Masih Pakai Kabur Barus Untuk Naikkan Oktan BBM Motor? Sudah Bukan Zamannya

Kapur barus bisa naikkan oktan?
  • Buang-buang uang.
  • Emisi lebih buruk.
  • Tak berpengaruh signifikan.

Ada rumor yang berkembang di masyarakat untuk meningkatkan nilai oktan bahan bakar minyak atau BBM secara instan, bisa pakai kapur barus.

Kapur barus atau juga sering disebut kamper sejatinya adalah produk wewangian yang kerap dipakai untuk lemari pakaian atau kamar mandi.

Penggunaan kapur barus untuk naikkan oktan bensin caranya bukan dicemplungkan ke dalam tangki, melainkan diselipkan di sela-sela filter udara motor. 

Metode tersebut dipercaya bisa memacu peningkatan performa mesin, juga membuat tarikan lebih bertenaga seperti menggunakan BBM yang oktannya tinggi.

Ini karena kapur barus yang kena hawa panas lama-lama menyublim (perubahan dari zat padat ke gas).

Kemudian uapnya bercampur dengan udara yang dibutuhkan bensin agar terjadi pembakaran di dalam mesin.

Baca Juga: Masih Ingat Honda Kirana? Dulu Tak Laku, Sekarang Harganya Sampai Rp 94 Jutaan!

Sebab kapur barus memiliki kandungan napthalene yang bisa menambah angka oktan.

Makin tinggi angka oktannya, maka makin rendah kemungkinan BBM menyebabkan terjadi knocking atau ngelitik karena pembakaran prematur.

Kapur barus untuk naikkan oktan sudah dilakukan sejak lama, bukan cuma di Indonesia lho.

Gejala ngelitik ini terjadi pada kondisi di mana campuran bahan bakar dan udara yang masuk ke mesin, terbakar lebih dulu sebelum ada percikan api dari busi. 

Jadi sederhananya ini adalah sebagai cara ekonomis mendapatkan bahan bakar oktan tinggi tanpa mengeluarkan kocek lebih untuk beli Pertamax, Pertamax Turbo, atau sejenisnya.

Cuma bermodalkan bensin oktan 90 ditambah kapur barus, diyakini bisa setara Pertamax dan juga sejenisnya. 

Dilakukan Turun Menurun

Penambahan kapur barus untuk menaikkan angka oktan BBM ternyata dimulai sejak lama.

Pada 1920, kebanyakan mesin kendaraan kerap mengalami knocking atau detonasi karena belum ada bahan bakar yang berkualitas tinggi. 

Angka oktan yang jadi acuan tingkat kualitas bahan bakar juga belum ditemukan saat itu.

Kapur barus yang dimasukkan ke tangki bahan bakar.

Berdasarkan penelitian, kadar oktan bahan bakar zaman dulu sekitar 40 sampai 60, demikian mengutip Motortrend.

Sampai akhirnya pada 1930 hingga 1940 ditemukan metode pengurangan timbal pada bahan bakar sehingga bisa mengurangi gejala knocking.

Ketika itu nilai oktan bahan bakarnya meningkat menjadi sekitar 60 sampai 80. 

Namun kualitas bahan bakar tersebut rupanya belum cukup untuk mencegah mesin ngelitik.

Hingga pada akhirnya ditemukan cara menambahkan senyawa polycyclic aromatic hydrocarbon dalam bentuk naphtalene (kapur barus) ke bahan bakar.

Sayangnya tidak ada literatur yang menjelaskan siapa yang pertama kali menerapkannya. 

Baca Juga: Antara Honda ADV 150 atau Yamaha Nmax 155 Bekas, Harga Setara Mau Pilih Mana?

Kapur barus mengandung napthalene yang berguna menaikkan nilai oktan BBM.

Namun begitu hasil dari percampuran dua zat yang berbeda tadi membuat nilai oktan naik menjadi kisaran 90 ke 92.

Knocking tak lagi dirasakan untuk mesin-mesin mobil zaman itu yang kompresinya cenderung rendah. 

Dulu caranya butiran kapur barus harus dicampurkan dulu sebelum masuk ke tangki.

Perbandingannya satu butir kamper untuk 18 liter bahan bakar lalu tunggu sampai larut.

Kemudian setiap tetes bahan bakar yang masuk ke tangki juga harus disaring terlebih dulu untuk menjaga kemurniannya. 

Inilah yang pada akhirnya mengilhami jagat otomotif dunia termasuk pengguna mobil ataupun motor, menggunakan kapur barus untuk meningkatkan oktan BBM sampai sekarang. 

Baca Juga: Kenalan Sama Jialing SVR 180, Motor Cina Bertampang Kawasaki Z1000 Bermesin 150 Cc

Kapur barus yang sudah dimasukkan ke tangki BBM.

Tidak Efektif Lagi di Mesin Terbaru

Sejalan dengan pengembangan kualitas bahan bakar untuk kendaraan pada akhir 1950, penggunaan napthalene mulai ditinggalkan.

