Berniat Beli Mobil Listrik, Apakah Benar-benar Ramah Lingkungan atau Tidak?

Pemerintah Indonesia secara serius ingin mengurangi dampak risiko emisi karbonn yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Salah satu caranya yaitu dengan melakukan upgrade kendaraan dinas aparatur sipil dan militer menjadi mobil listrik berbasis baterai mulai 2023 mendatang. 

Mobil listrik (EV) merupakan konsep yang relatif baru dalam dunia industri otomotif. Mobil listrik seperti Nissan Leaf, Ford Focus Electric atau Tesla Model S, Chevrolet Volt adalah cara terbaik bagi Anda untuk tidak hanya menghemat uang tetapi juga membantu berkontribusi terhadap lingkungan yang sehat dan stabil.

Mobil konvensional sejauh ini menghasilkan banyak emisi karbon yang dikeluarkan ke atmosfer alami kita, membuat kita rentan terhadap hal-hal seperti polusi dan gas rumah kaca. Untuk membantu secara positif lingkungan tempat kita tinggal, mobil listrik dinilai sebagai langkah maju yang baik.

Namun, tahukah kamu kalau mobil listrik belum tentu ramah lingkungan seperti gembar-gembornya selama ini?

Mengapa demikian? Padahal mobilnya tidak menghasilkan emisi? Tentu itu yang ada di benak kalian semua alasan mobil listrik sampai disebut tidak ramah lingkungan. Sebenarnya bukan dari sisi produknya yang tidak ramah lingkungan, melainkan proses produksi dan pengolahan bahan baku baterai yang punya risiko tinggi.

Dikutip dari ypte.org.uk, proses produksi baterai mobil listrik ini membutuhkan logam langka. Baterai untuk mobil listrik menggunakan banyak lithium, logam paling ringan dan elemen padat paling ringan dalam kondisi normal. 

Chili menghasilkan jumlah lithium terbesar (8.800 ton per tahun), disusul negara produsen besar lainnya termasuk Argentina dan Cina, sementara Bolivia memiliki cadangan terbesar yang diketahui di dunia. Logam lain yang digunakan dalam mobil listrik termasuk tembaga, kobalt, aluminium, nikel dan kadang-kadang mangan, bersama dengan grafit non-logam konduktif. 

Ada deposit kobalt yang kaya di negara-negara seperti Republik Demokratik Kongo, di mana ia terletak di permukaan dan diambil oleh penambang yang mencakup wanita dan anak-anak. Cobalt beracun bagi manusia dan sebagian besar penambang ini bekerja dengan sedikit atau tanpa peralatan pelindung.

Produksi Mobil Listrik Menghasilkan Jauh Lebih Banyak Emisi

Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang berapa banyak emisi yang dipancarkan selama pembuatan mobil listrik, Anda harus melihat bagaimana komponennya bersumber dan dibuat. Bahan baku pembuatan mobil harus ditambang, dan proses penambangan menghasilkan banyak emisi gas. Kemudian bahan mentah harus disempurnakan sebelum dapat digunakan, yang lagi-lagi mengeluarkan lebih banyak emisi sisa produksi, dan diperparah dengan emisi yang dikeluarkan dalam proses manufaktur.

Supaya adil, kita bisa membandingkan tingkat emisi yang dihasilkan dalam keseluruhan proses manufaktur mobil listrik dengan mobil konvensional. 

Baca juga:

Harga BBM Naik, Mobil Listrik di Indonesia Bisa Makin Laris Manis

DFSK Siapkan Mobil Listrik Terbarunya Untuk Beberapa Tahun ke Depan, Mini EV Siap Tantang Wuling Air ev?

Wajib Beralih ke Mobil Listrik, Ini 5 Kendaraan yang Bakal Dilirik Jadi Kendaraan Dinas Pemerintah Tahun Depan

Emisi gas juga dihasilkan saat membuat mobil berbahan bakar bensin atau solar. Memperhitungkan keseluruhan proses produksi, membuat mobil berbahan bakar bensin atau solar melepaskan sekitar 7 hingga 10 ton CO2. Membuat mobil listrik melepaskan jumlah CO2 yang kira-kira sama dengan mobil konvensional, tetapi kemudian Anda harus menambahkan jumlah emisi dari proses produksi baterai. 

