Mesin 1.200 cc 3-Silinder Jadi Andalan di Daihatsu Rocky dan Toyota Raize, Tenaganya Lebih Baik?

Demi mengejar efisiensi, maka compact crossover seperti Daihatsu Rocky atau Toyota Raize seluruhnya akan memakai mesin 3-silinder, dan salah satu variannya telah memakai turbo. Mesin dengan silinder ganjil sempat jadi kontroversi, karena getarannya yang besar. Apakah nantinya kinerja mesin 3-silinder di Daihatsu Rocky dan Toyota Raize semakin baik? 

Tren mesin kecil tiga silinder ini sebenarnya sudah ada sejak zaman MPV Daihatsu Xenia 1.000 cc. Tren tersebut kemudian digunakan pada LCGC bermesin 1.000 cc keluaran Astra setelah Xenia tidak menggunakannya. 

Kini, mesin dengan silinder ganjil bahkan semakin tren, bahkan di mobil sport seperti GR Yaris dengan kombinasi turbo supaya menekan konsumsi BBM tanpa mengorbankan tenaga. Adalah Nissan yang menginisiasi mesin 3-silinder turbo di Indonesia melalui Nissan Magnite di segmen compact crossover.

Masyarakat kita situasinya sekarang membutuhkan mobil yang bertenaga, responsif, tapi sekaligus irit bahan bakar. Hal ini sesuai dengan fokus utama mesin 3-silinder soal efisiensi baik bahan bakar maupun bobot hingga ukuran mesinnya. 

Pakai Mesin 3-Silinder, Bikin Harga Daihatsu Rocky dan Toyota Raize Lebih Murah? 

Pada umumnya harga mobil-mobil dengan mesin tiga silinder akan lebih murah dari mobil dengan mesin empat silinder, apalagi enam silinder. Selain itu mesin 3-silinder ukurannya lebih kecil juga menjadikan kap mesin menjadi lebih lapang.

Mesin 3 silinder merupakan solusi dan menjadi pilihan banyak produsen mobil besar. Bahkan raksasa Volkswagen hingga BMW juga menggunakan meisn 3 silinder sebagai jawaban atas efisiensi bahan bakar mobil.

Mesin 3-silinder di Toyota Raize dan Daihatsu Rocky, Irit dan Sederhana 

Mesin dengan jumlah silinder yang sedikit, juga berefek ke ruang pembakaran yang lebih sedikit. Alhasil kebutuhan bahan bakar tidak perlu banyak untuk bisa memicu terjadinya pembakaran. Inilah alasan mobil-mobil dengan mesin tiga silinder lebih irit bahan bakar.

Pengembangan mesin 3 silinder yang ukurannya ringkas memungkinkan bisa digunakan pada banyak model mobil terutama untuk city use. Keuntungannya bisa mengurangi biaya untuk melakukan pengembangan mesin baru meski dengan kapasitas mesin sama.

Minimnya komponen yang digunakan pada mesin 3-silinder menjadikan biaya produksi jadi lebih murah bagi produsen dalam memproduksi mesin tersebut. Dengan kondisi demikian, maka mesin 3-silinder sangat cocok untuk dipakai perkotaan. Namun tidak menutup kemungkinan perjalanan luar kota juga menyenangkan dengan adanya sokongan turbo. 

Performa mesin 1.200 cc 3-Silinder Tidak Kalah dengan Mesin 4-Silinder 

Mesin kecil dengan konfigurasi 3 silinder seperti pada Rocky 1.2 bisa menyamai tenaga mesin 4 silinder dengan kubikasi lebih besar. Seperti pada bocoran mesin Daihatsu Rocky 1.200 cc tenaganya mencapai 88 PS, nyaris serupa dengan tenaga Honda Brio sebesar 90 PS.

Bahkan untuk sesama 'compact crossover', tenaga mesin 1.200 cc milik Rocky dan Raize ini lebih besar dari Suzuki Ignis. Mobil mungil Suzuki ini tenaganya sebesar 83 PS dari mesin berkapasitas serupa. 

Bahkan output mesin baru yang dipersiapkan oleh grup Astra ini setara dengan mesin 1.200 cc 4-silinder yang digunakan pada LCGC. Mesin 3NR-VE menghasilkan daya sebesar 88 PS juga. 

Bila melihat kemampuan yang dimiliki, kita bisa berasumsi kalau mesin WA-VE di Toyota Raize dan Daihatsu Rocky ini nantinya bakal menggantikan mesin 4-silinder 3NR-VE yang selama ini digunakan pada LCGC. 

Kelemahan Mesin 3-Silinder, Getaran dan Bising Telah Teratasi? 

Konfigurasi tiga silinder berarti ganjil, otomatis mesin bakal menghasilkan vibrasi lebih kuat karena jumlah silinder yang tidak seimbang (2-1).

Cara kerjanya, satu piston akan bekerja pada titik kerja maksimal atau dikenal top dead centre. Sementara itu dua piston lainnya menyeimbangkan tenaga mesin dengan jarak 120 derajat dari top dead centre. Untuk itu, banyak produsen yang menyiasatinya dengan penambahan poros penyeimbang, agar getaran kinerja mesin tidak terlalu dirasakan.

Persoalan lainnya yaitu pada pembakarannya yang tetap menimbulkan getaran karena tidak ada silinder lawan untuk mengimbangi seperti pada mesin 6 silinder segaris. Nah, ledakan pembakaran yang 'pincang' ini menghasilkan efek getaran lebih besar. 

Alhasil suara dari mesin tiga silinder dirasakan terdengar lebih kasar dibanding mesin konfigurasi genap seperti empat silinder. Kombinasi getaran dan suara bising membuat kita di kabin merasa kurang senyap. 

Getaran mesin 3 silinder akan lebih terasa, kalau kondisi saluran masuk BBM kotor. Untuk itu kita perlu menjaga kualitas bensin supaya pembakaran tetap sempurna. 

Untungnya kelemahan mesin ini pun telah mampu di atasi dengan baik. Getaran mesin berlebih telah tereduksi dengan beragam teknologi berbeda dari setiap produsen. Produsen mobil kemudian menambah balancer shaft, fleksible flywheel, atau memperkuat engine mounting supaya getarannya berkurang. 

Tujuannya tidak lain agar pengemudi tetap merasa nyaman, meski berkendara dengan mesin tiga silinder. Anda pun kini kian sulit untuk membedakan mobil bermesin 3-silinder atau 4-silinder saat idle karena getarannya semakin halus. 

Kesimpulan 

Bisa disimpulkan bahwa mesin kecil dengan konfigurasi tiga silinder tak bisa dipandang sebelah mata. Terlebih isu hemat bahan bakar dan pengurangan gas karbon yang semakin bergema sangat pas untuk didukung oleh mobil dengan mesin 3 silinder.

Pabrikan mobil pun berhasil mengeliminasi kelemahan mendasar dari mesin 3-silinder jadul. Kini, mobil bermesin tiga silinder tak lagi bising dan menghasilkan getaran yang berlebihan. Sensasinya semakin halus layaknya empat silinder. 

Jadi, mesin 3-silinder sudah semakin baik bukan?