Mitsubishi Xpander merupakan Low MPV yang cukup fenomenal di Indonesia. Hadir di ajang GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 yang berlangsung di ICE BSD City, Xpander langsung memecut perhatian konsumen di Indonesia.
Datang dengan desain yang up to date menggunakan tema Dynamic Shield yang akhirnya diterapkan pada seluruh model Mitsubishi saat ini, Xpander sukses menangkap selera pasar di dalam negeri. Tak butuh waktu lama bagi PT Mitsubishi Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) agar Xpander berhasil meraih puncak mobil terlaris di Indonesia.
Pesaing paling ketat dari mobil ini tentu saja datang dari Si Mobil Sejuta Umat, Toyota Avanza. Avanza yang sudah belasan tahun menjadi penguasa pangsa pasar di Tanah Air pun dibuat bertekuk lutut oleh Xpander dari sisi penjualan. Walau tentu secara total, popuasi Avanza masih jauh di atas Xpander.
Cukup beragam tipe Xpander yang ditawarkan Mitsubishi Indonesia. Jika awalnya ada tipe GLX, GLS, Exceed, Sport, dan Ultimate, maka kini tipe GLX dihentikan penjualannya. Mitsubishi malah menyodorkan Xpander Cross namun masuk ke segmen Low SUV bersaing dengan Toyota Rush, Daihatsu Terios, serta Suzuki XL7.
Semenjak 2017, Xpander baru sekali mengalami facelift yakni di tahun 2020. Sehingga unit yang kami sempat uji ini adalah Mitsubishi Xpander facelift 2020. Seperti apa gambaran menyeluruh tentang mobil keluarga 7 penumpang berlogo tiga berlian itu? Berikut hasil penilaian kami berdasarkan Autofun Rating System.
Baca juga : Pertarungan LMPV, Perbandingan Performa Toyota Avanza dan Mitsubishi Xpander
Hasil Uji Performa Mitsubishi Xpander Ultimate AT | |
---|---|
0-60 km/jam | 6,21 detik |
0-100 km/jam | 14,05 detik |
60-100 km/jam | 7,43 detik |
0-402 m | 19,36 detik 115,1 km/jam |
100-0 km/jam | 2,8 detik |
Putaran mesin @ 100 km/jam | 2.500 rpm |
Putaran mesin @ 120 km/jam | 3.000 rpm |
Semua tipe Mitsubishi Xpander menggunakan mesin MIVEC 4A91 berkapasitas 1.499 cc, termasuk untuk Mitsubishi Xpander Ultimate A/T yang kami uji ini. Di atas kertas, mesin ini mampu memproduksi daya puncak 104 hp dengan torsi 141 Nm. Tenaga kemudian disalurkan ke roda depan menggunakan transmisi 4 percepatan otomatis konvensional.
Ketika diajak berakselerasi pada trek lurus, Xpander mampu menuntaskan tugas menggapai kecepatan 100 km/jam dari posisi diam dalam 14,05 detik. Cukup baik untuk mobil keluarga. Apalagi pengendaliannya juga masih bsia dibilang cekatan dengan lingkar kemudi yang memberikan kesan presisi saat digenggam.
Ketika cruising di jalan bebas hambatan dengan kondisi lalu lintas cukup lengang, Anda juga bisa menggunakan fitur cruise control. Cara mengaktifkannya tinggal tekan logo cruise control yang ada di lingkar kemudi bagian kanan. Kemudian atur kecepatan mobil yang diinginkan, lalu tekan tombol SET sampai indikator cruise control di meter cluster berubah jadi warna hijau. Untuk menonaktifkannya cukup injak pedal rem atau tekan kembali logo cruise control di setir.
Untuk perangkat penghenti lajunya, Xpander memang baru dilengkapi rem cakram untuk roda bagian depan saja. Tetapi mobil ini sudah ada Anti-lock Braking System (ABS), Electronic Brake Distribution (EBD), dan Brake Assits (BA). Kemudian juga ada Active Stability Control (ASC) yang membantu mobil tetap dapat bermanuver dengan baik saat mengahdapi permukaan jalan yang kelewat licin.
