10 Kebiasaan Buruk yang Hanya Dilakukan Pemilik Mobil Transmisi Manual

Mobil transmisi manual kini tak lagi populer karena dianggap sudah tak relefan lagi dengan beberapa keadaan di zaman modern seperti sekarang.

Apalagi mereka yang berada diperkotaan, enggan menggunakan transmisi manual dengan alasan lebih capek saat mengemudi dalam kondisi macet.

Namun Anda juga harus tahu, untuk sebagian orang, mobil transmisi manual kerap dianggap sebagai seni dalam mengemudi.

Pasalnya, ada beberapa kelebihan dari mobil yang membutuhkan pedal kopling ini, seperti akselerasi lebih responsif, lebih kuat nanjak, serta irit bahan bakar dibanding transmisi matik.

Baca juga: 5 Sensasi dan Penderitaan yang Dialami Pengemudi Mobil Manual, Pernah Mengalami?

Tuas transmisi butuh dioperasikan secara manual

Selain itu, mobil manual juga dianggap dapat membuat pengemudi lebih fokus mengemudi.

Sebab mereka harus responsif untuk berpindah turun atau naik gigi, lalu kaki kiri cepat menginjak pedal kopling untuk mengimbangi gas.

Kendati begitu, ternyata ada beberapa kebiasaan buruk yang kerap dilakukan pengemudi mobil dengan transmisi jenis ini.

Perlu dicatat, kebiasaan ini ternyata seharusnya tidak dilakukan jika menggunakan mobil transmisi manual.

Baca juga: 3 Penyebab Pedal Kopling Mobil Berat Waktu Diinjak, Biar Nggak Bikin Gempor

1. Menyalakan Mobil Saat Gigi Sudah Masuk

Starter mobil model seperti ini semakin tergerus dengan tombol start stop

Kebiasaan yang sebenarnya tidak boleh ditiru namun sering dilakukan pemilik mobil manual yaitu mematikan mesin mobil dan memasukan transmisi ke gigi 1.

Konon, hal ini dilakukan agar mobil tidak meluncur sendiri, apalagi saat berhenti atau parkir posisinya menurun atau di tanjakan.

Padahal jika itu dilakukan, maka saat hendak distarter, mobil bisa melompat.

Apesnya, ketika posisi parkir kendaraan Anda mepet dengan objek atau mobil lain di depan, kondisi tersbeut tentu bisa membuat mobil menabrak tembok atau kendaraan lain di depan.

Langkah yang benar adalah posisikan tuas transmisi di Netral "N" saat hendak mematikan atau menyalakan mesin mobil.

Jika memang kondisi lahan parkir turunan atau tanjakan, maka gunakan Parking Brake atau Hand Brake, jika perlu ganjal kedua roda belakang dengan batu kecil supaya mobil tidak merosot saat ditinggal.

2. Tangan Selalu Memegang Tuas Transmisi

Tuas transmisi gak usah selalu dipegang

Kebiasaan buruk lainnya yang paling sering dilakukan pengemudi mobil transmisi manual yaitu meletakan tangan kiri di tuas transmisi/persneling/gigi.

Alhasil hanya tangan kanan yang memegang lingkar kemudi.

Beberapa pengemudi beralasan, posisi berkendara seperti ini dilakukan agar tangan kiri lebih cepat saat hendak memindahkan posisi gigi.

Namun begitu, kebiasaan ini ternyata tidak disarankan, sebab secara tak sadar, tangan memegang tuas transmisi, berpotensi memberikan tekanan pada selector fork dengan rotating collar atau sistem girboks, yang bisa menyebabkan masalah dan lama kelamaan terjadi keausan pada bagian transmisi. 

Selain itu ketika mengemudi, sebaiknya kedua tangan tetap ada di lingkar kemudi dengan posisi yang tepat agar lebih mudah untuk mengendalikan arah mobil, serta sigap ketika harus melakukan respon darurat

3. Kaki Kiri Selalu Menempel di Pedal Kopling

Jangan sering kaki menempel di pedal kopling 

Kebiasaan yang juga kerap dilakukan pengemudi mobil manual adalah kaki kiri selalu menempel di pedal kopling.

