Skutik sporty entry level merupakan produk unggulan yang dimiliki pabrikan motor. Dimensi kecil, irit, praktis dan harga terjangkau jadi modal penting agar masyarakat Indonesia memilihnya. Dari banyaknya model yang ditawarkan, ada dua jenis motor yang bisa disandingkan, yaitu Yamaha Mio M3 dan Suzuki Nex II. Di antara keduanya, siapa yang lebih layak dipilih?
Keduanya merupakan skutik sporty di segmen entry level dari masing-masing pabrikan. Untuk Yamaha Mio M3 ditawarkan dalam dua varian, tipe standar dijual Rp 16.350.000 dan varian tertinggi dengan tambahan fitur AKS dan SSS dibanderol Rp 17.270.000 OTR Jakarta. Sementara Suzuki Nex II tersedia dalam tiga varian, yakni Elegant, Fancy Dynamic, dan Cross. Masing-masing dilepas Rp 16.200.000, Rp 16.900.000 dan Rp 16.100.000 OTR Jakarta.
Mio M3 maupun Nex II sama-sama memiliki konsep desain yang sama. Tampangnya sporty dan banyak garis tegas dan tajam di sekujur tubuhnya. Penyematan striping di bodinya juga mempunyai karakter tersendiri. Masing-masing menonjolkan warna mencolok dan didukung grafis beraura sport. Khususnya buat tipe tertinggi Mio hadir dengan pelek bewarna emas. Sementara Nex II versi Elegant punya konsep warna mewah dengan tema satu warna.
Bagian depannya menguatkan karakater skutik sporty. Khususnya di bagian pencahayaan utama yang dibuat terpisah dengan lampu sein. Konsepnya melancip, sama seperti bodi di bawah jok. Behel pegangan belakang berbentuk huruf M, ciri khas untuk produk Mio.
Nex II punya tampang lebih agresif. Diwujudkan dengan bentuk bodi depan serbatajam dan tubuh yang kompak serta ramping. Memiliki panjang 1.890 mm, lebar 675 mm, dan tinggi 1.045 mm. Sangat cocok buat masyarakat Indonesia yang memiliki tubuh kecil.
Dimensinya Mio M3 sangat cocok untuk postur tubuh orang Indonesia, tidak terlalu besar dan tidak terlampau kecil. Ukurannya 1.870 x 685 x 1.035 mm (PxLxT) dengan jarak terendah ke tanah cuma 135 mm dan bobot keringnya hanya 94 kg. Spesifikasi rancang bangunnya itu mampu memberikan stabilitas yang mantap saat bermanuver di jalanan berliku.
Kapasitas tangki bahan bakarnya 4,2 liter dan bagasinya cukup luas dan lega untuk ukuran skutik entry level. Bisa buat menaruh jaket, sarung tangan ataupun benda kecil lainnya, tapi tidak muat untuk helm. Joknya empuk dan didukung pijakan kaki luas, memberikan kenyamanan maksimal saat mengendara.
Sementara bobotnya Nex II lebih ringan dari pesaingnya, yakni 93 kg. Berkat dimensinya yang kecil, dia sangat mudah dikendarai dan asyik diajak meliuk-liuk. Selain itu, bobot yang ringan berkontribusi terhadap konsumsi bahan bakar, lebih efisien. Agresifitas lainnya bisa dilihat dari bentuk headlamp yang dipadukan dengan cover depan melancip, khas motor sport Suzuki. Kapasitas tangkinya leboh kecil dari lawannya, hanya 3,6 liter dan bagasi juga tidak muat helm.
Mio M3 dibekali mesin berkapasitas 125 cc SOHC silinder tunggal, 4 langkah berteknologi Fuel Injection Blue Core. Jantung pacunya mampu memuntahkan tenaga maksimal sebesar 9,5 hp di 8.000 rpm dan torsi sebesar 9,6 Nm di 5.500 rpm. Pabrikan mengklaim bahwa Mio M3 50 persen lebih irit dibanding Mio karburator keluaran 2008. Sehingga cocok dijadikan sebagai kendaraan dalam menemani aktivitas setiap harinya.
