Menghitung Biaya Beli BBM Antara Wuling EV vs Mobil LCGC, Mana Paling Hemat Buat Dipakai Harian?

• Pilih mana Wuling EV vs mobil LCGC?
• Dari sisi harga, Wuling EV memang lebih mahal dibanding mobil LCGC.
• Biaya isi daya baterai Wuling EV lebih murah daripada isi bensin mobil LCGC.

Wuling EV digadang-gadang siap dijual massal di Indonesia. Harganya memang masih disimpan oleh pihak Wuling Motors (Wuling). Namun kabarnya mobil listrik Wuling ini akan ada dikisaran Rp220 juta hingga Rp275 juta.

Jika dilihat secara harga, pada rentang banderol ini memang setara mobil berbahan bakar bensin jenis City car, LMPV, atau bahkan Small SUV. Tapi kalau dibandingkan dengan mobil listrik lain, Wuling EV adalah mobil listrik paling murah di Indonesia.

Nah kalau bicara murah, maka mobil yang masih pakai mesin bakar dan masuk kategori murah adalah mobil LCGC. Karena mobil-mobil ini ada yang harganya di bawah Rp110 juta. Sementara yang termahal Rp184 jutaan. Masih jauh dibanding harga Wuling EV jika benar-benar dilepas Rp200 jutaan.

Tapi sebenarnya worth to buy gak sih si Wuling EV ini? Untuk itu kita coba bandingkan dari segi biaya pembelian bahan bakar vs biaya ngecas Wuling EV. Perbandingan ini kami asumsikan untuk pemakaian di dalam kota dalam keseharian Anda beraktifitas dari rumah ke kantor.

Baca juga : Resmi Diperkenalkan, Wuling EV Ini yang Bakal Dijual di Indonesia dan Dipakai di KTT G20 Bali

Konsumsi BBM Mobil LCGC

Sebelum membandingkan berapa biaya yang harus dikeluarkan antara penggunaan Wuling EV vs mobil LCGC, kita beberkan dulu konsumsi BBM dari masing-masing mobil LCGC yang saat ini masih dijual di Indonesia. Kami kumpulkan semua hasil pencatatan konsumsi BBM untuk pemakaian di dalam kota.

Pertama dari Daihatsu Ayla, dari beberapa pengujian yang dilakukan sejumlah media otomotif Tanah Air, untuk Ayla 1.0 transmisi manual konsumsi BBM bisa mencapai 18 km/liter. Sementara untuk Daihatsu Ayla 1.2 manual ada di angka 14,7 km/liter. Dan untuk Ayla 1.2 matic kebanyakan mencatat angka 12 km/liter.

Lanjut ke Honda Brio Satya, untuk yang transmisi manual ternyata Brio memiliki konsumsi BBM hingga 21 km/liter. Sedangkan varian CVT-nya menghabiskan 1 liter BBM untuk menempuh jarak 16,6 km. Beralih ke Toyota Agya dimana untuk konsumsi BBM yang tipe transmisi manual 16,7 km/liter. Tetapi untuk yang pakai transmisi matic hanya 15,1 kpl.

Lalu bagaimana dengan konsumsi BBM LCGC 7 seater? Sejumlah media mencatat konsumsi BBM Toyota Calya transmisi manual paling hemat di angka 16,1 km/liter. Tetapi yang varian transmisi matic cuma di angka 10,6 kpl.

Untuk konsumsi BBM Daihatsu Sigra 1.0 transmisi manual didapat 16 kpl. Lalu untuk Sigra 1.2 transmisi manual 14,1 km/liter, tapi yang varian matic 10,2 km/liter.

Konsumsi BBM tentu bisa berbeda dari tiap-tiap individu pemakainya, karena itu kita asumsikan untuk konsumsi BBM mobil LCGC transmisi manual ada di 18 km/liter. Sedangkan untuk yang mengunakan transmisi otomatis 12 km/liter.

Baca juga : Adu Penampilan dan Dimensi Wuling EV Versi Indonesia Vs Kiwi EV Versi China, Siapa Paling Proposional?

Biaya Beli Bensin Mobil LCGC

Nah langkah selanjutnya kita coba hitung berapa biaya yang dibutuhkan untuk mengisi bahan bakar mobil-mobil LCGC tersebut. Jika kita pakai rumusan harga BBM RON 90 jenis Pertalite dari Pertamina, maka per Juni 2022 harganya di 7.650/liter untuk wilayah DKI Jakarta dan Pulau Jawa.

Kita asumsikan setiap hari jarak antara rumah Anda dengan lokasi beraktifitas 10 kilometer (km) sekali jalan. Artinya satu hari bolak balik dari rumah ke tempat aktifitas lalu balik lagi ke rumah maka menempuh jarak 20 km. Dalam 5 hari beraktifitas, berarti Anda akan menempuh jarak 100 km.

Jika Anda gunakan mobil jenis LCGC dengan transmisi manual yang konsumsi BBM-nya 18 km/liter, maka selama lima hari Anda membutuhkan bahan bakar setidaknya 5,6 liter. Adapun biaya beli Pertalite selama lima hari yakni Rp7.650 x 5,6 liter = Rp42.840.

Sekarang bagaimana kalau pakai mobil LCGC yang bertransmisi otomatis? Jika Anda juga tetap pakai BBM jenis Pertalite dengan konsumsi BBM 12 km/liter maka untuk kebutuhan aktifitas selama lima hari dengan jarak tempuh 100 km, Anda butuh 8,4 liter Pertalite. Jadi biaya isi bensin selama 5 hari yakni Rp7.650 x 8,4 liter = Rp64.260.

Sekali Ngecas Wuling EV Bisa Tahan Sampai 3 Minggu

Kini kita bandingkan biaya ngecas Wuling EV dalam periode dan jarak tempuh yang sama. Untuk Wuling EV tipe Standard Range 200 km, menggunakan baterai 17,3 kWh dengan kemampuan jarak tempuh 200 km dalam sekali charge.

Apabila Anda melakukan pengecasan di rumah dengan tarif listrik Rp1.444,70/kWh, maka biaya yang dibutuhkan untuk mengisi daya baterai Wuling EV dari posisi kosong hingga full charge yaitu, Rp1.444,70 x 17,3 kWh = Rp24.993,31

Sementara kalau Anda punya Wuling EV tipe Long Range 300 km yang punya baterai berkapasitas 26,7 kWH, maka biaya untuk isi ulang daya baterai di rumah yakni Rp1.444,70 x 26,7 kWh = Rp38.573,49.

Dengan kemampuan jelajah 200 km dari kondisi full charge hingga benar-benar baterai kehilangan daya listrik, maka Wuling EV bisa dipakai hingga dua pekan Anda beraktifitas dengan jarak satu harinya 20 km. Dengan catatan di akhir pekan mobil listrik ini tidak dipakai.

Sementara kalau pakai yang tipe Long Range, dengan kemampuan hingga 300 km, mobil listrik Wuling tersebut bisa digunakan sampai 3 pekan untuk Anda beraktifitas dari rumah ke lokasi pekerjaan tanpa harus isi daya baterai lagi.

Itu berarti selama 5 hari Anda cukup keluarkan biaya untuk ngecas baterai sekitar Rp12.000, itu pun kondisi baterai belum full charge.

Baca juga : Beli Wuling EV Biaya Sekali Ngecas Baterainya Gak Sampai Rp50.000, Bisa Buat Seminggu