Perkiraan menunjukkan bahwa sejumlah 150 kilogram emisi CO2 dilepaskan untuk setiap 1 kiloWatt hour (kWh) kapasitas baterai. Agar mobil listrik memiliki jangkauan yang layak (katakanlah 450 kilometer), dibutuhkan baterai dengan kapasitas setidaknya 60kWh. 
Ini berarti bahwa 9 ton CO2 lebih lanjut akan dikeluarkan selama pembuatan mobil listrik, sehingga total emisi CO2 adalah 16-19 ton. Jadi pada titik ini, mobil listrik tampaknya lebih buruk bagi lingkungan daripada mobil berbahan bakar fosil.

Pembangkit Listrik Tenaga Batubara Memperparah Emisi yang Dihasilkan

Ada beragam sumber daya energi yang dapat digunakan untuk menciptakan energi listrik. Bisa itu dari PLTA, PLTU atau bahkan pembangkit listrik tenaga batu bara atau juga tenaga diesel. Untuk dua jenis sumber daya terakhir, jelas bakal menghasilkan emisi saat digunakan untuk memproduksi daya listrik. 

Pembangkit listrik tenaga batu bara memancarkan 800-850 gram CO2 per kWh (perkiraan terbaru menunjukkan ini mungkin lebih rendah, pada 650g per kWh), sementara pembangkit listrik berbahan bakar gas yang lebih bersih memancarkan 350-400g CO2 per kWh.

Pemerintah maupun perusahaan negara penyedia energi listrik diharapkan mampu menciptakan sumber produksi listrik yang ramah lingkungan. Misalnya saja Menggunakan energi terbarukan, seperti panel surya atau kincir angin supayadampak negatifnya terhadap lingkungan jauh lebih rendah daripada jika diisi menggunakan listrik dari pembangkit listrik tenaga batu bara.

    Channel:
Ikuti media sosial kita:

Berpengalaman di beberapa media online. Bermula menjadi reporter otomotif di situs yang lain hingga kini menjadi Editor di Au...

Cek penawaran terbaik dalam 24 Jam!

pengguna tukar tambah mobil impiannya
Tambahkan
mobil Anda

Upgrade

Toyota Agya

Mobil Bekas Terkait

Jaminan Kualitas Mobil

Garansi Satu Tahun

Jaminan 5 Hari Uang Kembali

Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi

2019 Daihatsu TERIOS X 1.5

Rp 195,00 Juta
Rp 3,97 Juta/bln

19.652 km

4,5 tahun

Jakarta

Cek Tawaran Juli

2017 Toyota AGYA G 1.0

Rp 106,00 Juta
Rp 2,16 Juta/bln

10.656 km

6,5 tahun

Jawa Barat

Cek Tawaran Juli

2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5

Rp 192,00 Juta
Rp 3,91 Juta/bln

5.727 km

1,5 tahun

Jakarta

Cek Tawaran Juli

2019 Toyota CALYA G 1.2

Rp 130,00 Juta
Rp 2,65 Juta/bln

16.171 km

4 tahun

Jawa Barat

Cek Tawaran Juli

2020 Honda BRIO RS 1.2

Rp 189,00 Juta
Rp 3,85 Juta/bln

18.587 km

3 tahun

Jakarta

Cek Tawaran Juli
Lihat Lebih

Berita Terbaru

Hyundai Stargazer X Penantang Xpander Cross Dipastikan Meluncur di GIIAS 2023

Hyundai akan terus melakukan inovasi di pasar otomotif nasional, termasuk mempersiapkan produk baru berupa Hyundai Stargazer X. Kemunculan Stargazer X ini disebutkan langsung oleh President Director PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Woojune Cha, di Jakarta, Senin (17/7/2023). Baca juga: Senggol Xpander Cross, Hyundai Stargazer X 2023 Bakal Hadir Pakai Rem Cakram di Semua Roda Menurut Woojune Cha, Stargazer X bakal diluncurkan di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) yang dimu

Hyundai Stargazer Essential Resmi Diluncurkan dengan Harga Menarik, Ini yang Berubah

PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) menghadirkan Hyundai Stargazer Essential yang menjadi varian baru dari Stargazer, Senin (17/7/2023). Kehadiran Hyundai Stargazer Essential ini ternyata menggantikan tipe Trend. Alhasil, varian Stargazer saat ini untuk urutan termurah sampai termahal adalah Active, Essential, Style dan Prime. Baca juga: Hyundai Stargazer Essential Segera Diluncurkan, Fiturnya Lebih Lengkap Menurut President Director PT Hyundai Motors Indonesia, Woojune Cham kehadiran Stargazer E

