Dulu Pernah Bermasalah, Ini Alasan Honda Kini Mayoritas Pakai Transmisi CVT di Indonesia

Sebagai sebuah pabrikan otomotif ternama, Honda selalu menghadirkan inovasi canggih yang merupakan buah karya para tim engineering mereka. Dalam pilihan transmisi misalnya, pabrikan berlogo H kini mayoritas memakai transmisi otomatis jenis CVT di produk mereka untuk pasar Indonesia. 

Hal yang perlu kalian ketahui ialah CVT terbaru Honda ini berbeda dengan CVT versi lawas yang kerap dikeluhkan oleh para pengguna. Dulu, transmisi CVT yang digunakan oleh Honda merupakan jenis helical gear. Transmisi ini diciptakan dan diproduksi sendiri oleh Honda. 

Di Indonesia, Honda Jazz GD3 bisa dikatakan sebagai pionir hatchback dengan transmisi CVT. Mobil tersebut didukung transmisi otomatis CVT 7 speed Steermatic berupa helical gear.

"Transmisi AT konvensional honda berbasis helical gear, jadi dua gear yang bertemu membentuk rasio gigi yang berbeda-beda. Sementara itu produsen mobil lain pakai planetary gear set," jelas  Hermas Efendi Prabowo, pemilik bengkel Worner Matic dalam tayangan YouTube-nya.

Transmisi CVT lawas pada Honda Jazz GD3 memerlukan perhatian yang khusus. Penggunaan oli yang tak sesuai serta jarang melakukan servis, menimbulkan kejadian transmisi CVT bermalah seperti ‘jedug’ dan kurang responsif. 

"Transmisi CVT Honda dulu awet tapi kurang smooth, buat tarikan kurang halus. Pada City/Jazz 2008-2013 balik lagi ke transmisi AT konvensional yang bertambah jadi 5-speed," sambungnya.

Tak cuma itu, Hermas menyebut bila transmisi CVT lawas bikinan Honda ini punya bobot yang jauh lebih berat ketimbang CVT di mobil sejenis merek lain. Material yang digunakan untuk bahan gearbox CVT ini sangat kuat dengan metalurgi bahan logam yang sangat keras sehingga bobotnya jadi luar biasa berat. 

"Pada transmisi matic CVT Honda lama, di setiap rasio gigi yang mewakili gigi 1-5 masing-masing didukung oleh drum clutch. Untuk tingkat percepatan yang sama dibandingkan transmisi matic berbentuk planetary, selisih bobot CVT Honda lebih berat antara 15-20 kg," beber Hermas.

Efisiensi Bobot, Honda Beralih ke Sistem CVT Modern

Persaingan dalam industri otomotif kian ketat, dan menuntut mobil yang efisien. Menurut Hermas, Honda bisa saja mengembangkan transmisi matic berbasis helical gear lebih banyak lagi tingkat percepatannya, tapi konsekuensinya jadi makin berat. 

"Menurut analisa saya pribadi, honda belum mendapat sebuah cara yang tepat untuk mengurangi bobot transmisi konvensional ciptaannya, sekaligus meningkatkan jumlah speed. Sedangkan kompetisi di industri otomotif semakin ketat. Pilihan satu-satunya honda adalah mengeluarkan transmisi matic CVT," ujarnya.

Mau tidak mau, Honda pun harus alih teknologi menciptakan transmisi otomatis yang efisien dari sisi konsumsi bahan bakar dan nyaman dari sisi performa. Honda sangat bisa menciptakan transmisi hingga 8-speed, tapi yang dipertimbangkan adalah bobot transmisi luar biasa berat. 

Kini, Hermas melihat bila Transmisi CVT Earth Dreams Technology dari Honda sukses diterima pasar secara luas. Honda berhasil menciptakan produk baru yang digunakan di semua mobilnya dan mendongkrak penjualan. Dalam laman resmi Honda Indonesia, desain baru teknologi transmisi CVT baru ini diklaim oleh Honda mampu menghemat tingkat bahan bakar sebesar 5-10%.

"Sementara era sekarang ini mobil dituntut ramah lingkungan dan efisien. Kalau bobot mobilnya tambah berat otomatis konsumsi BBM tambah banyak. CVT dulu beda dengan sekarang, karena era sekarang Honda sudah menggunakan torque converter yang basisnya nggak beda jauh dengan CVT Nissan atau Toyota," urai Hermas.