Baca juga : Model Baru Mitsubishi Xpander Siap Diperkenalkan Pada 2023 Termasuk Varian Hybrid
Hasil tes kesenyapan kabin Mitsubishi Xpander Ultimate AT | ||
---|---|---|
Engine Idle, AC off | 42,3 db | |
Engine Idle, AC ON | 45,4 db | |
Kecepatan 60 km/jam | 62,6 db | |
Kecepatan 80 km/jam | 65,6 db | |
Kecepatan 100 km/jam | 66,9 db |
Mitsubishi Xpander didaulat jadi MPV. Kalau bisa diartikan secara mudah, mobil ini harus jadi kendaaraaan serba bisa alias multi purpose. Sehingga Xpander harus nyaman saat dipakai sendiri untuk berkegiatan sehari-hari, tapi juga tetap memberikan rasa comfort yang setara pada saat berubah menjadi mobil keluarga.
Dan ini dibuktikan oleh Mitsubishi dengan racikan yang proporsional. Posisi duduk pengemudinya nyaman, demikian juga ketika penumpang lain ada di kabin mobil ini. Bahkan smapai penumpang di baris ketiga pun tidak terlalu terpangkas kenyamanannya. Memang sih kami sarankan untuk penumpang paling belakang lebih baik diisi anak-anak, biar ruang kaki dan ruang kepala juga lebih luas.
Lalu kekedapan kabin di mobil ini ketimbang Low MPV sejenis juga masih lebih baik. Saat posisi mesin idle tapi AC belum diaktifkan kekedapan kabin tercatat 42,3 db. Namun pada saat AC mulai hidup, kekedapan kabin cuma naik ke angka 45,4 db. Lantas pada saat di jalan tol dengan kecepatan hingga 100 km/jam, kekedapan kabin juga tercatat 66,9 db.
Baca juga : Pakai Sound System Rockford Fosgate, Harga Mitsubishi Xpander Cross Tembus Rp312 Jutaan
Besar celah panel Mitsubishi Xpander Ultimate AT | |||
---|---|---|---|
Lokasi | Sisi Pengemudi | Sisi Penumpang | Selisih |
Kap mesin | 4 mm | 3,8 mm | 0,2 mm |
Fender depan - Pintu depan | 4,3 mm | 4,3 mm | 0 |
Pintu depan - Pintu belakang | 4,8 mm | 5,2 mm | 0,4 mm |
Pintu belakang - Fender belakang | 5,2 mm | 4,3 mm | 0,9 mm |
Pintu bagasi | 4,8 mm | 5 mm | 0,2 mm |
Xpander memang diposisikan sebagai Low MPV yang menyasar konsumen kalangan menengah hingga atas. Walau begitu Mitsubishi terlihat mencoba menyajikan standar kualitas di atas rata-rata daripada kompetitornya.
Ini terlihat dari material bodi eksteriornya yang cukup berkualitas. Antara lain dari ketebalan cat yang hampir merata di seluruh bagian panel bodi. Untuk jarak antar panel juga antara 0,1 mm hingga 0,9 mm. Tidak terlalu buruk mengingat Xpander bukan kategori kendaraan premium yang dituntut punya material berkualitas nomor wahid.
Sayangnya kualitas material di bagian interior kurang kami sukai. Panel dasbor dan trim puntu sampai ke konsol tengah semuanya terbuat dari bahan plastik keras. Mitsubishi coba menutupinya dengan motif permukaan seperti jahitan serta ada aksen kayu di sebagian dasbor dan trim pintu. Tetapi itu hanya sukses membuat penampilannya saja terlihat mewah namun ketika disentuh masih muncul kesan ringkih.
Pemberian pelapis jok dari bahan fabric berwarna terang juga sebenarnya menimbulkan kesan lapang sekaligus lembut. Hanya saja jika kendaraan ini sering digunakan terutama pada keluarga yang punya anak kecil, maka rawan sekali jok terkena noda. Kalau sudah begitu, pasti akan sulit noda tersebut dihilangkan.
