window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_breadcrumb_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685588617854-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685588617854-0'); });

Perbedaan Ban Vulkanisir dan Suntikan, Mana yang Paling Berbahaya Saat Dipakai?

Yongki Sanjaya · 26 Sep, 2022 16:30

Perbedaan Ban Vulkanisir dan Suntikan, Mana yang Paling Berbahaya Saat Dipakai? 01

Ban mobil termasuk sebagai komponen fast moving, yang bakal habis seiring pemakaian. Saat kembang ban sudah habis, maka disarankan untuk ganti dengan yang baru. Hanya saja sebagian orang mensiasati dengan melakukan vulkanisir atau suntikan, lalu apa perbedaan kedua hal itu? 

Istilah tersebut cukup populer di kalangan penggemar mobil, tapi belum tentu familiar di telinga masyarakat awam. Secara garis besar, ban vulkanisir atau suntikan ini adalah ban bekas yang direkondisi. Namun demikian, cara rekondisi inilah yang patut kita perhatikan demi alasan keselamatan. 

Baca juga:

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_fourthp_under_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685589129084-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685589129084-0'); });

Daftar Ukuran Tekanan Angin Sesuai Ukuran Velg, Apakah Ban Mobilmu Sesuai?

Kerikil Nyempil di Ban Mobil Jangan Diabaikan, Bisa Bikin Celaka!

Walau Kembangnya Masih Tebal, Ini Tandanya Ban Mobil Harus Segera Ganti

Ban mobil perannya begitu vital, mulai dari kenyamanan, hingga keselamatan berkendara. Aspek keselamatan ini berasal dari kondisi ban dengan traksi ke aspal yang baik. Ban yang sudah botak tentunya membuat cengkeraman ke aspal jadi kurang optimal.

Nah, di kalangan pengusaha ban bekas ini ban dilakukan rekondisi supaya kembali ada kembangan di telapak ban. Ada yang langsung diukir di telapaknya, atau ditambah lapisan karet yang sudah terukir kembangan ban. Biasanya pengguna ban rekondisi ialah mobil angkutan barang, dengan alasan bisa menghemat ketimbang beli ban baru. 

Supaya tidak keliru, berikut ini perbedaan antara ban vulkanisir dan suntikan yang perlu kalian ketahui. 

Apa itu Ban Vulkanisir? Apakah Aman Dipakai? 

Perbedaan Ban Vulkanisir dan Suntikan, Mana yang Paling Berbahaya Saat Dipakai? 01

Ban vulkanisir adalah ban yang dibuat dengan membuang sisa karet pada telapak ban bekas, lalu menambahkan lagi lapisan baru. Ban yang digunakan pada jenis ini biasanya merupakan ban orisinil yang batikannya sudah botak atau menipis. Dengan demikian, perlu dilapisi kembali dengan lapisan baru agar tetap tebal pada tapaknya.

Perlu Anda ketahui bahwa pengolahan ban vulkanisir berbeda dengan ban suntikan. Hal yang perlu kamu garisbawahi, teknik vulkanisir ini sesungguhnya merupakan teknik sah yang sudah diakui oleh pabrikan ban. Dengan cara ini, Anda tidak perlu membeli ban baru jika alur ban sudah mulai habis.

Teknik vulkanisir ban dilakukan dengan memasang telapak baru pada ban lama. Jenis material yang digunakan untuk melapisi ban vulkanisir ini adalah potongan material karet berserat yang biasanya sudah memiliki batikan sehingga ban lama terlihat seperti baru.

Perbedaan Ban Vulkanisir dan Suntikan, Mana yang Paling Berbahaya Saat Dipakai? 02

Pabrikan ban juga masih memberi toleransi untuk melakukan vulkanisir, selama prosedur pengolahannya tepat. Sebab, pada beberapa jenis ban truk pada dindingnya kami pernah lihat tertera batas aman untuk memasang lapisan vulkanisir. 

Ban vulkanisir biasanya memiliki kemampuan dan daya tahan mencapai 60 – 70 persen dari kondisi ban asli. Usia pakai ban vulkanisir bisa mencapai satu hingga dua tahun. Risiko kerusakan pada ban vulkanisir yang terburuk adalah lepasnya lapisan kembang ban bila kualitas lem perekatnya jelek. 

Untuk membedakan ban vulkanisir dengan ban orisinil juga bisa kamu perhatikan dari warna ban. Ban bekas yang sudah dilapisi ini biasanya akan terlihat gradasi warnanya. 

Lapisan Compound-nya tidak homogen karena bahan yang digunakan tidak sama dengan aslinya. Selain itu, bentuk tapak juga jauh berbeda dengan aslinya.

Ban Suntikan, Bahaya Menanti Setelah Telapak Ban Diukir Ulang

Perbedaan Ban Vulkanisir dan Suntikan, Mana yang Paling Berbahaya Saat Dipakai? 03

Berbeda dengan ban vulkanisir, ban suntikan ini dibuat dengan cara mengukir kembali lapisan telapak ban yang sudah botak. Ban suntikan sangat tidak disarankan untuk digunakan karena risiko bahayanya lebih tinggi, apalagi jika digunakan sehari-hari.

jika dilihat sekilas, tampilannya mirip seperti ban baru yang kembangnya masih terlihat dalam. Masalahnya, mengukir kembali telapak ban ini mengurangi ketebalan telapak yang pada dasarnya sudah tipis karena aus. Selain itu, ada risiko ukirannya mengenai kawat baja ban yang berpotensi merusak struktur ban. 

Perbedaan Ban Vulkanisir dan Suntikan, Mana yang Paling Berbahaya Saat Dipakai? 04

Biasanya, ban yang diukir akan terasa lebih lembek dan terasa tipis dibanding yang belum diukir alias ban baru. Ciri lain dari ban ukiran, bisa terlihatnya rajutan kawat atau benang di bagian dalam tapak ban.

Ban suntikan umumnya menggunakan ban tubeless dan usia pakainya sangat pendek mengingat prosesnya hanya mengurangi, tidak menambahkan seperti yang terdapat pada ban vulkanisir. Ban suntikan usianya pendek, berkisar 6 – 7 bulan saja tergantung jarak tempuh dan ketebalan sisa ban.

Kesimpulan

Pada dasarnya ban vulkanisir adalah memiliki kualitas yang lebih baik dari ban suntikan akan tetapi kekuatannya tidak sebaik ban orisinil yang baru. Jadi, dalam kondisi darurat, ban vulkanisir bisa menjadi pilihan yang lebih aman jika dibandingkan dengan ban suntikan. Pada ban suntikan, kemungkinan terburuknya ban rentan meletus karena sudah tipis lapisan karetnya.

Yongki Sanjaya

Editor

Berpengalaman di beberapa media online. Bermula menjadi reporter otomotif di situs yang lain hingga kini menjadi Editor di Autofun Indonesia. Penghobi mobil lawas dan anak 90-an banget. FB:Yongki Sanjaya Putra

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_relatedmodel_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685589152548-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685589152548-0'); });
window._taboola = window._taboola || []; _taboola.push({ mode: 'thumbnails-stream-2x2-desk', container: 'taboola-stream-widget-thumbnails-desktop', placement: 'Stream Widget Thumbnails Desktop', target_type: 'mix' });

Beli mobil lebih murah, jual mobil lebih cepat

Honda Civic RS 2022

Upgrade

Tambahkan mobil Anda

Gak mau tukar tambah?  Pilih Mobil