Harga Bekas di Bawah Rp150 Juta, Ini 6 Kekurangan Toyota Alphard Gen 1

Memiliki kode bodi AH10, masa edar Toyota Alphard  gen 1 di Indonesia berawal di tahun 2003 hingga 2007. Masuk lewat Importit Umum (IU), MPV premium yang didatangkan langsung dari Jepang tersebut hingga kini masih diminati kondisi sekennya lantaran memiliki harga bekas yang terjangkau.

Seperti diketahui untuk pasaran harga bekas Toyota Alphard gen 1 kini berada di angka Rp120 jutaan. Cukup terjangkau untuk sebuah mobil keluarga premium, sebelum tertarik membeli ada baiknya ketahui 6 kekurangan dari mobil ini.

Baca juga: 4 Keistimewaan Toyota Alphard Gen 1, Mobil Mewah Seharga Ayla Tipe Terbawah

1. Spare Part Toyota Alphard Gen 1 Mahal

Memiliki harga bekas yang murah, untuk spare part Toyota Alphard gen 1 masih mahal. Seperti contoh spion yang kerap mengalami pencurian. Kondisi copotan, harga spion mobil ini untuk 1 pcs dibandrol Rp1,5 juta. Itu artinya apabila membeli 1 set kalian diharuskan menyiapkan uang Rp3 juta.

2. Kaki-kaki Rentan Bermasalah

Memiliki usia di atas 15 tahun, kekurangan berikutnya yang kerap dialami pemilik mobil ini ada di bagian kaki-kaki depan. Gejala yang dirasakan yakni muncul suara ‘gluduk’ disaat melewati jalan keriting.

Biasanya faktor yang menimbulkan suara tersebut terjadi pada bushing, tie rod, ball joint, rack steer dan juga shockbreaker melemah. Untuk perbaikan kaki-kaki Toyota Alphard gen 1 setidaknya kalian harus menyiapkan dana kurang lebih Rp10 juta.

Selain kaki-kaki, kendala lainnya yang sering dihadapi pemiliknya adalah engine mounting. Untuk bagian ini disebabkan karet engine mounting getas akibat usia pakai yang menyebabkan timbulnya getaran pada mesin.

3. Pajak Toyota Alphard Gen 1 Mahal

Baca juga: Andalkan Mesin Hybrid Turbocharged, Toyota Alphard 2023 Meluncur Mei Mendatang

4. Sliding Door Kerap Macet

Toyota Alphard menggunakan motor pada pintu sliding doornya. Kasus yang sering dialami beberapa penggunanya yakni gear sliding door yang pecah. Hal ini menyebabkan pintu tidak bisa dibuka atau ditutup secara otomatis.

Tak hanya automatic siliding door yang bermasalah, kasus seperti motor listrik yang macet pada pintu bagasinya juga menimpa beberapa penggunanya.

5. Biaya Perbaikan Kelistrikan Mahal

Selain spare part, biaya perbaikan kelistrikan Toyota Alphard juga mahal. Dikarenakan mobil ini memiliki banyak fitur dan sensor didalamnya. Seperti contoh, Alphard gen 1 memperoleh panoramic sunroof yang mana ketika mengalami kerusakan pada sistem elektrikalnya menghabiskan biaya tak sedikit.

Tak hanya itu, mobil ini juga sudah dibekali head unit layar sentuh yang dapat difungsikan melalui tombol pada setir, serta AC dengan pengaturan digital.

Untuk fitur keselamatan, selain airbags, ABS dan EBD, mobil ini dilengkapi stability control dan traction control dengan banyak sensor sehingga memerlukan biaya lebih ketika mengalami kerusakan.

6. Boros Bahan Bakar

Toyota Alphard ditawarkan dengan dua pilihan mesin, 2.4L dan 3.0L V6. Mesin berkodekan 2AZ-FE, 2.400 cc VVTi 4 silinder 16-valve yang juga dipakai oleh Camry generasi kedua dapat memeras tenaga sebesar 162 PS di 5.600 rpm dengan torsi puncak 221 Nm pada putaran 4.000 rpm, yang dipadukan transmisi otomatis 4-percepatan.

Varian 3.0L, mobil ini dibekali mesin 1MZ-FE V6 24-valve dengan perolehan tenaga 222 PS pada 5.800 rpm serta torsi 304 Nm di angka 4.400 rpm. Untuk transmisinya, mesin ini menggunakan matic ultra ECT 5-percepatan.

Bicara mengenai konsumsi bahan bakar, penggunaan dalam kota varian 2.4L dapat menempuh jarak 7-8 km/liter. Sedangkan Alphard 3.0L pemakaian BBM nya di angka 5-6 km/liter.

Sedikit menarik kesimpulan, memiliki harga bekas yang terjangkau Toyota Alphard kurang cocok dimiliki bagi kaum mendang-mending. Meski sekennya kini di bawah Rp150 juta, untuk perawatan serta pajak mobil ini masih mahal.  

Baca juga: Lebih Mewah dari Toyota Alphard, Mobil China Ini Bisa Tembus 800 Km Sekali Ngecas Baterai