Sejatinya menempelkan kaki pada kopling sah-sah saja dan memang wajib, asalkan waktunya tepat, yakni saat hendak melakukan perpindahan gigi.

Namun, jika tidak memindahkan gigi, hal tersebut jangan dilakukan, angka kaki kiri dari pedal kopling supaya tidak mengakibatkan terjadi selip dan kopling menjadi aus.

Selain itu, hal ini juga bisa membuat boros bahan bakar, karena ada energi yang terbuang, lantaran bagian sistem kopling terinjak walau sedikit.

Langkah yang benar ketika Anda memang tak membutuhkan untuk menaikkan atau menurunkan posisi gigi, maka letakan kaki kiri di lantai mobil untuk istirahat sejenak sampai nanti tugasnya kembali datang. 

4. Menginjak Setengah Kopling di Jalan Tanjakan

Peran kopling sangat berpengaruh pada mobil transmisi manual

Kebiasaan lain yang juga sering sekali ditemui oleh para pengguna mobil manual yaitu bermain setengah kopling.

Sejatinya hal ini juga boleh saja karena bagian dari penguasaan teknik berkendara.

Dengan main setengah kopling maka bisa mengatur dorongan agar mobil tidak melesat.

Namun saat kondisi jalanan tanjakan sebaiknya jangan terlalu sering dilakukan. 

Karena selain merusak mekanisme transmisi mobil seperti kopling aus, maka bisa juga mempengaruhi free roll mobil yang seharusnya membuat mobil bergerak lincah.

Jika memang kondisi jalan menanjak atau menurun dengan traffic yang cukup padat bahkan cenderung macet, sebaiknya gunakan rem tangan untuk membantu kendaraan agar tidak merosot.

5. Malas Berpindah Gigi

Bentuk tuas transmisi manual berbeda-beda tergantung pabrikan

Kebiasaan pemilik mobil manual selanjutnya yang tidak boleh ditiru adalah malas berpindah gigi.

Ya, karena transmisi manual, sudah seharusnya untuk mengatur kecepatan gigi harus dipindahkan sesuai porsinya.

Jika ingin memacu dengan cepat, maka saat rpm sudah tinggi maka gigi dipindah ke posisi yang lebih tinggi juga.

Sebaliknya, jika dirasa kecepatan ingin berkurang, maka kurangi juga giginya ke yang lebih rendah.

Jika gigi tidak dipindah-pindah sesuai kecepatannya, bukan tak mungkin hal tersebut dapat membuat transmisi akan mudah bermasalah nantinya.

Disarankan juga jangan membiasakan memindahkan posisi gigi saat suara mesin sudah terdengar meraung kencang.

6. Salah Mengoper Gigi

Sesuaikan posisi gigi dengan kecepatan mobil  

Jika ingin menambah kecepatan ketika menggunakan transmisi manual maka bisa memindahkannya ke gigi yang lebih tinggi agar rpm tetap rendah, sehingga bisa menghemat bahan bakar.

Namun, untuk menambah kecepatan, Anda harus melewati persneling secara progresif untuk mencegah mesin dari ketegangan yang tidak semestinya. 

Jika ingin menambah kecepatan jangan langsung melompat ke gigi yang lebih tinggi secara agresif, misalnya dari posisi gigi 1 langsung lompat ke gigi 4.

Jangan juga membiarkan posisi gigi rendah tetapi putaran mesin dibiarkan sampai terlalu tinggi.

Karena apabila menggunakan gigi rendah pada kecepatan tinggi menyebabkan mesin mencapai garis merah dan membuat mesin seperti dipaksa bekerja lebih keras tanpa ada bantuan dari transmisi.

Tindakan yang disarankan adalah, ketika hendak menambah kecepaan mobil, maka geserkan posisi gigi ke yang lebih tinggi sebelum mencapai garis merah atau saat indikator gigi memberitahu untuk melakukannya.

Lakukan secara bertahap, misalnya dari posisi gigi 1, naik ke gigi2 lantas ke gigi 3, kemudian gigi 4 dan gigi 5 kalau ternyata jalanannya cukup lenggang atau Anda melaju di jalan tol.

