Perawatan ban mobil merupakan keharusan bagi setiap pemilik kendaraan. Dan ketika merawat si karet bundar ini bukan hanya sekedar memperhatikan kondisi tapak ban saja. Hal penting lainnya dari sebuah ban yakni tekanan angin pada komponen tersebut.
Sayangnya, banyak sekali para pemilik kendaraan yang tidak peduli atau malah kurang mengerti tentang tekanan angin ban mobil mereka. Padahal tekanan angin merupakan unsur yang krusial pada sebuah ban kendaraan bermotor.
Bahkan dalam sebuah penelitian terkait "Pemeriksaan Tekanan Ban" yang dilakukan Japan Automotive Federation (JAF) pada Mei 2021, 70 persen kendaraan khususnya mobil yang melaju di jalan raya di Jepang, memiliki tekanan udara pada ban yang tidak sesuai rekomendasi pabrikan. Ada yang kurang bahkan tak sedikit juga yang tekanan angin ban mobil dipaksa lebih tinggi.
Dikutip dari Bestcarweb, Rabu (03/08/2022), JAF juga mencatat jumlah kendaraan yang mengalami masalah pada bagian roda mengalami peningkatan. Di tahun 2021 jumlahnya mencapai 390.859 unit kendaraan. Padahal di 2007, jumlah pengendara yang mengalami gangguan tercatat 286.934. Jadi selama 14 tahun ada peningkatan lebih dari 100.000 kasus atau 136 persen. Gangguan ini juga paling banyak akibat tekanan angin ban tidak tepat.
Lalu seperti apa tekanan angin ban yang tepat itu? Mari kita ulas.
Baca juga : Walau Banyak Manfaat, Ketahui Bahaya Cairan Anti Bocor di Ban Mobil
Guna mengetahui seberapa besar tekanan udara pada ban mobil Anda yang paling tepat adalah dengan memperhatikan stiker yang terpasang di dekat pintu sisi pengemudi. Disitu bisa diketahui ukuran tekanan udara baik ban depan maupun belakang.
Misalnya tertulis ban depan 33 Psi dan ban belakang 34 Psi. Perlu diingat, setiap mobil termasuk merek dan modelnya memiliki tekanan angin ban yang berbeda-beda. Jadi sebaiknya cek dulu stiker ini untuk memantau tekanan udara pada roda kendaraan Anda.
Namun setelah mengetahui, Anda wajib melakukan pengecekan tekanan angin ban mobil secara berkala. Hal ini juga sebenarnya tertulis dalam buku manual pedoman pemilik kendaraan yang disertakan ketika Anda membeli mobil tersebut.
Biasanya disitu tertulis "Untuk menjaga tekanan ban yang tepat, periksa tekanan ban setidaknya sebulan sekali". Namun jika ban yang dipakai berprofil rendah, periksa setidaknya dalam dua pekan sekali. Lakukan juga pemeriksaan sebelum dan sesudah Anda melakukan perjalanan jauh.
Mengapa harus minimal sebulan sekali? Karena setiap ban mengalami penurunan tekanan udara sekitar 5-10 persen. Kebocoran udara alami itu akan terjadi meskipun ban tidak benar-benar bocor.
Baca juga : Kebiasaan Buruk yang Bisa Jadi Penyebab Ban Mobil Pecah, Kurang Angin Salah Satunya
Pertanyaan yang sering muncul seputar tekanan udara pada ban adalah, apakah malah jika ban mobil tersebut menggunakan tekanan angin lebih tinggi dibanding rekomendasi? Atau malah sebaliknya dibawah dari yang disarankan?
Sebenarnya kedua ini bukan hal yang benar. Namun tekanan udara yang tinggi jauh lebih baik daripada kurang. Meskipun ada ketidaknyamanan saat digunakan, serta berpotensi tapak ban aus di bagian tengah, tetapi jika tekanan udara sedikit dibuat lebih tinggi maka ini bisa mengantisipasi adanya penurunan tekanan udara secara alami tadi.
Lantas bagaimana jika Anda sudah tak lagi menggunakan ban standar, misalnya akibat mengganti velg aftermarket dengan ukuran lebih besar. Jika hal ini yang dilakukan maka saat membeli ban baru itu, periksa rekomendasi berapa tekanan udara pada ban tersebut.
Anda bisa melakukan ini melalui situs pencarian seperti Google, atau bertanya langsung ke pihak penjual maupun produsen ban tersebut. Satu lagi, jangan lupa gunakan tutup pentil yang tepat dan menutup rapat bagian pentil tersebut. Karena debu dan air yang masuk ke lubang pentil ban akan menyebabkan kebocoran tekanan angin di ban tersebut.
Baca juga : Fakta atau Mitos, Jalan Tol Beton Bikin Ban Mobil Cepat Aus
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta