Paling Mahal Cuma Rp80 Jutaan, Ini Alasan Kenapa Proton Exora Kurang Layak Dibeli

Proton Exora bekas merupakan alternatif mobil tipe MPV dengan harga yang cukup terjangkau dibanding produk Jepangan.

Nama Proton pun memang sempat naik daun di Indonesia pada awal tahun 2000-an di bawah naungan PT Proton Edar Indonesia (PEI).

Salah satu produk Proton yang cukup menyita perhatian ialah Proton Exora, MPV medium yang diklaim memiliki kenyamanan tak kalah dengan Toyota Kijang Innova.

Menilik sejarah Exora, sejatinya mobil yang lahir di Malaysia pada April 2009 tersebut adalah model MPV kedua dari Proton setelah Proton Juara.

Nama Exora kabarnya diambil dari nama tanaman bunga Soka, dan ini untuk kedua kalinya, nama model Proton terinspirasi dari nama tanaman setelah Proton Saga.

Baca juga: Karir Proton Exora di Tanah Kelahirannya Tamat, Kalah Saing dari Veloz

Dimensinya cukup besar

Sebagai model MPV Medium, ukuran bodi Exora lumayan besar sehingga membuat kabinnya juga cukup lega.

Kabinnya juga cukup kedap untuk ukuran mobil Asia.

Desainnya lebih kalem dan cenderung main aman supaya sesuai selera kebanyakan konsumen MPV di Indonesia dan Malaysia.

Cukup disayangkan karena Proton telah hengkang dari Indonesia sejak 2019 sehingga ketersediaan layanan purna jualnya juga makin sulit.

Kini harga bekas Proton Exora cukup terjangkau, paling mahal di kisaran Rp80 jutaan.

Meskipun punya built quality yang baik dan harga yang murah, Proton Exora bekas ini kurang layak dimiliki. Berikut ini alasannya!

Baca juga: Proton Akan Jualan Mobil smart Mulai 2023, Indonesia Kebagian?

Mereknya Kurang Familiar di Masyarakat Kota Kecil

Kalah pamora dari mobil Jepang

Brand Proton, sebagai salah satu pabrikan otomotif besar di Asia Tenggara, menghadapi tantangan signifikan di pasar Indonesia.

Meskipun memiliki reputasi yang kuat di beberapa negara tetangga, Proton belum sepenuhnya meraih kesuksesan di Indonesia, khususnya di kota-kota kecil.

Bila dibandingkan dengan Wuling yang lebih akrab ditelinga masyarakat Tanah Air, menunjukkan bahwa Proton masih harus menghadapi ketidakfamiliaran dan persepsi kurang positif di pasar otomotif Indonesia.

Hal ini menjadikan value dari mobil tersebut lebih rendah dibanding rival-rivalnya yang punya kantor pusat di Jepang atau Eropa.

Kondisi tersebut berimbas pula pada harga jual kembali (resale value) dari mobil-mobil Proton yang kurang baik.

Meskipun Proton menawarkan produk yang kompetitif, tantangan untuk meningkatkan citra dan nilai jual kembali di pasar Indonesia menjadi langkah kritis dalam upaya merek ini untuk mengoptimalkan kehadirannya di negara ini.

Baca juga: Bekasnya Cuma Seharga Nmax Baru, Ini Kelebihan dan Kekurangan Proton Savvy

Makin Sulit Cari Bengkel dan Suku Cadang

Ketersediaan suku cadang dan body part juga semakin sulit

Sepeninggal merek Proton di tahun 2019, satu persatu jaringan bengkel resmi tutup hingga akhirnya makin sulit mencari bengkel spesialis.

Mau tak mau, kita jadi harus beli sparepart secara online atau gabung ke komunitas yang biasanya memiliki bengkel rekomendasi untuk menangani Proton.

Bicara soal aftersales ini umum terjadi dan dialami pemilik mobil Proton dari berbagai model yang dijual di Indonesia.

Kondisi ini sudah terjadi sejak 2009, ketika Proton Edar Indonesia masih ada dan tidak terlayani dengan baik oleh customer service Proton.

"Sparepart lumayan susah didapat. Pada 2009 (kalau tidak salah) saya pernah kesulitan mencari kampas rem; karena barang kosong dan harus menunggu sekitar 2 sampai 3 minggu.

Karena item tersebut benar-benar harus diganti, terpaksa dibikin, bengkel menggunakan ulang kampas rem bekas (yang masih belum habis) yang kebetulan ada di sana," tulis Andre Yoke, pengguna Proton Gen2 sebagaimana dikutip dari Quora.

Baca juga: Pesaing Honda Civic dari Malaysia, Spesifikasi Proton S70 Bikin Geleng-geleng Kepala

Performa Mesin Proton Exora Sedikit Underpowered

Mesin Proton Exora

Kelemahan lain yang bisa Anda pertimbangkan juga sebelum membeli Proton Exora bekas ialah soal performa mesin yang tidak istimewa, bahkan biasa saja.

