window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_breadcrumb_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685588617854-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685588617854-0'); });

Test Handling Toyota Payah, Kenapa Masih Banyak Orang Suka Merek Ini?

Mark Jacob · 26 Agu, 2020 19:00

Test Handling Toyota Payah, Kenapa Masih Banyak Orang Suka Merek Ini? 01

Sudah bukan menjadi rahasia lagi jika di Indonesia merek Toyota menjadi primadona otomotif roda empat. Padahal, merek asal Jepang ini bisa dibilang punya kualitas yang tidak terlalu bagus dan payah. Bahkan dari fitur hingga material yang digunakan, Toyota cukup pelit memberikan mobil dengan kualitas baik. Hal tersebut tentu berpengaruh kepada handling dan performa mesin itu sendiri.

Mengapa saya bisa berkata demikian? Saya pernah menguji beberapa mobil baru Toyota dan bahkan juga pernah mengikuti sesi test drive yang diadakan oleh Toyota bersama rekan media. Hasilnya? Menurut saya mobil Toyota ini memang punya handling yang bisa dikatakan menyebalkan. Salah satu mobil yang punya handling payah adalah Toyota Calya dan Toyota Agya.

Mobil yang diplot sebagai mobil murah ramah lingkungan ini tidak memiliki kesenangan berkendara. Mulai dari kenyamanan, fitur, mesin bahkan handlingnya pun sangat payah. Hanya satu yang kami sukai, konsumsi bbm yang cukup irit. Ya sebenarnya nggak gitu-gitu amat kali untuk membuat mobil murah dan irit bbm. Pernah mencoba menaiki kedua mobil tersebut? Saking bisingnya, saya pernah merasa jika saya bukanlah berada di dalam mobil, tetapi ada di dalam parade.

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_fourthp_under_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685589129084-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685589129084-0'); });

Test Handling Toyota Payah, Kenapa Masih Banyak Orang Suka Merek Ini? 01

Bagaimana dengan Toyota Fortuner, Kijang Innova atau bahkan Toyota Supra? Jika dibandingkan dari harga, memang ada jenjang yang sangat jauh antara Calya, Agya dan Innova. Ibaratnya, ketiga mobil tersebut berada di kasta yang sangat berbeda. Innova punya dua kasta lebih baik dibanding Calya dan Agya. Soal kualitas apakah Innova sepadan dengan harganya? No, harga Innova kami nilai sangat kemahalan.

Bahkan Wuling Cortez yang sudah punya sunroof dan kenyamanannya sangat baik pun memiliki harga yang jauh di bawah Innova. Inilah yang menjadi masalah utama bagi Toyota di Indonesia. Harga yang overprice dianggap sesuatu yang bergengsi bagi masyarakat Indonesia dibanding memikirkan fitur yang didapatkan. Selain itu, imej Toyota sebagai merek otomotif paling besar di Indonesia juga melekat berkat peran media yang membentuk imej ini selama puluhan tahun.

Bahkan sebagian orang membeli mobil Toyota hanya demi alasan investasi. Sebagian orang ini menilai jika mobil buatan Toyota memiliki nilai jual yang bagus. Padahal, mobil bukanlah alat investasi. Hal inilah yang sudah menjadi salah kaprah bagi masyarakat Indonesia yang menilai Toyota adalah raja. Bahkan media asal Swedia, Teknikens Varld mengatakan jika handling beberapa mobil Toyota sangat buruk.

Test Handling Toyota Payah, Kenapa Masih Banyak Orang Suka Merek Ini? 02

photo: Teknikens Varld moose test

Bukan hanya di Indonesia saja yang mulai merasakan jika Toyota tidak menawarkan rasa berkendara kepada konsumennya. Media Swedia pun pernah mengatakan hal yang sama. Temuan ini juga diteliti oleh Wapcar.my yang merupakan afiliasi dari Autofun untuk negara Malaysia. Lewat judul ‘Why Toyota sucks so badly in moose tests, and should you believe it?’ artikel tersebut membahas mengapa Toyota Hilux dan RAV4 punya handling yang sangat buruk.

Teknikens Varld menguji kedua mobil tersebut dan mendapati temuan mengejutkan. Toyota Hilux dan RAV4 tidak memiliki handling yang baik saat pengereman mendadak sambil bernamuver di pengujian moose test atau uji rusa. Uji rusa sendiri merupakan pengujian yang lebih mengarah kepada handling seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa rekan media di Tanah Air. Uji rusa ini lebih menitikberatkan pengereman yang dilakukan sambil bermanuver dalam kecepatan tertentu

Hilux dan RAV4 yang diuji benar-benar hampir terbalik saat mengerem dan bermanuver dalam kecepatan 68 km/jam. Hal inipun mendorong Toyota untuk mengundang Teknikens Varld untuk menguji Hilux dan RAV4 lebih dalam di markas Toyota. Sayangnya, Toyota diperkirakan memberi unit Hilux dan RAV4 dengan pembaruan di sektor electronic stability control (ESC). Mereka juga tidak membeberkan rincian lebih lanjut apa saja yang sudah diperbaiki.

