Toyota Indonesia mengumumkan telah melakukan ekspor mobil selama periode kuartal pertama (Januari-Maret 2022) sebanyak 73 ribu unit. Torehan ini meningkat 48 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu (49 ribu unit).
Kinerja tersebut juga lebih besar hingga 58 persen dari performa ekspor sebelum pandemi pada 2019 yang sempat mencetak ekspor sebanyak 46 ribu unit. Adapun bicara model, Toyota Fortuner dan Rush paling mendominasi untuk segmen SUV, sementara MPV datang dari Kijang Innova dan Veloz.
Baca Juga: Jokowi Tinjau Patimban, Tengok Ekspor Mobil Toyota Avanza
"Dan recovery ini terjadi di kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara. Di Timur Tengah karena efek dari perang Ukraina-Rusia, harga minyak naik kemudian di Asia Tenggara pembalikan ekonomi, sehingga demand juga meningkat," terang Direktur Corporate Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azzam, Kamis (14/4).
Secara komposisi, segmen SUV paling mendominasi ekspor mobil Toyota. Total Fortuner, Rush, hingga Raize buatan Indonesia yang sudah diekspor pada kuartal satu ini mencapai 36.600 unit.
Khusus Fortuner, paling banyak terserap di beberapa negara penghasil minyak di Timur Tengah seperti Qatar, Arab Saudi, Oman, Bahrain, Kuwait, Uni Emirat Arab, hingga Lebanon. Selain itu juga terbesar ke Filipina.
Kemudian dilanjut tipe MPV sebagai kontributor terbesar kedua, seperti Kijang Innova, Sienta, Avanza, Town/Lite Ace, dan Veloz sebanyak 20.500 unit. Terakhir, merupakan gabungan dari kontribusi tipe sedan Vios, hatchback Yaris, dan LCGC Agya sebanyak 15.900 unit.
"Setahun ke depan target kami dari kenaikan ini semoga performa itu bisa tetap kami pertahankan sehingga bisa mencapai 284 ribu, jadi kenaikannya yang cukup signifikan dibanding tahun kemarin 188 ribu ekspor, kenaikannya hampir 50 persen," tambah Bob.
Baca Juga: Kemenperin Perintahkan Mercedes-Benz Produksi dan Ekspor Mobil Listrik Buatan Indonesia
Peningkatan ekspor mobil dari Toyota tentu sejalan dengan visi pemerintah dapat melakukan ekspor 1 juta unit mobil dalam bentuk utuh (CBU) pada 2025. Mengacu data Gaikindo pada 2021 lalu, kinerja ekspor CBU dari Indonesia masih berada di angka 294 ribuan unit.
Untuk mencapai itu, Bob mengatakan bahwa harus dimulai dari peningkatan pasar dalam negeri dulu. Sehingga nantinya akan mudah mendapatkan skala ekonomi dan hasilnya produk mobil buatan Indonesia mendapatkan daya saing.
"Untuk capai satu juta unit kita harus buat milestone dan kebijakan pro konsumen yang membesarkan pasar, ditambah juga perjanjian dagang dengan negara tujuan ekspor sehingga bisa dapat fasilitas support pembebasan bea masuk," jelas Bob.
Tak kalah penting juga harus perhatikan tren perkembangan pasar di negara tujuan. Belakangan permintaan model elektrifikasi seperti hybrid tengah meningkat. Bob berharap demand itu juga terjadi di Indonesia agar turut dapat mengekspor kendaraan hybrid buatan dalam negeri.
"Kita lihat bahwa hybrid ini sangat kompetitif ke depan, dalam suasana harga BBM cukup tinggi, dengan perbedaan biaya yang tidak terlalu tinggi tapi bisa efisien hingga 50 persen BBM. Kami harap pemerintah bisa memberikan insentif lebih besar lagi supaya bisa ekspor mobil hybrid ke luar negeri," pungkasnya.
Baca Juga: Berkat Kijang Super, Toyota Kini Sudah Ekspor 2 Juta Unit Mobil ke Seluruh Dunia
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Toyota KIJANG INNOVA V 2.0
10.962 km
2,5 tahun
Jakarta
2022 Toyota KIJANG INNOVA G 2.0
25.226 km
1,5 tahun
Jawa Barat
2017 Toyota KIJANG INNOVA REBORN VENTURER GASOLINE 2.0
89.898 km
6 tahun
Jawa Barat
2019 Toyota KIJANG INNOVA REBORN V 2.0
89.687 km
4 tahun
Jawa Barat
2018 Toyota KIJANG INNOVA REBORN V 2.4
39.691 km
5,5 tahun
Jawa Barat