Kondisinya sedikit kontras dengan handling sporty dan presisi dari setirnya karena hasil racikan Lotus.

Sebenarnya, kasus mesin yang dibilang underpowered alias kurang nendang tenaganya juga dialami oleh Kijang Innova bensin pada generasi pertama. 

"Kasusnya sama dengan Innova 2.0 bensin, dimana mesinnya keberatan menarik bodi mobilnya.

Tarikan terasa berat di putaran bawah dengan isi mobil penuh (yang saya coba versi M/T) dengan konsumsi BBM sama seperti Innova 2.0G 2013 yaitu 1:7- 8 dalam kota on Pertamax 92," beber Pinesthi Mukti Rizky Wibowo, selaku pengguna Proton Exora pada forum Quora

Sebagai informasi, Proton Exora menggunakan mesin 1.6L CamPro CPS 4 silinder segaris 16 katup DOHC berkapasitas 1.600 cc.

Mesin tersebut mampu menghasilkan tenaga maksimal sebesar 127 PS pada putaran mesin 6.500 rpm dan torsi maksimum sebesar 150 Nm pada putaran mesin 4.500 rpm. 

Mesin Exora konon memakai teknologi yang diadopsi dari brand Mitsubishi.

Dengan tenaga segitu, mesinnya harus menggerakkan mobil dengan berat kosong 1.400 kg.

Ini membuat output tenaganya terasa kurang responsif meskipun sebenarnya angka di atas 120 PS sudah proporsional. 

Spesifikasi Proton Exora
Tipe mesin 1.6L CamPro CPS 4 silinder 16 katup DOHC
Isi silinder 1.600 cc
Daya maksimum 127 PS @6.500 rpm
Torsi maksimum 150 Nm @4.500 rpm
Transmisi Manual 5-percepatan
  Otomatis 4-percepatan
Suspensi depan MacPherson Strut
Suspensi belakang Torsion Beam

Baca juga: Usia Sudah 13 Tahun, Proton Exora 2022 Rilis di Malaysia, Pakai Logo Baru

Material Interior Proton Exora Didominasi Plastik, Terlalu Sederhana

Kabin Exora

Exora hadir untuk melawan dominasi Kijang Innova, hanya saja modal yang dimiliki kurang istimewa kalau melihat material yang digunakan.

Interiornya tak memiliki panel soft touch, dan nyaris seluruhnya berbahan plastik. 

Generasi awal Exora menggunakan dashboard dan door trim dengan warna abu-abu dan bahan plastik keras.

Bahan doortrim seperti door handle dan grip dari hard plastic, material seperti ini membuat interiornya jadi terkesan murahan.

Desain lingkar kemudinya juga kurang menarik, ditambah tidak ada sisipan aksen wood panel atau material berbahan silver maupun krom yang membuat layout kabin mobil ini biasa saja.

Setelah pemakaian sekian tahun lamanya, beberapa klip penyangga panel-panel di kabin ini bisa getas, dan kalau sudah begini maka getarannya akan mengganggu selama perjalanan.

Menurut Pinesthi, kualitas material dashboard Exora mungkin bisa dibandingkan atau sama dengan mobil lCGC seperti Calya/Sigra dari segi kualitas dan bahan material.

Baca juga : Sekennya Lebih Murah dari Toyota Kijang Innova, Ini Kelebihan dan Kekurangan Proton Exora

 

Beberapa Penyakit Khas Proton Exora Bekas, Harus Diwaspadai

Cek dengan teliti kondisi unitnya sebelum membeli

Namanya mobil bekas, apalagi sudah berumur di atas 10 tahun maka akan muncul beberapa kerusakan atau permasalahan teknis.

Berikut ini beberapa penyakit khas yang sering muncul di Proton Exora bekas yang kerap dijumpai para pemiliknya:

1. Dinamo wiper mati ketika hujan

Penyakit yang satu ini disebabkan karena air hujan yang melewati kaca depan akan turun ke bagian bawah kaca yang disana terdapat dinamo penggerak wiper.

Akibat kesalahan desain pembuangan air hujan membuat dinamo tersebut kerap bermasalah karena terkena air.

Untungnya, hal itu dapat diatasi dengan mengganti dinamo wiper milik Suzuki Carry, Toyota Kijang atau Isuzu Panther.

2. Motor fan radiator bermasalah

Penyakit lainnya yang sering muncul pada Proton Exora yaitu pada motor fan untuk kipas radiator.

Kipas tetap berputar saat mesin sudah mati yang menandakan suhu mesin terlalu tinggi. 

Padahal kondisi mesin tidak mengalami overheat.

Penyebabnya bisa karena relay-nya yang lengket, motor fan sudah lemah atau kabelnya yang sedikit bermasalah. 

3. Oil Cooler Bocor

Mobil ini telah dilengkapi oil cooler seperti pada mobil-mobil eropa.

