Meski Rupiah Melemah, Yamaha Enggan 'Main Api' Soal Produksi
Ary · 7 Mei, 2024 08:00
0
0
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih rendah
Memengaruhi biaya produksi
Harga motor Yamaha mengalami kenaikan
Dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, tak membuat pabrikan Yamaha Indonesia lantas main belakang dalam hal produksi. Mereka enggan mengurangi standar yang sudah menjadi ketentuan dalam membuat sepeda motor.
Sebagaimana diketahui, beberapa pekan terakhir, nilai mata uang RI menurun cukup drastis. Hal ini bisa berdampak terhadap biaya produksi yang membuat harga komponen atau material menjadi mahal.
Yamaha Menaikkan Harga Motor
Meski begitu, pabrikan Yamaha bukan lah pedagang makanan yang mungkin saja mengurangi jumlah dari cabai atau bawang merah pada satu menu ketika harganya mahal. Tapi, belum lama ini pihak pemegang merek baru saja menaikkan harga motor-motor mereka.
"Kita memang baru menaikkan harga pada Maret lalu tapi bukan karena nilai tukar. Tetapi karena penyesuaian BBN KB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor) yang memang normal setiap tahun, Jadi, bukan karena harga motor yang naik melainkan kebijakan BBN di masing-masing kota yang mau tidak mau kita harus sesuaikan," kata Antonius Widiyanto, Assistant General Manager Marketing-Public Relations PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Anton yang ditemui pada helatan Clan of Classy di Solo, Jawa Tengah (4/5/2024) mengatakan keadaan tersebut masih bisa dikondisikan oleh pihak Yamaha Indonesia. "Saat ini belum ya, memang kita tidak bisa memprediksi akan naik terus atau turun tapi dengan kondisi sekarang intinya masih bisa kita manage dan belum ada rencana menaikkan," katanya.
Yamaha Mengedepankan Kualitas
Saat ditanya bagaimana mengatasinya, Anton menyebut ada banyak faktor yang sifatnya internal. Namun, ia memastikan tidak akan main-main dalam hal produksi yang ujungnya bakal merugikan Yamaha.
"Kami membuat dan memproduksi motor itu tidak asal menentukan berapa jumlah unitnya, tapi direncanakan untuk produksi sekian bulan ke depan. Jadi, material dan sebagainya sudah disiapkan. Kalau mengubah kualitas yang dirugikan konsumen sementara Yamaha sudah punya standar," terangnya.
Selain itu, menurutnya segala kegiatan produksi dari Yamaha Indonesia juga dipantau penuh oleh Yamaha Motor Corporation (YMC). "Kalau menurunkan kualitas dan nanti dampaknya kepada kualitas produk dan produknya jadi cepat rusak, yang terjadi adalah angka klaimnya naik. Kalau ini terjadi yang jadi negatif image brand, hal ini yang kita tidak pernah mau main-main," tegas Anton.
Perlu diketahui bahwa fasilitas produksi Yamaha di Indonesia merupakan salah satu global factory. Di mana motor-motor buatan Yamaha Indonesia tidak hanya dibuat untuk pasar domestik, melainkan pula untuk kebutuhan pasar luar negeri.
"Produk yang dibuat untuk dalam negeri sama kualitasnya dengan produk untuk ekspor. Bedanya hanya terkait dengan regulasi, misalnya seperti penggunaan mata kucing. Jadi, ini yang kita sesuaikan tapi kualitasnya sama," pungkas Anton.
Mengulas apapun tentang sepeda motor lalu menerjemahkannya ke dalam tulisan, mungkin hanya secuil sarana untuk berbagi informasi - tanpa maksud menggurui. Karena sejatinya Anda dan Saya punya kesenangan yang sama yaitu mengendarai sepeda motor!