Test Handling Toyota Payah, Kenapa Masih Banyak Orang Suka Merek Ini? 03

Toyota juga menolak membahas lebih dalam mengenai apakah mobil test yang sudah disediakan sudah diperbaiki beberapa sektor. Tapi, pihak Teknikens Varld yakin jika Toyota memakai unit yang sama. Karena jika Toyota melakukan perbaikan, maka sudah seharusnya mereka melakukan recall kepada unit yang sudah terjual di seluruh Dunia. Jika benar, maka ini akan menjadi recall pertama bagi Hilux. RAV4 sendiri sudah pernah mengalami recall mengenai masalah stabilitas berkendara, sayangnya Hilux belum pernah.

Pengujian seperti ini merupakan pengujian yang standard dilakukan bagi mobil yang sudah dilengkapi dengan fitur ESC. Hal ini untuk membuktikan apakah ESC bekerja normal dan seharusnya membantu keselamatan atau hanyalah omong kosong belaka. Dari perspektif di atas, kami menilai jika ada dua hal yang dapat diambil. Satu, Toyota memang hanya memikirkan keuntungan semata dan tidak memberikan rasa berkendara pada mobil.

Atau yang kedua adalah Teknikens Varld memang berniat menjatuhkan Toyota Hilux dalam pengujian yang mereka lakukan. Karena sudah sewajarnya jika mobil dengan ground clearance tinggi akan kesulitan dalam uji rem dan maneuver dalam kecepatan tinggi. Hal tersebut sangat mungkin membuat ban depan menjadi terangkat seperti apa yang dikatakan oleh Toyota.

Saya pernah melakukan pengujian pada beberapa mobil Toyota. Sebut saja Toyota Agya, Calya, Innova, Fortuner, Altis, Camry, Prius Hybrid, hingga Toyota Supra. Semua mobil tersebut sudah pernah saya uji dengan memperhatikan beberapa aspek seperti pengereman, performa dan handling. Memang, hampir semua mobil Toyota yang saya uji dirasa kurang baik dari segi pengereman.

Test Handling Toyota Payah, Kenapa Masih Banyak Orang Suka Merek Ini? 04

Hanya Toyota Supra saja yang memiliki nilai paling baik dari semua aspek. Hal ini tentu saja karena ia adalah mobil sport dengan harga yang sangat mahal. Lalu, bagaimana dengan mobil keluarga? Hmmm, sama saja, payah! Sebagai gambaran, Kijang Innova yang pernah saya test mencatatkan 14,8 detik untuk kecepatan 0 hingga 100 km/jam. Hal ini juga dikarenakan faktor mesin tua yang masih dipakai sampai sekarang.

Mesin 1TF-FE yang digunakan merupakan mesin lawas yang belum mendapatkan ubahan. Padahal jika dihitung secara bisnis, memang untuk melakukan riset sebuah mesin butuh uang yang tidak sedikit. Tetapi jika melihat penjualan mobil tersebut di Indonesia, kami semakin yakin jika Toyota hanya memikirkan keuntungan. Lihat saja Toyota Avanza, dari generasi awal yang dirilis tahun 2004 sampai sekarang masih memakai mesin yang sama.

Itu artinya platform mesinnya masih memakai mesin lama selama 16 tahun. Wow, banget kan? Ya, semoga saja kedepannya Toyota bisa jadi lebih baik dan bisa ngasih mobil dengan kesenangan berkendara yang beneran ya. Apa pendapatmu soal ini? Sampaikan di kolom komentar!

 

Mark Jacob

Tergila-gila dengan mobil tua, apalagi buatan Eropa. Pastinya suka berteman dengan mobil yang boros, dan pintunya cuma dua.

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_relatedmodel_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685589152548-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685589152548-0'); });
window._taboola = window._taboola || []; _taboola.push({ mode: 'thumbnails-stream-2x2-desk', container: 'taboola-stream-widget-thumbnails-desktop', placement: 'Stream Widget Thumbnails Desktop', target_type: 'mix' });

Beli mobil lebih murah, jual mobil lebih cepat

Honda Brio Satya S M/T 2022

Upgrade

Tambahkan mobil Anda

Gak mau tukar tambah?  Pilih Mobil