Fungsi komponen ini untuk menjaga agar temperatur oli tidak terlalu tinggi, namun terkadang oil cooler bocor sehingga ada tetesan oli.

Kesimpulan

Dengan harga seken yang sangat menarik, Proton Exora bekas memang bisa dijadikan sebagai alternatif mobil keluarga di bawah Rp 100 juta.

Namun perhatikan beberapa poin negatif dari kendaraan ini, terutama terkait sentimen negatif brand yang diusungnya sehingga kurang begitu populer di masyarakat Indonesia.

Kondisi tersebut bukan hanya berimbas pada harga jual yang kurang baik, namun ketersediaan suku cadang yang sulit lantaran populasi unitnya juga sedikit.

Ingat, membeli mobil bukan cuma mengeluarkan uang untuk membawanya pulang saja, tapi perlu juga perhatikan biaya perawatan nantinya.

    Channel:
Ikuti media sosial kita:

Berpengalaman di beberapa media online. Bermula menjadi reporter otomotif di situs yang lain hingga kini menjadi Editor di Au...

Beli mobil lebih murah, jual mobil lebih cepat

pengguna tukar tambah mobil impiannya
Tambahkan
mobil Anda

Upgrade

Honda HR-V

Mobil Bekas Terkait

Jaminan Kualitas Mobil

Garansi Satu Tahun

Jaminan 5 Hari Uang Kembali

Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi

Lihat Lebih

Video Pendek Terkait

Tahun ini, Forum Wartawan Otomotif Indonesia (FORWOT) kembali menggelar pemilihan mobil terbaik 2023 atau Forwot Cars of The Year 2023 (FCY 2023). Setelah sempat vakum selama tiga tahun karena pandemi, pemilihan mobil terbaik kali ini sedikit berbeda, karena merebutkan tahta terbaik dari tiga kategori. Ya, kategori yang dimaksud adalah yakni Internal Combustion Engine (ICE), Hybrid Electric Vehicle (HEV), serta Battery Electric Vehicle (BEV). Baca juga: Wuling Confero S dan Wuling Almaz RS Dukun
Sejumlah pecinta mobil Toyota yang tergabung dalam Toyota Owner Club (TOC) menggelar Toyota Jambore ke-13 yang di helat di GR Garage Operated by Auto2000, kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, akhir pekan lalu, Sabtu (16/12/2023). Acara yang bertemakan 'Ready Se, Go' ini, rupanya turut didukung penuh PT Toyota Astra Motor, selaku agen pemegang merek Toyota di Indonesia. Dalam kesempatan ini pula, PT TAM mengajak 18 komunitas yang tergabung di dalam TOC untuk berkolaborasi dalam mempopulerka
Kalau melihat Toyota Hilux double cabin menenggak solar subsidi, mungkin itu banyak dijumpai di Indonesia, tapi Hilux yang satu ini benar-benar beda. Tim Toyota Gazoo Racing (TGR) memastikan ambil bagian dalam ajang Reli Paris Dakar 2024 dan FIA World Rally-Raid Championship (W2RC) menggunakan GR DKR Hilux EVO T1U. Dipimpin oleh pembalap veteran kawakan Afrika Selatan, Giniel de Villiers, tim ini akan turun dengan lima kru sekaligus yang juga merupakan jumlah terbanyak yang pernah diturunkan TGR
Muncul pertama kali di Indonesia pada 1986, hadirnya Suzuki Katana menggantikan nama Jimny yang sudah lebih dulu eksis. Sebagai jip buatan lokal, kehadiran Katana berhasil membawa Jimny menuju puncak popularitas pada masanya karena memiliki bodi kompak, mudah dimodifikasi, lincah saat bermanuver serta tangguh saat diajak berpetualang. Selama 20 tahun eksis, Katana baru berhenti diproduksi di Indonesia pada 2006. Sepanjang sejarah yang telah diukir, Katana tidak hanya diminati masyarakat sipil, n
Mitsubishi Galant EA5 yang di Indonesia lebih familiar dengan sebutan Mitsubishi Galant Hiu, sejatinya merupakan generasi kedelapan dari Mitsubishi Galant selama kiprahnya di seluruh dunia. Usianya cukup lama yakni lahir di 1996 kemudian baru dihentikan produksinya pada tahun 2006, mobil ini juga sempat meraih predikat Car of the Year di Jepang dua kali berturut-turut periode 1996-1997. Namun untuk pasar Indonesia, Mitsubishi Galant baru hadir tahun 1993 melalui Galant generasi ketujuh yang kera

Mobil Rekomendasi

PopulerTerbaruPembaruan
Hot
Honda

Honda Civic

Rp 533,00 - 586,90 Juta

Lihat Mobil
Subaru

Subaru Crosstrek

Rp 549,50 Juta

Lihat Mobil
Suzuki

Suzuki Grand Vitara

Rp 359,40 - 384,40 Juta

Lihat Mobil
Chery

Chery Omoda 5

Rp 329,80 - 399,80 Juta

Lihat Mobil