Ajang KTT G20 2022 di Bali bulan November mendatang bakal jadi kawah candradimuka bagi bermacam kendaraan ramah lingkungan di Indonesia. Tak terkecuali dipakainya bus-bus listrik untuk mengangkut para delegasi di sana.
Dikatakan Harsya S. Dillon, Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), nantinya KTT G20 akan jadi tolak ukur pengembangan kendaraan listrik. Pasalnya, selain kendaraan, harga bahan baku baterai dan lainnya bakal dibahas di sana.
Meski demikian, dirinya menyatakan juga jika nantinya karoseri bodi bus di Indonesia perlu makin kreatif menyiasati kendala yang dialami bus listrik saat ini. Utamanya soal desain dan bobot.
Baca Juga: Tak Tinggal Diam, DFSK Bawa Mini EV Andalannya Untuk Tantang Wuling EV di Indonesia
Harsya menambahkan jika ada beberapa kendala yang dimiliki oleh bus listrik. Diantaranya mengenai bobot yang lebih berat ketimbang versi diesel saat ini.
"Bus listrik ini beban baterainya lebih berat dari mesin dan tangki, (jadi) harus cari bodi yang lebih efisien. Sehingga lebih ringan tapi kuat agar beban baterai terbawa tanpa mengorbankan tenaga," ucapnya.
Menjawab tantangan tersebut Yohan Wahyudi, Director Karoseri Tentrem asal Malang, Jawa Timur menyatakan kesiapan mereka. Ada bermacam inovasi yang dilakukan jika era bus listrik hadir makin gencar di Indonesia.
Diantaranya dengan menggunakan bahan baku bodi yang lebih ringan. "Di GIIAS 2021 lalu, bikin pakai konsep almunium. Isu ODOL harus diperangi, maka kami berinovasi dengan menggunakan bodi almunium bisa menghemat 500 kg. (Penggunaannya) bisa menjawab pertanyaan, termasuk untuk bus listrik agar tidak overload," urainya.
Selain bahan baku, apakah ada kemungkinan tampilan bus listrik bakal berubah? Yohan mengatakan jika hal itu bisa saja dilakukan. Meskipun nantinya desain tersebut tak bisa terlalu ekstrim. "Desain tidak boleh lari dari PP 55 no 2012 yang jadi landasan hukumnya," papar Yohan.
Karena ada poin-poin penting seperti bobot ringan, reliable tapi tetap safety dan nyaman yang tidak boleh dilupakan. Kuncinya ada di sertifikasi dari pabrikan dan regulasi pemerintah.
Saat ini bus-bus listrik masih sebatas digunakan di dalam kota. Belum lintas jarak jauh seperti antar kota. Diantaranya Transjakarta yang sudah beberapa kali merilis layanan dengan bus listrik dengan skema uji coba. Dan bulan Juni 2022 ini, bus listrik tersebut mulai digunakan secara reguler.
Rute yang dibuka diantaranya 5F dari Tanah Abang-Kampung Melayu yang merupakan rute ujicoba gratis. Selain itu ada rute 1N (Tanah Abang - Blok M) dan 1P (Senen - Blok M) yang berbayar dengan tarif Rp 3.500 per trip.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta