Menjajal Layanan Bus PO Haryanto Jakarta-Slawi Pasca Tarifnya Naik, Apa Ada Beda?

• Tarif bus PO Haryanto naik terdampak kenaikan solar subsidi.
• Bus ini melayani pula trayek Jakarta - Slawi.
• Tak ada perubahan layanan bus secara signifikan.

Pada 3 September 2022 lalu, pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM jenis Pertalite, Pertamax dan Bio Solar. Hal tersebut langsung berdampak pada biaya operasional perusahaan otobus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) yang mengandalkan bahan bakar Bio Solar.

Dan belum lama ini, kami menjajal layanan bus AKAP pasca kenaikan tarifnya imbas harga BBM naik. Rutenya memang tak terlalu jauh, yakni dari Jakarta menuju Slawi, Jawa Tengah. Jaraknya sekitar 290 km. Untuk menuju ke sana, kami mengandalkan bus dari PO Haryanto.

Bus yang kami naiki ini merupakan angkatan pemberangkatan pagi dari Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Sebagai catatan, PO Haryanto juga menyediakan layanan pemberangkatan malam di rute yang sama.

Baca Juga: Dijual Mulai dari Rp159 Juta, Tata Intra V20 Bisa Bikin Daihatsu Grand Max Geleng-geleng Kepala

Harga Tiket Bus PO Haryanto Masih Terjangkau

Meski harga tiket tujuan Tegal-Slawi diumumkan naik Rp20 ribu menjadi Rp150 ribu pasca kenaikan BBM jenis Bio Solar, namun saat kami naik akhir pekan lalu (9/9/2022) harga tiketnya masih Rp140 ribu. 

Banderolnya sama seperti saat pembukaan rute tersebut pada 2020 silam. Kelasnya pun tetap AC eksekutif non toilet dan tanpa leg rest. Detail lainnya, sasis bus memakai Mercedes-Benz 1626 dengan bodi Jetbus 2. Bedanya jika dulu penumpang diberi air mineral botol sebagai bonus, maka layanan ini sekarang tidak ada.

Bus berkode bodi HR193 ini berangkat pukul 7.30 pagi dari Kampung Rambutan. Saat itu penumpang yang naik cukup lengang, hanya tiga orang termasuk Autofun. Okupansi tersebut akan bertambah seiring perjalanan.

Pasalnya ada beberapa agen yang disambangi bus tersebut saat menuju ke Slawi. Mulai dari di kawasan Pasar Rebo, Jati Asih, Terminal Pulo Gebang, Jati Bening, Bekasi Timur dan juga Karawang. 

Untuk mengejar waktu karena kerap mampir ke agen, bus selalu melalui jalan tol. Istirahat hanya dilakukan saat check penumpang di Rest Area KM 19 Tol Jakarta - Cikampek. Serta saat perpindahan penumpang bus. Tak ada servis makan di jalur tersebut.

Baca Juga: Pick Up Diesel Terjangkau, Cicilan Tata Intra V20 Setiap Bulannya Mulai Rp3,5 Juta

Penumpang Tetap Dioper

Untuk efisiensi jalur dan penumpang, PO Haryanto menerapkan sistem oper atau pergantian bus. Hal ini berlaku untuk beberapa tujuan. Terbilang merepotkan bagi yang membawa banyak barang. Untungnya kru bus bertanggung jawab sehingga seluruh penumpang tidak terlantar.

Kami pun menjadi salah satu penumpang yang dioper. Karena penumpang jurusan Kampung Rambutan-Slawi memang perlu berganti bus. Sebab bus dari Kampung Rambutan sebenarnya bertujuan akhir di Pekalongan. 

Sehingga untuk menuju Slawi, penumpang dialihkan ke bus dari pemberangkatan awal di Tanjung Priok. Sebaliknya, penumpang dari Tanjung Priok ke Pekalongan akan berpindah ke bus dari Kampung Rambutan.

Kami sendiri dioper ke bus bernomor lambung HR197 dengan sasis Hino RK260 non air suspension. Meski secara spek sedikit lebih rendah dari bus sebelumnya yang sudah bersuspensi udara, namun kelas yang didapat tetaplah sama.

Setelah kembali masuk ke tol dari area operan bus di Pejagan, maka sekitar pukul 13.30 akhirnya sampai di Slawi. Total waktu tempuh perjalanan 6 jam tanpa istirahat makan.

Baca juga: Efek BBM Naik Harga Tiket Bus Ikut Melonjak Tajam, Jakarta-Surabaya Sekarang jadi Segini

Kesimpulan

Meski harga BBM naik yang berimbas ke naiknya tiket, namun penggunaan bus tetap digemari. Sebab harga tiketnya masih terbilang murah dan langsung menjangkau kota kabupaten yang cukup jauh dari layanan kereta api jarak jauh seperti Slawi dan sekitarnya.

Hanya saja, perjalanan ini memakan waktu perjalanan cukup lama. Serta pengoperan bus masih dilakukan untuk efisiensi rute bus.