Gilera Runner jadi salah satu matic 2 tak di Italia yang punya 2 versi mesin, ada mesin 2 tak dan mesin 4 tak. Untuk pasar Indonesia, tipe mesin 4 tak dari Gilera masih banyak berkeliaran.
Yang cukup langka di Indonesia justru untuk varian mesin 2 tak, apalagi pecinta matic 2 tak di Indonesia sedang hangat. Unitnya yang langka membuat matic ini terasa eksklusif.
Salah satu pria yang beruntung mendapatkan unit ini adalah Ken, bisa dikatakan beruntung karena dirinya mendapatkan motor ini dari sebuah bengkel loakan.
“Nemu di bengkel loakan. Mungkin sudah banyak yang lihat, cuma males ngambilnya. Karena kondisinya berantakan banget, apalagi barang-barangnya sudah susah ditemui. Makanya banyak yang akhirnya nyerah buat ambil unit ini," katanya.
Baca juga: Rombak Vespa Klasik jadi Bertenaga Listrik Cuma 3 Jam Saja, Segini Biayanya
Meski tahu kalau kondisinya cukup berantakan, namun Ken tetap memberanikan diri untuk mengambil unit yang ternyata Gilera Runner FXR 172 DT lansiran tahun 1998. Kabarnya unit ini di Indonesia hanya 1, wow!
“Di Indonesia cuma 1 unit ini, memang dibawa langsung sama pemilik sebelumnya dari negara asalnya. Proses pengerjaan mulai dari bodi part dan ini lumayan sulit, karena udah banyak yang gak jual gara-gara discontinue,” sambungnya.
Karena susah dan emang tidak diproduksi lagi, tidak jarang Ken mengambil komponen bekas dari luar negeri. Menurutnya yang penting harus orisinal biar gak banyak dirubah, jadi bisa terpasang sempurna.
Setelah mencicil part satu demi satu, akhirnya bodi terkumpul dan dibalut dengan warna merah maroon. Bahkan beberapa komponen ada yang menggunakan carbon fibre untuk memberi kesan racy. Seperti di sepakbor depan, dasi depan, dan fly screen.
Baca juga: Vespa Darling JDM Berkonsep Racy, Banjir Part Eksotis dan Langka!
Tidak hanya di bodi utama, kondisi mesin saat pertama kali dibeli juga sangat mengenaskan. Akibatnya seluruh komponen mesin diperbaharui, mulai dari mesin utama hingga area CVT.
Ogah dibiarkan standar, restorasi mesin langsung diupgrade menggunakan racing part. Seperti blok silinder Malossi MHR 172 cc, crankshaft BGM Evolution, variator Malossi Multivar, karburatir PWK 28 mm, dan masih banyak lagi.
“Komponen CVT ganti Stage6 karena setelah browsing ternyata untuk harian merek ini punya reliability yang bagus, walaupun secara performa kurang. Jadi buat harian sih masih oke,” rinci pria kelahiran Kediri, Jatim ini.
Yang cukup spesial ada pada knalpot berlabel Barone, karena ternyata knalpot ini sebenarnya tidak diproduksi untuk Gilera Runner. Adanya knalpot ini karena Ken kenal dengan Roberto Barone.
Baca juga: Vespa Sprint 10th Anniversary PID, Bukan Limited Edition Biasa Nih!
“Dia sebelumnya kepala divisi Parmakit. Jadi deket karena waktu gua punya tim balap Vespa small frame pakai barang-barang Parmakit, jadi sering komunikasi. Setelah dirinciin apa aja spek mesinnya, baru deh dibuat knalpotnya yang sesuai,” rinci pria ramah ini.
Tenaga mesin yang sudah besar ternyata membuat motor satu ini jadi kurang nyaman, karena engine mounting orisinal Gilera Runner tidak bisa menjaga mesin tetap stabil saat berakselerasi.
Untuk itu engine mounting sedikit dicustom dengan menambahkan damper, tugasnya untuk menjaga mesin tetap stabil ketika berakselerasi. Karena ini cukup berpengaruh terhadap handling.
“Custom pakai punya 4 tak, cc nya yang besar jadi kurang nyaman buat harian. Setelah pasang damper, cukup ampuh buat meredam getar dan nahan mesin biar gak naik-naik,” tunjuk Ken yang tergabung di Piaggio and Gilera Owner ini.
Baca juga: Uniknya Piaggio Mymoover, Motor Roda 3 yang Bisa Nikung Miring
Di sektor kaki-kaki tetap mengandalkan suspensi depan bawaan upside down namun dipadu suspensi belakang BGM. Sektor depan kian padat berkat adanya cakram Malossi Whoop 250 mm diapit klaiper Stage6 R/T.
“Kemarin sempat nyari spidometer susahnya minta ampun, begitu juga pas nyari visornya. Sampai sini udah cukup dulu lah sudah selesai,” tutup pria yang menyerahkan pengerjaan kepada @ipangdabest dan @berkahcahayamandiri ini.
Satu-satunya di Indonesia nih!
Gilera Runner FXR 172 DT 1998 | ||
---|---|---|
Blok silinder | Malossi MHR 172 | |
Crankshaft | BGM Evolution (52/105) | |
Secondary Gears | Malossi (14/43) | |
Variator | Malossi Multivar | |
Clutch | Malossi MHR Maxi Delta | |
V-Belt | Malossi Aramid | |
Reed Valve | Mototassinari Vforce 3 | |
Intake Manifold | Stage6 R/T | |
Karburator | Keihin PWK 28 mm | |
Filter udara | Stage6 R/T | |
CDI | Malossi Digitronic | |
Knalpot | Barone Racing | |
Kickstart pedal | Stage6 R/T Black | |
Suspensi depan | Upside down | |
Suspensi belakang | BGM | |
Cakram depan | Malossi Whoop 250 mm | |
Kaliiper depan | Stage6 R/T | |
Slang rem | Hel | |
Ban | Pirelli Diablo Rosso Sport 12 inch | |
Lampu utama | Quattro ODF | |
Indicator set lens | BGM Smoke | |
Fly screen | Carbon fiber | |
Air intake variator | Carbon fiber | |
Front fairing cover shield | Carbon fiber |