banderolnya mulai dari Rp688 hingga Rp799 juta. Belum resmi memang, namun yang mengejutkan adalah setara dengan harga mobil listrik Hyundai sebelumnya, yang diimpor dari Korea Selatan seperti Ioniq dan Kona mulai Rp682 jutaan. 

Supaya Dibeli Semua Kalangan, Sebaiknya Ada Insentif Biar Harga Mobil Listrik di Indonesia Setara LCGC 02

Hyundai Ioniq 5 yang sudah dirakit dalam negeri ternyata harga jualnya di atas Rp650 juta

Baca Juga: Bocoran Harga Hyundai IONIQ 5, Setara Mercedes-Benz A-Class Sedan, Masih Tertarik?

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_fourthp_under_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685589129084-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685589129084-0'); });

Ini tentu bisa menjadi hambatan popularisasi kendaraan listrik di Indonesia. Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan, meskipun sudah banyak regulasi yang mendorong percepatan kendaraan bermotor berbasis baterai, tapi dari konsumennya belum mampu membeli, maka akan sudah diadopsi.

"Sebenarnya dari OEM sudah siap dengan semua produknya. Tapi daya beli masyarakat masih belum bisa menerima, karena dari data Gaikindo, 70 persen dari konsumen roda empat membeli jenis kendaraan di bawah Rp300 juta," katanya dalam diskusi publik yang diselenggarakan Indef, Rabu (20/4/2022). 

"Sementara kendaraan listrik, battery electric vehicle termasuk hybrid harganya masih di atas Rp600 juta, bahkan ada yang Rp1 miliar lebih. Ini di data kami kurang dari 1 persen konsumennya," tambah Kukuh. 

Supaya Dibeli Semua Kalangan, Sebaiknya Ada Insentif Biar Harga Mobil Listrik di Indonesia Setara LCGC 01

Nissan Leaf termasuk mobil listrik di Indonesia yang harganya Rp600 jutaan

Baca Juga: Listrik Rumah Cuma 2.200 VA Apakah Bisa Ngecas Mobil Listrik?

Usul Program Mobil Listrik Seperti LCGC

Atas dasar itu pemerintah harus bisa berani membuat program yang lebih menguntungkan konsumen, paling tidak menyesuaikan daya beli masyarakat agar tujuan menekan emisi bisa tercapai. Kemudian juga mampu menjamin pabrikan agar bisa melokalisasi produknya di sini secara masif. 

Kukuh pun mengusulkan agar pendekatan mobil listrik juga bisa diterapkan seperti program LCGC (Low Cost Green Car) yang digulirkan pertama kali pada 2013 lalu. Efeknya membuat industri otomotif hingga rantai pasoknya berkembang. Pasar pun bertumbuh karena ada segmen baru.

Supaya Dibeli Semua Kalangan, Sebaiknya Ada Insentif Biar Harga Mobil Listrik di Indonesia Setara LCGC 02

Toyota Kijang Innova EV Concept yang mejeng di IIMS 2022

Alasannya karena segmen pasarnya masih kecil, sehingga butuh dorongan insentif lagi supaya harga mobil listrik bisa ditekan. Paling tidak bisa menyamai harga mobil konvensional sekarang di rentang Rp200-300 juta per unitnya. 

"Program LCGC atau KBH2 bisa dicontoh juga, di mana ada perhitungan kandungan lokal, TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), juga batasan harganya dan target waktu berapa lama dilakukan," katanya. 

Belajar dari Eropa, di mana perkembangan mobil listrik bisa pesat karena mendapat dukungan dari pemerintahnya. Setiap pembeli kendaraan listrik bebas dari beberapa pungutan pajak. Kemudian di London, ada road pricing fee. Bahkan di Barcelona gratis lewat jalan tol. 

Baca Juga: Libur Panjang di China, Pemilik Mobil Listrik Baku Hantam Saat Rebutan Isi Listrik

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_relatedmodel_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685589152548-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685589152548-0'); });
window._taboola = window._taboola || []; _taboola.push({ mode: 'thumbnails-stream-2x2-desk', container: 'taboola-stream-widget-thumbnails-desktop', placement: 'Stream Widget Thumbnails Desktop', target_type: 'mix' });

Harga tukar tambah yang adil

Hyundai Ioniq 5 Prime Standard Range 2022

Upgrade

Tambahkan mobil Anda

Gak mau tukar tambah?  Pilih Mobil
Electric Cars Indonesia