Sebab kandungan tersebut cenderung mengendap saat bensin mulai menguap, sering kali menyumbat injektor, berdampak buruk pada komponen karet, serta produksi emisi karbon yang lebih besar. 

Puncaknya pada 1960 tak ada lagi penggunaan naphtalene karena BBM dengan oktan tinggi sampai bernilai 100 sudah bisa ditemukan secara luas.

Terlebih BBM modern sudah terdiri dari berbagai senyawa hidrokarbon menyerupai naphtalene, maka tak perlu lagi ditambah kapur barus.  

Asap hitam sebagai akibat penggunaan kapur barus, pembakaran jadi tidak maksimal.

Bila dipaksakan efeknya akan timbul gas buang berwarna hitam. Drivetribe mengemukakan bahwa hasilnya pembakaran menjadi tidak efisien.

Banyak asap hitam dan akhirnya mematikan mesin karena partikel kapur barus dan residu yang tidak terbakar menyumbat saluran pembuangan. 

Tengok saja bagian dalam ruang mesin yang sejatinya harus bersih malah timbul endapan seperti gula halus basah.

Jadi terbayang bagaimana kinerja mesin misalnya bahan bakarnya harus dicampurkan kapur barus. 

Efek penggunaan kapur barus di mesin.

Kapur Barus Memperburuk Kesehatan

Apalagi kapur barus terbaru tak lagi murni menggunakan naphtalene. Ada kapur barus yang mengandung dichlorobenzene.

Kandungan ini apabila tercampur dengan bensin akan menciptakan efek korosi. Komponen mesin bisa rontok dibuatnya.

Efek samping lainnya apabila sampai masuk ke ruang bakar akan terjadi reaksi kimia dan menimbulkan asam klorida.

Jenis kimia ini beracun dan bisa menyebabkan kerusakan jaringan tubuh. Asam klorida biasa ditemui sebagai cairan pembersih kerak lantai dan sebagainya. 

Kapur barus yang beredar di pasaran.

Lebih lanjut bila asam klorida ditambah naphtalene terbakar di ruang mesin, hasilnya adalah gas buang yang beracun.

Manakala terhirup bisa mengganggu peredaran darah di dalam tubuh. Kandungannya juga bersifat karsinogen bisa menyebabkan kanker.

Serta memiliki efek buruk lain terhadap kesehatan manusia maupun binatang, ngeri!

Penggawa bengkel spesialis motor JDM Project, Joddy Ario mengatakan pengguna motor sebaiknya tak perlu lagi mempraktekkan hal tersebut.

Sebab kapur barus yang diletakkan di filter udara kemungkinan besar bisa masuk saluran intake dan menghambat pembakaran. 

"Atau yang suka masukkan ke tangki bensin, itu bisa mampat saluran bensinnya karena tidak larut sempurna dan mengendap. Dalam jangka panjang justru merusak bukannya bikin irit," katanya. 

Lakukan perawatan berkala agar performa motor terjaga.

Untuk itu agar menginginkan performa motor tetap terjaga, tarikannya enteng, dan bertenaga, selalu gunakan BBM sesuai anjuran.

Mudahnya bisa berpatokan dari nilai perbandingan kompresi, yang biasanya terlampir di buku petunjuk pemakaian motor. 

"Ditambah servis yang benar, tune up, dan pakai oli yang sesuai peruntukkan mesin motor. Jadi intinya selama perawatan berkalanya benar dan tepat pasti motor akan selalu berperforma," pungkasnya.  

Baca Juga: Punya Rp 17 Juta, Pilih Honda BeAT Baru atau Yamaha Nmax Bekas?

Mesin Modern Lebih Rawan Tersumbat

Selain bahaya yang telah dipaparkan tadi, bukan tak mungkin endapan kapur barus membuat motor ngadat.

Terlebih mesin motor modern saat ini sudah menggunakan teknologi injeksi yang sangat presisi.

Lubang injektor sangat kecil.

Semprotan bahan bakar hanya melalui lubang-lubang kecil pada ujung injektor saja.

Tentunya endapan kapur barus bisa dengan mudah menyumbat lubang injektor, yang berefek pada mesin jadi boros dan panas.

Endapan pada intake manifold dan juga katup mesin bukan hal yang tak mungkin terjadi.

Hilangnya kompresi bisa saja terjadi karena kerak karbon dan sisa kapur barus terlepas dan mengganjal katup saat menutup.

Kalau sudah begini harus servis besar dan buka kepala silinder untuk melakukan pembersihan.

Berkendara Ekonomis

Jika saat ini harga bahan bakar oktan tinggi cenderung mahal, sebaiknya tetap dibeli misal oktan 92.

Kompresi bisa bocor jika katup terganjal kerap dan sisa endapan kapur barus.

Namun agar lebih hemat bahan bakar dan tetap terasa iritnya, bisa menerapkan teknik berkendara ekonomis.

Pada motor modern sekarang sudah ada penunjuk efisiensi bahan bakar, termasuk pada matic entry level.

Baca juga : Siapin Budget Lebih, Ini Tanda-Tanda Motor Minta Servis besar

Biasanya berupa indikator ECO yang akan menyala jika berkendara efisien, jadi pertahankan terus indikator tersebut selalu menyala.

