Motor tipe matic menggunakan transmisi yang dinamakan CVT alias Continously Variable Transmission. Transmisi tipe CVT ini memanfaatkan gaya sentrifugal untuk meneruskan tenaga mesin ke roda belakang.
Karena dari itu komponen di dalem area CVT ini cukup banyak dan saling berkaitan. Jika ingin mengubah karakter motor matic, caranya cukup mudah tanpa harus mengoprek mesin utama.
Bisa dengan hanya mengganti bobot roller, maka karakter saluran tenaga yang dihasilkan akan berbeda dari sebelumnya. Harga dari 6 buah roller juga masih terjangkau, berada di kisaran Rp 80-150 ribuan saja.
Lantas efek apa saja yang terjadi saat mengganti bobot roller dari standar? Mari kita bahas.
Baca juga: Ketahui Fungsi dan Masa Pakai V-belt Motor Matic, Putus Bisa Berabe!
Setiap motor matic dibekali dengan bobot roller yang berbeda, tentunya tergantung dengan kapasitas mesin, genre motor tersebut, dan karakter apa yang ingin dibuat oleh para pabrikan.
“Pada dasarnya motor keluar dari pabrikan sudah dilakukan uji coba, baik untuk performance dan bahan bakar. Seiring berjalannya tren dan harapan konsumen pada motor nya, di sini berkembang modifikasi pada roller.”
“Contoh All New NMax berat roller 13 gram, kalau mau diubah akselarasi awal lebih cepat bisa diturunkan, efeknya untuk top speed akan berpengaruh,” buka Ridwan Arifin dari bengkel Motorwan yang ada di bilangan Bogor, Jabar.
Memang dengan hanya penggantian roller ini, karakter sebuah mesin motor matic akan langsung berubah. Tergantung dengan ubahannya, dibuat lebih ringan dari bobot roller standar atau justru dibuat lebih berat.
Baca juga: Biar Rem Motor Matic Gak Blong, Begini Teknis Ngerem Yang Benar
“Ganti roller sama halnya seperti ngoprek gear rasio. Kalau cari akselerasi, yang suka jengat-jengagt cocok pakai roller yang ringan. Tapi ada batas toleransinya, buat motor 150 cc jangan pakai 7 gram ke bawah, Itu terlalu ringan jadi malah gak efisien menurut gue,” sahut Yoga Ningrat dari Yoga Motoshop.
Penggunaan bobot roller yang ringan ini memang akan mengubah karakter mesin menjadi lebih responsif, tapi tergantung kembali dengan bobot roller yang digunakan.
Karakter mesin yang lebih responsif ini didapat dari putaran mesin yang lebih tinggi di kecepatan yang lebih rendah, karena itu saat menggunakan roller lebih ringan pasti mesin akan terasa sedikit menggerung.
“Roller ringan auto boros pastinya, karena rpm mesin jadi lebih tinggi buat melempar itu roller. Jadinya ngeden, akselerasi emang cepat cuma jadi ngeden. Karena rpm tinggi dan ngeden makanya jadi boros,” sambung Yoga.
Baca juga: Ternyata Ini Isi Kotak Hitam di CVT Motor Matic Honda, Sudah Tahu Belum?
Lantas bagaimana jika menggunakan bobot roller yang lebih berat dibanding orisinal? Nyatanya tidak semerta-merta bisa menaikan top speed, yang ada justru bikin tarikan motor terasa lebih berat.
“Naikin top speed gak bisa diharapkan dari CVT, dia fokus ke akselerasi. Pabrikan sudah menghitung berat roller sesuai top speed maksimal, kalau diberatin lagi motor malah tambah berat.”
“Kecuali udah ada ubahan mesin seperti TB reamer atau bore up lalu pakai roller lebih berat dari standar top speed pasti naik. Ubahan lain seperti kerok jalur roller atau jalur belt ada kemungkinan top speed juga naik, tapi tetep dari CVT ini lebih buat cari akselerasi,” rinci Yoga yang bengkelnya ada di bilangan Cibubur, Jakarta Timur ini.
Pada intinya gonta-ganti bobot roller sama sekali tidak menaikan performa dari motor tersebut, hanya menggeser power band mengikuti bobot roller yang digunakan.
Baca juga: Matic Entry Level Gak Pasaran, Mending Pilih Suzuki Nex II atau Nex Crossover?
Jika pakai bobot roller ringan, maka power band akan tergeser maju. Efeknya membuat tarikan awal lebih responsif, namun tenaga di putaran atas akan terasa flat hingga top speed yang lebih rendah.
“Tapi kalau untuk konsumen awam, mungkin feel riding jadi tambah performanya. Basicnya banyak yang terkait dari sistem CVT selain bobot roller. Seperti sudut primary sheave, spring secondary, spring shoe sentrifugal, gear ratio, sama setting ECU tentunya,” tambah Ridwan.
Agar tidak salah pilih, perlu ada beberapa pertimbangan sebelum memutuskan untuk mengganti bobot roller. Pasalnya akan sangat berpengaruh ketika digunakan sehari-hari.
“Harus sesuai spesifikasi mesin, sesuai bobot pengendara, biasa boncengan apa engga. Makin berat beban yang ditopang motor, harusnya roller dibikin sedikit lebih ringan.”
Baca juga: Update Harga Matic Premium, Honda PCX 160 2022 dan Yamaha NMax 155 2022 Makin Melambung!
“Kondisi jalan juga medan yang sering dilalui banyak tanjakan apa engga. Kalau iya, pakai roller sedikit lebih ringan buat kejar torsi jadi saat di tanjakan jadi lebih bertenaga,” saran Yoga.
Tuh!