Aturan pengurangan RPM nyatanya berpengaruh terhadap penampilan dua pembalap AP250 dari Astra Honda Racing Team (AHRT) pada gelaran Asia Road Racing Championship (ARRC) di Sirkuit Mandalika.
Sebagaimana diketahui, pada tahun ini FIM Asia dan Komite ARRC memberlakukan aturan baru berupa pengurangan RPM yang berlaku dalam beberapa tahap.
Step pertama: Jika pembalap yang ada di 5 besar unggul 25 poin dari pembalap posisi 6 dan lebih rendah pada klasemen. Motor pembalap tersebut akan mendapatkan pengurangan rev limit sebanyak 200 RPM pada putaran berikutnya.
Step kedua: Pembalap yang ada di 5 besar unggul 50 poin dari pembalap posisi 6 dan lebih rendah. Motor pembalap tersebut akan mendapatkan pengurangan rev limit sebanyak 200 RPM lagi pada putaran berikutnya.
Step ketiga: Pembalap di 5 besar unggul 75 poin dari pembalap posisi 6 dan lebih rendah. Motor pembalap tersebut akan mendapatkan pengurangan rev limit 100 RPM lagi di seri selanjutnya.
Hal ini pun sudah diberikan kepada dua pembalap AHRT kelas AP250 yaitu Herjun Atna Firdaus dan M Kiandra Ramadhipa.
Berkaca pada hasil terakhir pada seri ketiga lalu, Honda CBR250RR tunggangan mereka harus mengalami penyunatan RPM lantaran masuk ke dalam aturan pengurangan RPM step pertama.
Ramadhipa yang saat ini menghuni puncak klasemen dengan 81 poin unggul lebih dari 25 poin terhadap 6 pembalap di bawahnya. Pun dengan Herjun selaku runner up sementara di kejuaraan dengan 77 poin.
Baca juga: Tren Positif Duet AP250 AHRT Meski Dijegal Regulasi
Regulasi pengurangan sebanyak 200 RPM tersebut pun berlaku di putaran ke-4 di Sirkuit Mandalika. Faktanya pula bahwa hal tersebut berpengaruh terhadap penampilan mereka.
Pada kualifikasi AP250 yang berlangsung hari ini (27/7/2024), baik Herjun maupun Ramadhipa gagal masuk ke barisan terdepan. Yang mana menurut mereka merupakan dampak dari regulasi ini.
"Hasil kualifikasi ini berat. Regulasi (pengurangan) RPM ini membuat akselerasi CBR250RR berkurangan jauh karena RPM yang tadinya 13.500 RPM jadi 13.300 RPM. Berpengaruh sekali karena tidak dapat peak power-nya," ungkap Herjun.
Menurut Herjun, kendala terbesar justru dialami pada akselerasi awal, terutama saat keluar tikungan. "Kita harus pakai sprocket dengan final gear ratio lebih kecil agar tidak limiter di RPM atas. Tapi, exit corner-nya jadi tidak responsif," terangnya lagi.
Baca juga: ARRC Mandalika 2024: Skuat SS600 AHRT Usung Formasi 4 Pembalap
Dia mengatakan tim akan mempertahankan set up seperti ini. "Di kualifikasi masih kurang maksimal. Tapi saat race nanti mungkin beda cerita," ujarnya.
Hal senada pun dirasakan Ramadhipa, di mana penggunaan sprocket ini jadi mengorbankan putaran bawah motor.
"Buat saya, untuk putaran atasnya mungkin masih sama. Tapi akselerasi walnya tetap ketinggalan karena power-nya berkurang," sahut Ramadhipa.
Meski begitu, Ramadhipa sebagai pemimpin klasemen sementara AP250 akan berusaha tampil maksimal pada balapan nanti. "Strategi di race, saya akan melakukan start yang baik agar tetap berada di grup depan dan bertarung untuk podium," pungkasnya.