Tetapi sisi positif lainnya ada beberapa fitur unggulan di mobil ini yang tidak ditemukan pada Low MPV lain. Disamping cruise control, Xpander juga sudah dilengkapi Active Stability Traction Control (ASTC) dan Hill Start Assist (HSA). Lalu untuk mengaktifkan mesin juga cukup tekan tombil Start/Stop, serta kaca spion dengan pelipat elektrik.
Dari segi perangkat hiburan, ada headunit layar sentuh 7 inci di bagian tengah dasbor. Perangkat ini juga bisa terkoneksi dengan ponsel melalui kabel USB atau Bluetooth untuk mengaktifkan fitur menjawab atau melakukan panggilan telepon dengan bantuan tombol pengoperasian di bagian kiri lingkar kemudi.
Baca juga : Mitsubishi Xpander GLX Tak Lagi Dijual, Padahal Harganya Bisa Lebih Murah dari Avanza Veloz
Dimensi Mitsubishi Xpander vs Toyota Avanza vs Suzuki Ertiga | ||||
---|---|---|---|---|
Dimensi | Mitsubishi Xpander | Toyota Avanza | Suzuki Ertiga | |
Panjang | 4.475 mm | 4.190 mm | 4.395 mm | |
Lebar | 1.750 mm | 1.660 mm | 1.735 mm | |
Tinggi | 1.730 mm | 1.695 mm | 1.690 mm | |
Jarak sumbu roda | 2.775 mm | 2.655 mm | 2.740 mm | |
Jarak ke tanah | 205 mm | 200 mm | 180 mm | |
Ukuran roda | 205/55 R16 | 185/70 R14 | 185/65 R15 |
Secara proporsi, Mitsubishi Xpander punya panjang tubuh 4,4 meter (m), lebar 1,7 m, tinggi 1,7 m, dan jarak sumbu roda 2,7 m. Dibanding Toyota Avanza yang punya wheelbase 2.655 mm, lalu Suzuki Ertiga dengan jarak sumbu roda 2.740 mm, maka Xpander adalah yang paling panjang.
Ini berefek pada ruang kabin di mobil tersebut yang terasa lapang. Bukan hanya dari sisi pengemudi atau penumpang depan, tapi juga dirasakan penumpang belakang sampai jok baris ketiga. Terlebih lagi kursi baris kedua dna ketiga bisa dilipat rata dengan lantai. Kondisi tersebut akan membuat mobil dapat mengangkut barang-barang berukuran besar sekaligus.
Belum lagi ditambah Xpander punya 19 ruang penyimpanan barang diseluruh kabinnya. Mulai dari glove box di dasbor penumpang depan, tempat penyimpanan koin di sisi pengemudi, cup holder yang ada di tiap pintu dan konsol tengah dan ruang penumpang baris ketiga, sampai laci serbaguna di bawah jok penumpang depan.
Sayangnya pengaturan jok masih harus dilakukan secara manual. Meski begitu, akses masuk ke pintu depan, baik pengemudi atau penumpang sudah menggunakan keyless entry. Jadi cukup menekan tombol hitam kecil di gagang pintu, maka kunci pintu akan membuka.
Baca juga: Konsumsi BBM Toyota Avanza Veloz Vs Mitsubishi Xpander, Siapa Paling Irit?
Sebagai mobil yang akan digunakan sehari-hari, maka isu akan konsumsi bahan bakar dirasa penting untuk diketahui. Apalagi rival-rivalnya juga terbilang efisien dalam pemakaian BBM. Kami pun sudah melakukan uji konsumsi bahan bakar Mitsubishi Xpander 2020 Ultimate AT ini.
Dari pengujian dengan rute dalam kota sejauh lebih kurang 90 km, hasil yang didapat adalah 11,4 km/liter. Sedangkan untuk pengujian di jalan tol sejauh lebih kurang 105 km, hasilnya 16 km/liter. Catatan ini mungkin berbeda-beda dengan yang Anda coba karena bergantung dari situasi jalan saat itu dan juga jenis bahan bakar yang digunakan.
