Hyundai pada Jumat pekan lalu langsung meluncurkan dua mobil listrik di Indonesia, yaitu Ioniq 2021 dan Kona 2021. Peluncuran ini adalah bentuk respon positif Hyundai atas dukungan pemerintah Indonesia terhadap mobil listrik. Hyundai Motor Indonesia sebagai agen pemegang merek pun telah mempersiapkan suatu ekosistem mobil listrik yang sangat mudah bagi masyarakat Indonesia. 

"Kami berkomitmen untuk memulai ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Dalam hal ini, kami ingin berkontribusi pada kualitas hidup masyarakat dan menjadi Game Changer dalam teknologi mobilitas ramah lingkungan," ucap Sung Jong Ha, Presiden Direktur PT Hyundai Motors Indonesia (HMID). 

Untuk pasar Indonesia, Hyundai menghadirkan Ioniq elektrik dengan daya baterai 38,3 kWh dan Kona elektrik dengan daya baterai 39,2 kWh. 
Mengenai ketahanan baterai, kedua baterai sudah dirancang durabilitasnya hingga delapan tabun atau 160 ribu kilometer. Untuk pengisian daya, kita bisa memperlakukannya seperti mengisi ponsel.

"Charging portabel bukan genset, tapi seperti charging ponsel kita. Ini bisa untuk charge dimanapun ada steker. Ini pakai arus AC, bisa dicolok memakai portabel charger sehingga bisa dimana saja," jelas Bonar Pakpahan, selaku Product Expert Hyundai Motors Indonesia. 

Bonar menegaskan, bila Hyundai Ioniq dan Kona elektrik bisa mengisi daya di colokan perumahan atau dc fast charging station. Untuk lamanya waktu charging utk listrik rumah, ioniq elektrik butuh waktu 17 jam 30 menit memakai portable charger. Sementara pada Kona elektrik karena baterai yang sedikit lebih besar, butuh waktu yg lebih lama yaitu 19 jam. 

"Itu kondisi dr 0-100 persen," tegas Bonar.

Perawatan Rutin Mobil Listrik Hyundai Sangat Minim

Hyundai pun berusaha mendorong masyarakat supaya beralih ke mobil listrik. Sebab dari sisi perawatan, mobil listrik ini sangat mudah dan bisa dibilang tidak perlu sering-sering masuk bengkel. Perawatan rutin bisa dilakukan setiap setahun sekali. 

"Di mobil ini ada motor penggerak roda, jd butuh pelumas tapi hanya 1 liter jadi tidak butuh penggantian berkala. Perawatan berkala ini uniknya karena tidak memiliki mesin jd komponen berputar cuma sedikit jadi sangat murah. Interval yg dibutuhkan itu hanya 15 ribu kilometer sekali atau setiap setahun tahun sekali," jelas Putra Samiaji selaku General Manager Service HMDI. 

Putra menjelaskan, elemen yang rutin diganti saat perawatan berkala hanya AC filter. Sementara untuk fluida seperti battery coolant perlu melakukan penggantian setiap 60 ribu kilometer. 

Dukungan Penuh Pemerintah Dari Regulasi Mobil Listrik 

Adanya Perpres No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan, semakin mematangkan terbentuknya ekosistem mobil listrik di tanah air. Hal tersebut juga akan berdampak positif terhadap pertumbuhan sektor pendukung seperti kelistrikan, stasiun pengisian daya, baterai,suku cadang mobil listrik, dan lain-lain. 

"Indonesia siap untuk masuk era elektrifikasi. Mobil listrik sangat mudah dlm pemakaian maupun perawatan karena support pemerintah sangat besar. Kalau dari sisi konsumen sangat gampang memakainya dan banyak manfaatnya, kita bisa kapan saja ngecharge, nggak perlu capek antri di SPBU," ucap Makmur selaku Managing Director PT HMDI. 

Melalui adanya Perpres tadi, Hyundai hadir dan berkomitmen untuk memberikan kontribusi yang nyata terhadap perkembangan ekosistem mobil listrik. Masyarakat pengguna mobil listrik juga menerima berbagai kemudahan sebagai implementasi peraturan tersebut. 

Di Indonesia, mobil listrik murni memperoleh sejumlah fasilitas dari pemerintah. Pajak kepemilikan kendaraan elektrik lebih rendah pada pembelian awal dan bebas uang muka (DP 0%). 

Selain tarif pajak kendaraan tahunan juga lebih rendah, serta insentif non fiskal seperti bebas dari pembatasan area lalu lintas ganjil genap.

Pemerintah juga memberi dukungan dalam Lokasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) tersebar di Jakarta hingga Surabaya serta Bali dan Makassar. Selain infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah, HMID pun turut aktif menyediakan stasiun pengisian kendaraan listrik. Fasilitas ini tersebar di semua diler resmi Hyundai dan juga bekerjasama dengan mitra-mitra bisnis lainnya. 

Hyundai Indonesia Bekerja Sama dengan Stakeholder Membangun Fasilitas Mobil Listrik

Selain itu, HMID bekerja sama dengan PT Jasa Marga Related Business akan menyediakan infrastruktur DC Fast Charging di jalan tol Trans Jawa. Pengisian tersebut berlokasi di Rest Area KM 519A ( Sragen) yang berada di jalur Tol Jakarta menuju Surabaya dan juga diRest Area KM 519B (Sragen) yang berada di jalur tol Surabaya menuju Jakarta.

Kesimpulan

Di Indonesia, mobil listrik murni memperoleh sejumlah fasilitas dari pemerintah. Hyundai pun berusaha mendorong masyarakat supaya beralih ke mobil listrik. Sebab dari sisi perawatan, mobil listrik ini sangat mudah.

Hyundai juga bekerja sama dengan PT Jasa Marga Related Business akan menyediakan infrastruktur DC Fast Charging di jalan tol Trans Jawa. Ini membuat masyarakat semakin yakin soal fasilitas pendukung mobil listrik yang kian lengkap dan mudah.