7. Gigi Tetap Masuk Meski Berhenti di Lampu Merah

Saat kondisi macet lampu merah sebaiknya posisi tuas transmisi di Netral

Kebiasaan yang juga kerap dilakukan pengemudi mobil transmisi manual yaitu tidak memindahkan gigi ke netral saat berhenti di lampu merah, dan lebih memilih injak pedal kopling.

Jika Anda kerap melakukan hal tersebut, maka kopling akan mengalami keausan lebih cepat, padahal hal tersebut sangat tidak diperlukan.

Selain itu, sebenarnya Anda bisa menambah letih kaki kiri, karena harus menekan pedal kopling secara terus menerus.

Karenanya tindakan yang disarankan adalah, ketika berhenti di lampu merah, maka ubah posisi gigi ke Netral "N" kemudian injak pedal rem.

Apabila kondisi jalan ternyata turunan atau tanjakan, Anda bisa bantu dengan Parking Brake atau Hand Brake supaya mobil tidak merosot.

8. Memaksa Pindah Transmisi Tanpa Injak Pedal Kopling 

Jangan memaksakan memindahkan tuas transmisi jika tak menginjak pedal kopling

Mungkin hal ini bukan kebiasaan, tapi ada juga pengguna mobil manual secara reflek memindahkan gigi tanpa menekan pedal kopling. 

Sejatinya, kopling pada mobil manual berfungsi menyambungkan dan memutuskan tenaga mesin.

Biasanya saat menginjak kopling maka secara otomatis memutus putaran dari mesin menuju transmisi, sehingga transmisi tidak akan mendapatkan tekanan langsung dari mesin.

Dengan memindah gigi tanpa mengaktifkan kopling, tidak hanya merusak sistem transmisi tetapi juga berdampak buruk pada mesin.

9. Menginjak Pedal Kopling Terlebih Dahulu Saat Ingin Berhenti 

Jangan meninjak pedal gas terlebih dahulu saat akan berhenti

Kebiasaan lain yang mungkin tanpa sadar juga sering dilakukan pengemudi mobil manual yaitu melakukan pengereman dengan cara menginjak pedal kopling terlebih dahulu baru injak pedal rem.

Sebaiknya cara aman yang perlu dilakukan adalah menginjak rem terlebih dahulu agar laju kecepatan mobil berangsur berkurang, dan setelah itu injak pedal kopling untuk menyesuaikan posisi gigi dengan kecepatan kendaraan.  

Hal ini diketahui untuk mengoptimalkan engine brake dan membuat mobil berhenti lebih baik.

Sebaliknya, jika pedal kopling diinjak terlebih dahulu maka mobil akan ngelos, seperti mobil melaju sendiri. 

10. Pindahkan Tuas Transmisi ke Posisi Netral Saat Turunan

Kondisi jalan menurun jangan hanya memposisikan tuas transmisi di N atau Netral

Terakhir, kebiasaan buruk lainnya yang juga kerap dilakukan pengemudi mobil manual yaitu memposisikan transmisi di N atau netral saat melaju di jalanan menurun.

Usut punya usut hal ini dilakukan untuk meminimalisir konsumsi bahan bakar agar tidak boros. 

Pada kondisi yang demikian, maka pengemudi hanya mengandalkan injakan pedal rem agar kecepatan mobil berkurang untuk bisa tetap dikendalikan atau ketika hendak berhenti.

Namun perlu dicatat, jika hanya mengandalikan rem, maka resikonya rem panas dan kemudian terjadi rem blong dan terjadi kecelakaan. 

Sebaiknya saat menghadapi kondisi jalan menurun, maka turunkan juga posisi gigi, misalnya jika awlanya ada di gigi 4, maka pindahkan ke gigi 3 atau 2, maka itu bisa mengaktifkan engine brake sehingga mobil mudah berhenti dan dikendalikan.