Untuk motor tipe bebek atau sport, lihat data spesifikasinya, pada putaran berapa torsi maksimal mesin berada.

Berkendara hemat bisa tingkatkan efisiensi bahan bakar.

Maka atur dan pertahankan putaran mesin pada angak torsi maksimal.

Buka tutup gas juga sebaiknya dengan lembut, tidak melakukan gas dan rem secara agresif.

Perhatikan pula tekanan angin ban motor dan selalu rawat motor dengan melakukan servis berkala dan mengganti oli mesin.
 

Ikuti media sosial kita:

Video Pendek Terkait

Akan datang di Q2 tahun 2024. Kisaran harga di Rp 2,3-2,5 Miliar. Berjayanya Ducati di ajang balap membuat pabrikan asal Borgo Panigale, Italia ini membuat model replika seperti yang digunakan para pembalapnya baik di MotoGP maupun di WorldSBK. Tentu saja model racing replica ini hadir di Ducati Panigale V4 sebagai top of the line dari motor fairing Ducati. Ducati Indonesia pun sudah memiliki line up ini yang dipajang saat acara buka bersama di Janto Building beberapa hari lalu. Model yang dipaj
Jadi solusi bagi para pemudik yang enggan naik motor. Tarif jasa pengiriman sepeda motor tergantung dimensi dan jarak. Jasa pengiriman sepeda motor kerap mengalami peningkatan order, saat menjelang musim mudik lebaran. Hal ini dilakukan agar saat di kampung halaman lebih praktis untuk silahturahmi, tak repot pakai angkutan umum atau sewa motor. Apalagi pemerintah menghimbau tidak melakukan mudik dengan sepeda motor karena alasan keamanan dan keselamatan. Meski faktanya si kuda besi jadi transpor
Maxi Yamaha dengan dek rata. Dijual mulai Rp 25 jutaan. Tak memakan pasar Yamaha Aerox 155. Motor matic terbaru Yamaha yakni Lexi LX 155 yang meluncur awal tahun 2024, diklaim mendapat sambutan positif. Pasalnya penjualannya terus meningkat, berkat perubahan besar terutama pada sektor mesin. Seperti diketahui, motor ini sebelumnya mengusung mesin 125 cc dan kini menjadi 155 cc. Jantung mekanis yang dipakai pun generasi terbaru 155 Blue Core, yang punay torsi lebih kuat. Namun yang jadi pembeda a
Berjayanya di ajang balap jadi salah satu penyebabnya. Layanan aftersales dan berbagai campaign yang bikin konsumen nyaman. Biasanya motor yang laris dari tiap pabrikan itu yang memiliki harga terjangkau, tapi dengan desain menarik, fitur kekinian dan tentu saja performa mumpuni. Tapi ternyata beda dengan Ducati Indonesia yang mana tiga varian terlarisnya justru hadir dari tipe-tipe tertinggi dengan harga mencapai di atas Rp 1 miliar! Karena ada dari line up Panigale series yang punya harga Rp 9
AHM berharap penjualan 2024 capai 6,5 juta unit. Banyak tantangan untuk tahun ini. Penjualan dua bulan awal AHM terkoreksi. PT Astra Honda Motor (AHM) optimis tahun ini penjualan motor secara nasional bisa meningkat. Atau setidaknya menyamai penjualan motor tahun 2023 lalu, yang berkisar 6,2 juta unit. Sebagai penguasa pasar, AHM mendominasi dengan torehan mencapai lebih dari 78 persen. "Tahun ini kami harap bisa tumbuh 6,2 juta sampai 6,5 juta unit," ucap Thomas Wijaya, Executive Vice President

Rekomendasi Motor

PopulerTerbaruPembaruan
Aprilia

Aprilia Tuareg 660

Rp 65,60 Juta

Lihat Motor
Hot
Yamaha

Yamaha Nmax

Rp 30,20 - 32,26 Juta

Lihat Motor
CFMOTO

CFMoto 250 CLX

Belum Tersedia

Lihat Motor
Segway

Segway E200P

Belum Tersedia

Lihat Motor
Alva

Alva One

Rp 3,50 Juta

Lihat Motor
Honda

Honda ST125 Dax

Rp 81,75 Juta

Lihat Motor
Honda

Honda Stylo 160

Rp 27,55 - 30,43 Juta

Lihat Motor
ION Mobility

ION Mobility M1-S

Rp 49,00 Juta

Lihat Motor
Honda

Honda EM1 e

Rp 400,00 Juta

Lihat Motor
Vespa

Vespa Elettrica

Rp 198,00 Juta

Lihat Motor
BSA

BSA Gold Star 650

Rp 380,00 Juta

Lihat Motor
Alva

Alva Cervo

Rp 37,75 Juta

Lihat Motor
Piaggio

Piaggio MP3 300

Rp 330,00 Juta

Lihat Motor
Mendatang
Kawasaki

Kawasaki Ninja ZX-4R

Rp 239,90 Juta

Lihat Motor