Seberapa Irit Konsumsi Bahan Bakar Jeep Wrangler?

Jeep Wrangler dua pintu memang sangat menarik untuk dimiliki. Tersedia dalam dua tipe, Wrangler JL Sport dan Rubicon, mobil yang terkenal akan kemampuan off road-nya ini dijual dengan kisaran harga Rp 1,3 miliar sampai Rp 1,6 miliar. Soal mesinnya sudah tak diragukan, tapi bagaimana konsumsi BBM Rubicon dan varian Jeep Wrangler lainnya?

Di Indonesia, ada 3 varian yang ditawarkan untuk konsumen. Ketiganya adalah Jeep Wrangler Sahara Unlimited, Jeep Wrangler Rubicon Unlimited dan Jeep Wrangler Sport Unlimited. Ketiganya ditawarkan dengan 3 atap yang dapat dipilih.

Harga Jeep Wrangler tergantung dari variannya. Jeep Wrangler Unlimited Sport sebagai varian terendah dibanderol dengan biaya sebesar Rp 1,4 Miliar untuk 2-Door dan Rp 1,6 Miliar untuk 4-Door. Lalu, Jeep Wrangler Sahara sebagai varian penengah Jeep ini dibanderol dengan biaya sebesar Rp 1,71 Milyar. Terakhir, harga Jeep Rubicon sebagai varian tertinggi Jeep berkisar Rp 1,7 Miliar untuk 2-Door. Ada juga harga mobil Rubicon yang berkisar Rp 1,82 Miliar. Ini merupakan harga mobil Jeep Wrangler 2020.

Mobil ini sendiri memang sejak lama terkenal akan performa mesinnya yang mantap untuk melibas berbagai medan. Maka tak heran jika ia identik akan tenaga besar dan mesin yang tak terlalu irit bahan bakar.

Baca juga : All-new Jeep Grand Cherokee L 7-Seater Akan Hadir di Indonesia Akhir 2021

Namun seiring berkembangnya teknologi dan perkembangan zaman, nampaknya pabrikan Jeep sadar akan tuntutan isu kehematan bahan bakar. Sebagai usaha menciptakan sebuah Wrangler yang efisien akan konsumsi bahan bakar namun tetap punya performa baik, maka digunakanlah mesin berkapasitas 2.000 cc.

Untuk mendongkrak tenaga agar tetap bisa diandalkan kala menerabas medan ekstrim, perangkat turbo dijejali pada mesin Wrangler. Lantas bagaimana kehematan bahan bakarnya?

Konsumsi BBM Jeep Rubicon Diesel dan Bensin di Rute Dalam Kota

Beruntung pihak pabrikan Jeep menyertakan klaim kehematan bahan bakar produknya ini di situs resmi. Dari data yang tersaji di situs tersebut, Jeep Wrangler 2 pintu diklaim mampu mengukir kehematan 10,5 liter per 100 KM untuk rute dalam kota. 

Jika diubah formatnya, maka dengan kata lain, Jeep Wrangler bisa menghasilkan kehematan bahan bakar mencapai 9,5 KM/liter untuk rute dalam kota. Bagaimana dengan rute tol.

Baca juga : Jeep Compass Facelift 2021 Segera Mengaspal di Tanah Air. Line-up Jeep Lainnya Akan Menyusul

Konsumsi BBM Jeep Rubicon Diesel dan Bensin di Rute Tol

Masih dari sumber informasi yang sama, Wrangler 2 pintu ini diklaim mampu menghasilkan kehematan bahan bakar 9,4 liter per 100 KM. Atau dengan kata lain kehematannya adalah 10,6 KM/liter di rute tol.

Bisa dikatakan bahwa konsumsi bahan bakar Jeep dua pintu ini memang tak terlalu irit. Namun untuk ukuran sebuah SUV 4WD tentu jika angka kehematan tersebut bisa konstan diraih maka tergolong irit.

Pihak Jeep menyebut hasil pengetesan konsumsi bahan bakar tersebut didapat pada tahun 2018 menggunakan metode dari pemerintah Kanada. Pabrikan asal Amerika Serikat ini juga menyebut bahwa angka konsumsi bahan bakar tersebut bisa berbeda di tiap konsumen.

Baca juga : Jeep Gladiator 2021 Resmi Hadir di Indonesia, Harganya Tembus Rp2 Miliar

Syarat Agar Konsumsi BBM Rubicon Lebih Hemat

Gaya berkendara, kondisi mesin dan kualitas bahan bakar yang digunakan akan sangat mempengaruhi hasil konsumsi. Biasakanlah menerapkan eco driving saat mengemudi Wrangler. Pastikan pula Wrangler Anda selalu diservis secara rutin agar mesin selalu dalam performa terbaiknya.

Sebagai informasi, Jeep Wrangler 2 pintu menggunakan mesin berkapasitas bersih 1.995 cc dengan turbo. Dapur pacu berkonfigurasi 4 silinder itu mampu menghasilkan daya 270 HP pada 5.250 Rpm dan torsi 400 Nm pada 3.000 Rpm. Mesin tersebut dikawal transmisi otomatis yang menyalurkan tenaga ke empat roda. 

Dengan profil mesin di atas maka setidaknya Anda harus rutin mengisi BBM dengan spesifikasi RON minimal 92. 

Baca juga : Toyota Land Cruiser 300 Sudah Dirilis, Sanggupkah Lawan Jeep Wrangler Cs Seperti Pendahulunya?