Nex II menggendong mesin lebih kecil, cuma 113 cc SOHC dan berteknologi Fuel Injection. Jantung mekanisnya dapat menyemburkan daya sebesar 9,3 hp di 8.000 rpm dan momen puntir 8,5 Nm di 6.000 rpm. Teknologi pengabutan injeksinya di kombinasikan dengan SEP (Suzuki Eco Performance), mampu membuatnya lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar.
Khusus untuk varian tertinggi Mio sudah disematkan AKS (Advance Key System) dan SSS (Start Stop System). AKS sebuah kunci canggih berbasis remote yang di dalamnya terdapat teknologi Answer Back System. Bisa memudahkan pemilik mencari motornya di parkiran dengan menekan tombol satu kali.
Fungsi lainnya dari AKS ada Auto Open Key Shutter yang bisa aktif saat ditekan selama dua detik untuk membuka lubang kunci otomatis, dan menyalakan lampu pada lubang kunci. Untuk rumah kuncinya dilengkapi dengan multifunction key, yaitu sistem 1 kunci dengan 3 fungsi. Bisa mengunci motor, menyalakan mesin, dan membuka bagasi. Sedangkan SSS merupakan sistem otomatis yang membuat mesin mati saat berhenti lebih dari 5 detik. Untuk menyalakan kembali cukup putar tuas gas.
Lainnya ada smart stand side switch, mesin tidak menyala ketika standar samping masih posisi turun. Sistem ini akan menambah keamanan saat hendak berkendara. Kemudian ada Smart lock yang dapat menjaga posisi motor saat berada di tanjakan.
Karena dikenal irit, tersedia indikator khusus yaitu Eco Indikator. Spidometer dengan gaya trendi yang berbetnuk hexagon atau segi enam. Meski masih berupa analog, informasi kondisi motor dapat dicaba dengan mudah.
Nex II memiliki LED headlight, sorot cahayanya lebih terang dibanding jenis bohlam. Lalu disediakan port USB untuk mengisi daya smartphone di kompartemen kiri. Salah satu variannya ada yang diberikan stiker berkelir cerah di bagian bibir. Dipasangkan pula Cover Muffler, yaitu penutup bagian knalpot sehingga pengendara atau orang lain terhindar dari panas.
Keunggulan yang tidak dimiliki lawannya yakni pijakan kaki yang luas dan nyaman. Ukurannya mencapai 168 mm x 413 mm. Untuk memastikan motor mudah dihidupkan, disematkan Suzuki Easy Start System.
Harga yang ditawarkan oleh Yamaha memang lebih mahal, itu karena kubikasi mesinnya lebih besar. Sementara Suzuki punya harga lebih terjangkau dan dilengkapi fitur modern, macam LED headlight dan port USB charger. Mana yang lebih layak dipilih? Tergantung kebutuhan dan selera Anda.
Perbandingan Yamaha Mio M3 dan Suzuki Nex II | ||
---|---|---|
Yamaha Mio M3 | Suzuki Nex II | |
Mesin | 125 cc, Air cooled 4-stroke, SOHC | 113 cc, 4 Langkah, 1 silinder pendingin udara |
Tenaga | 9,5 hp / 8.000 rpm | 9,3 hp / 8.000 rpm |
Torsi | 9,6 Nm / 5.500 rpm | 8,5 Nm di 6.000 rpm |
Rasio Kompresi | 9,5 : 1 | 9,6 : 1 |
Panjang | 1.870 mm | 1.890 mm |
Lebar | 685 mm | 675 mm |
Tinggi | 1.035 mm | 1.045 mm |
Kapasitas Tangki | 4,2 liter | 3,6 liter |
Berat | 94 kg | 93 kg |