 

    Channel:
Ikuti media sosial kita:

Cek penawaran terbaik dalam 24 Jam!

pengguna tukar tambah mobil impiannya
Tambahkan
mobil Anda

Upgrade

Mitsubishi Pajero Sport

Mobil Bekas Terkait

Jaminan Kualitas Mobil

Garansi Satu Tahun

Jaminan 5 Hari Uang Kembali

Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi

Lihat Lebih

Video Pendek Terkait

Umumnya bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang digunakan untuk melayani trayek jarak jauh menggunakan jenis bus mesin belakang, atau dengan julukan RR (Rear Engine-Rear Wheel Drive). Bus dengan jantung pacu yang diletakan di belakang tentu memiliki banyak keunggulan dibanding bus dengan mesin di depan. "Bus mesin depan dan belakang, paling banyak atau dominan mesin belakang. Karena khususnya untuk jarak jauh dan pariwisata pakai mesin belakang," ujar Santiko Wardoyo, COO – Director PT Hino Mo
Merek mobil terlaris di Indonesia ternyata masih diduduki Toyota, baik untuk Maret 2024 maupun selama tiga bulan pertama di Januari-Maret 2024. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) wholesales (penjualan dari pabrik ke dealer) pada Maret 2024, Toyota tercatat mencapai 21.142 unit. Jumlah wholesales Toyota sejatinya turun 10,1 persen dari periode Februari 2024 yang mencapai 23.525 unit. Baca juga: Toyota dan Daihatsu Masih Jadi Merek Mobil Terlaris di Indonesi
Uji tabrak Suzuki S Presso yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait sepertinya tetap saja menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Misalnya pada crash test dari Global NCAP (New Car Assessment Programme) yang sudah dilakukan pada Desember 2022. Dalam tes tersebut, S Presso hanya mendapat rating 1 bintang untuk perlindungan penumpang dewasa, dan 0 bintang untuk perlindungan penumpang anak-anak. Pengujian ini juga sebenarnya ini bukan kali pertama uji tabrak Suzuki S Presso yang dilakukan Global NC
Pabrikan otomotif terkemuka asal Negeri Tiongkok, Chery, memperkenalkan Chery iCAR V23 baru-baru ini. Mengutip Chinapev.com, setelah diperkenalkan, iCAR V23 disebut-sebut akan diluncurkan kepada publik secara resmi melalui ajang Beijing Auto Show 2024 yang akan diselenggarakan pada 25 April hingga 4 Mei mendatang. Sebagai mobil listrik murni jenis Small SUV, Chery iCAR V23 diciptakan untuk dapat memberikan pengalaman berkendara off-road dengan medan sempit berkat penggunaan sistem penggerak All-
Nama JMC Baodian 2023 di Indonesia pickup kabin ganda asal Tiongkok ini mungkin tidak sepopuler merek Cina lain seperti Wuling atau DFSK. Padahal JMC punya sejarah panjang sebagai produsen mobil pickup di negara asalnya. JMC sendiri singkatan dari Jiangling Motors Corporation yang didirikan pada tahun 1993. Produsen ini adalah awalnya sebagai perusahaan penyedia jasa perbaikan dan penyediaan suku cadang truk di bawah Nanchang Motors Repair Factory yang telah beroperasi sejak 1947. Kemudian dari

Mobil Rekomendasi

PopulerTerbaruPembaruan
Hot
Toyota

Toyota Calya

Rp 161,50 - 181,10 Juta

Lihat Mobil
Subaru

Subaru Crosstrek

Rp 549,50 Juta

Lihat Mobil
Suzuki

Suzuki Grand Vitara

Rp 359,40 - 384,40 Juta

Lihat Mobil
MG

MG VS HEV

Rp 389,00 Juta

Lihat Mobil
Mitsubishi

Mitsubishi L100 EV

Rp 320,00 Juta

Lihat Mobil
Chery

Chery Tiggo 5X 2024

Rp 269,00 - 299,00 Juta

Lihat Mobil
Mendatang
Vinfast

VinFast e34

Belum Tersedia

Lihat Mobil
Mendatang
MG

MG Maxus 9

Belum Tersedia

Lihat Mobil
Mendatang
MG

MG ES

Belum Tersedia

Lihat Mobil
Suzuki

Suzuki Jimny 5-door 2024

Rp 462,00 - 475,60 Juta

Lihat Mobil
Mendatang
Vinfast

VF5

Belum Tersedia

Lihat Mobil
Chery

Chery Omoda E5

Rp 488,80 Juta

Lihat Mobil