Terungkap, MG Cyberster 2023 Bisa Sprint Lebih Cepat dari Ferrari dan Lamborghini

Mobil listrik pertama MG berjeniskan roadster soft top, MG Cyberster 2023 diperkenalkan pertama kali pada April lalu. Pabrikan China berdarah Inggris, MG, hadirkan Cyberster 2023 bukan cuma membawa desain yang agresif sekaligus atraktif, namun juga dengan performa tinggi. Baru-baru ini diungkapkan bahwa mobil listrik ini bahkan lebih cepat dan lebih bertenaga daripada banyak supercar terkemuka dunia. Wang Jian, director of electric propulsion development SAIC Motor, mengatakan Cyberster merupaka

6 Catatan Penting Wuling Air ev Selama di Indonesia

Tepat 11 Agustus 2022, mobil listrik Wuling Air ev memasuki satu tahun kehadirannya di pasar otomotif Indonesia. Nah, bersamaan dengan kehadiran Wuling Motors di Indonesia sejak Juli 2017, merek mobil asal China ini menggelar acara Green Drive Festival dengan mengundang konsumen Air ev serta komunitas Wuling Electric Vehicle Indonesia (WEVI). Dalam acara tersebut, Wuling Motors menghadirkan berbagai aktivitas seru serta penampilan dari stand up comedian, Mongol, dan hingga mendatangkan penyanyi

Review Pemilik: Honda City Hatchback RS 2021, Cocok Buat Dimodif

**Artikel ini adalah pengalaman pribadi dari pemilik Honda City Hatchback RS 2021 Honda City Hatchback RS dihadirkan sebagai penerus Jazz GK5 di Tanah Air. Mewarisi berbagai keunggulan yang menjadi ikonik hatchback Honda, City Hatchback RS terlihat stylish, sporty, canggih, serta memiliki performa besar, yang mempunyai karakter 11-12 dengan Jazz. Pada review pemilik kali ini, kami akan mengulas City Hatchback RS manual lansiran April 2021. Menurut cerita dari pemilik, ia membeli mobil ini dalam

Mobil Rekomendasi

PopulerTerbaru
Hot
Toyota

Toyota Raize

Rp 229,80 - 299,20 Juta

Lihat Mobil
Hot
Daihatsu

Daihatsu Rocky

Rp 214,20 - 265,00 Juta

Lihat Mobil
Hot
Honda

Honda Civic

Rp 533,00 - 586,90 Juta

Lihat Mobil
Hot
Honda

Honda Brio

Rp 156,90 - 227,10 Juta

Lihat Mobil
Tidak Dijual
Honda

Honda Jazz

Belum Tersedia

Lihat Mobil
Hot
Hyundai

Hyundai Palisade

Rp 842,00 - 1,11 Milyar

Lihat Mobil
Hot
Wuling

Wuling Almaz

Rp 279,50 - 470,00 Juta

Lihat Mobil
Hot
Honda

Honda City Hatchback

Rp 333,60 - 362,60 Juta

Lihat Mobil
Hot
Kia

Kia Sonet

Rp 193,00 - 296,00 Juta

Lihat Mobil
Subaru

Subaru Crosstrek

Rp 549,50 Juta

Lihat Mobil
Suzuki

Suzuki Grand Vitara

Rp 359,40 - 384,40 Juta

Lihat Mobil
Chery

Chery Omoda 5

Rp 329,80 - 399,80 Juta

Lihat Mobil
Subaru

Subaru WRX

Rp 849,50 - 949,50 Juta

Lihat Mobil
Subaru

Subaru WRX Wagon

Rp 975,50 - 1,03 Milyar

Lihat Mobil
Wuling

Wuling Alvez

Rp 209,00 - 295,00 Juta

Lihat Mobil
Daihatsu

Daihatsu Ayla

Rp 103,30 - 161,05 Juta

Lihat Mobil
Varian Baru
Toyota

Toyota Agya

Rp 175,40 - 253,50 Milyar

Lihat Mobil
Land Rover

Land Rover Range Rover Sport

Rp 4,52 Milyar

Lihat Mobil