Update Kasus Kecelakaan Maut Bus di Tol Mojokerto, Sopir Ngantuk Akibat Konsumsi Narkoba
Ilham · 18 Mei, 2022 13:09
0
0
Kecelakaan maut bus di Mojokerto diduga akiba sopir bus mengantuk.
Hasil tes urine terbaru menyebutkan sopir bus positif narkoba jenis sabu.
Butuh rekomendasi dokter sebelum ditetapkan jadi tersangka.
Ada kabar mengejutkan dari lanjutan kasus kecelakaan bus yang terjadi pada Senin (16/5/2022) di tol Solo-Surabaya. Pasalnya, dari laporan pihak kepolisian, ada dugaan jika pengemudi mengonsumsi narkoba jenis sabu.
Penggunaan narkoba ini terkuak melalui tes urine yang dilakukan oleh kepolisian terhadap Ade Firmansyah, supir bus PO Ardiansyah. Dari hasil tes, diketahui jika supir cadangan tersebut positif mengonsumsi sabu.
Tentu hal ini membuat miris banyak pihak. Sebab kecelakaan tunggal bus pariwisata tersebut mengakibatkan 14 orang meninggal dunia dan 19 penumpang lainnya luka-luka.
Meski menyebabkan belasan jiwa melayang, pengemudi bus yang saat kejadian mengaku mengantuk itu belum ditetapkan sebagai tersangka pada Rabu (18/5/2022). Selain itu, satuan reskrim dan resnarkoba juga dikerahkan untuk investigasi lebih lanjut.
Kondisi bus mengenaskan
Pengemudi bus tersebut saat ini masih dalam perawatan di rumah sakit karena luka-luka yang dialaminya saat kejadian. Kondisi ini pula yang membuat kepolisian butuh waktu dan rekomendasi dari dokter untuk menentukan status dari sopir tersebut.
Meski demikian kepolisian telah melakukan olah TKP serta melakukan pendataan korban. Sopir bus PO Ardiansyah berpotensi menjadi tersangka. Sebab karena kelalaiannya, menyebabkan banyak korban meninggal dunia.
“Betul, sopir berpotensi menjadi tersangka,” kata Kapolda Jatim, Irjen Nico Afinta dilansir Tribratanews Polda Jatim.
Bahayanya Berkendara Saat Memakai Narkoba
Pengaruh narkoba dan alkohol terbilang jadi momok menakutkan di jalanan. Tak sedikit kasus kecelakaan yang berujung fatal diakibatkan pengemudi yang dalam pengaruh barang haram tersebut.
Bus menghajar papan informasi
Di kalangan sopir bus yang butuh ketahanan fisik, narkoba digunakan untuk meningkatkan stamina. Pandangan salah kaprah ini tentu perlu diperhatikan oleh pemangku kebijakan. Mulai dari perusahaan otobus hingga kepolisian untuk memutus mata rantai penggunaan narkoba di kalangan supir bus.