Baca juga : Mitsubishi Indonesia Juga Akan Produksi Xpander Hybrid dan Dua Model PHEV Lain
Daftar Harga Mitsubishi Xpander 2021 | ||
---|---|---|
Tipe | Harga | |
GLS M/T | Rp237.900.000 | |
GLS A/T | Rp248.900.000 | |
Exceed M/T | Rp246.400.000 | |
Exceed A/T | Rp257.000.000 | |
Sport M/T | Rp265.000.000 | |
Sport A/T | Rp275.000.000 | |
Ultimate A/T | Rp278.900.000 |
Per Agustus 2021, harga Mitsubishi Xpander mulai dari Rp237,9 juta hingga Rp278,9 juta. Kalau membandingkan dengan kompetitornya seperti Toyota Avanza atau daihatsu Xenia, harga Xpander memang tinggi. Sebab kedua pesaingnya itu menyuguhkan pula varian dengan harga di bawah Rp200 juta.
Tapi tentu MMKSI tidak tinggal diam menghadapi persaingan dari segi harga. Sebab setiap pembeli Mitsubishi Xpander sudah disertakan juga Paket Smart Silver untuk perawatan berkala mobil tersebut. Dengan paket ini pelanggan akan mendapatkan bebas biaya ganti suku cadang dan jasa servis hingga 3 tahun atau 50.000 km. Bahkan berikut pula asuransi diri bagi pemilik kendaraan, dan asuransi ban hingga 1 tahun.
Kalau mau upgrade Paket Smart ini pun bisa ke tipe Gold atau Diamond. Tentu ada lebih banyak benefit yang akan didapat oleh pelanggan.
Dengan harga paling tinggi dibanding Avanza dan Xenia, Mitsubishi Xpander memang menyajikan banyak keunggulan. Paling menonjol tentu saja kenyamanan dalam kabin yang akan dirasakan bukan saja saat berkendara seorang diri, tapi ketika pergi berlibur dengan angota keluagra. Apalagi di kelasnya cuma Xpander yang punya ruang penyimpanan barang terbanyak, serta fitur cruise control.
Komparasi Mitsubishi Xpander vs Toyota Avanza vs Suzuki Ertiga | |||
---|---|---|---|
Model | Mitsubishi Xpander | Toyota Avanza | Suzuki Ertiga |
Mesin | 1.5L MIVEC 4 silinder DOHC | 1.3L 4 silinder DOHC Dual VVT-i | 1.5L K15B 4 silinder DOHC VVT |
Daya maksimum | 105 PS @6.000 rpm | 96,5 PS @6.000 rpm | 104,7 PS @6.000 rpm |
Torsi maksimum | 141 Nm @4.000 rpm | 120 Nm @4.200 rpm | 138 @4.400 rpm |
Harga | Rp237,9 juta - Rp278,9 juta | Rp187,6 juta - Rp216,5 juta | Rp199,4 juta - Rp241,3 juta |
Apakah mobil ini kami rekomendasikan? Tentu dengan catatan Anda butuh kendaraan harian yang terlihat mewah dan stylish. Namun dibanding Avanza dan Ertiga, Xpander-lah yang paling mahal.
Baca juga : Rating: Honda Accord – Big Sedan Paling Pintar Dengan Banderol Paling Mahal. Layakkah?
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2022 Toyota AVANZA VELOZ Q TSS 1.5
15.640 km
1,5 tahun
Banten
2021 Toyota VELOZ Q 1.5
16.755 km
2 tahun
Banten
2020 Mitsubishi XPANDER CROSS PREMIUM 1.5
17.350 km
3,5 tahun
Banten
2021 Toyota AVANZA G TSS 1.5
19.997 km
1,5 tahun
Java East
2018 Toyota KIJANG INNOVA REBORN G 2.0
105.533 km
5,5 tahun
Jakarta