Hyundai Motor Company dan PT Adaro Minerals Indonesia (AMI) melalui anak perusahaannya PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) sepakat bekerja sama terkait jaminan pasokan material alumunium sebagai bahan baku mobil listrik.
Acara penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understand (MoU) dilakukan sehari sebelum gelaran KTT G20 di Bali, Senin (14/11/2022), yang dihadiri President and CEO Hyundai Motor Company Jae Hoon Chang, dan President Commissioner of PT AMI Garibaldi Thohir.
Baca juga: Harga Toyota bZ4X Mahal, Dibelikan Hyundai Palisade Signature Masih Kembalian
Menurut Jae Hoon Chang, kerja sama smelter aluminium ini diharapkan dapat mempererat hubungan kerjasama antara Hyundai Motor Company dan Indonesia dengan sinergi yang lebih kuat.
"“Hyundai Motor Company telah mulai mengoperasikan pabrik manufaktur di Indonesia dan telah secara aktif bekerja sama dalam berbagai bidang di Indonesia," ungkap Jae Hoon dalam keterangan tertulisnya.
"Di mana hal ini kemudian dapat menciptakan sinergi di industri otomotif masa depan, seperti berinvestasi dalam joint ventures manufaktur sel baterai,” sambung Jaejoong.
Baca juga: Bukan Cuma Diesel, Pilihan Mesin Hyundai Palisade 2023 Versi Global Cukup Beragam
Sementara itu, Christian Ariano Rachmat menyatakan, dengan kerja sama Hyundai dan AMI, maka ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap pengolahan hilir mineral Indonesia.
"Dengan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan kami dan Hyundai Motor Company yang memiliki rekam jejak, pengalaman, dan teknologi mutakhir pada kendaraan listrik, kami berharap dapat mencapai Tanggal Operasi Komersial atau Commercial Operation Date (COD) pada kuartal pertama tahun 2025 dan memproduksi aluminium 500.000 TPA di tahap awal," ucapnya.
Baca juga: Sebelum Menyesal, Simak Dulu Kelebihan dan Kekurangan Hyundai Palisade 2023
Bagi Anda orang awam, mungkin sedikit kurang paham perihal material alumunium yang akan digunakan sebagai bahan baku mobil listrik. Pasalnya, jika untuk bodi, tak sedikit material besi baja yang digunakan.
Namun faktanya, bahan baku aluminium dari Indonesia kaya akan sumber daya alam dan energi, dinilai memiliki daya saing di masa depan.
Bahkan aluminium hijau Indonesia diklasifikasikan sebagai aluminium rendah karbon menggunakan pembangkit listrik tenaga air, yang merupakan sumber listrik ramah lingkungan dan diharapkan dapat menyediakan aluminium yang memenuhi kebijakan carbon neutralization milik HMC di tengah meningkatnya permintaan aluminium di sejumlah produsen mobil global.
Selain itu, ketersediaan dan permintaan menjadi tidak stabil karena variabel situasional yang tidak dapat diprediksi dan menyebabkan kenaikan harga energi untuk produksi aluminium.
Adapun bagian dari kerja sama dalam MoU ini antara lain produksi dan ketersediaan aluminium yang diproduksi oleh KAI dan Hyundai Motor berhak membeli aluminium produksi KAI sejak tahap awal.
Kemudian negosiasi pertama pembelian aluminium karbon rendah produksi KAI mendatang (volume offtake belum ditentukan pada kisaran sekitar 50 ribu TPA hingga 100 ribu TPA).
Sementara itu, PT KAI adalah perseroan terbatas di mana mayoritas sahamnya mengalami penurunan, dan PT AIA juga merupakan perseroan terbatas yang mayoritas sahamnya dipegang oleh PT AMI.
Berdasarkan kerjasama dalam produksi mobil, sel baterai, dan aluminium di Indonesia, Hyundai Motor Company akan terus memperluas bidang kerjasama untuk mengamankan kepemimpinan masa depan mobil ramah lingkungan di Indonesia.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2019 Daihatsu TERIOS X 1.5
19.652 km
4,5 tahun
Jakarta
2017 Toyota AGYA G 1.0
10.656 km
6,5 tahun
Jawa Barat
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta