window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_motor_article_breadcrumb_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685614302872-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685614302872-0'); });

Benarkah Plastik Pembungkus Pengaruhi Kualitas Ban Motor?

Ary · 25 Jul, 2021 16:30

Pemandangan 'meriah' tampak saat Anda mampir ke toko ban sepeda motor. Bagaimana tidak. Hampir semua merek ban, dilengkapi plastik pembungkus dengan ciri khasnya masing-masing. Walau begitu, apakah keberadaan packing ini memengaruhi kualitas dari ban motor itu sendiri? 

Kenyataannya, tidak semua ban baru motor tersebut dibungkus plastik. Tengok saja, deretan ban motor Michelin. Bukan tanpa alasan. Langkah ini diambil oleh Michelin Indonesia, sebagai langkah untuk membuat lingkungan menjadi lebih sehat. 

Alasan Michelin Tidak Gunakan Plastik Pembungkus Ban

Masih banyak produsen menggunakan plastik pembungkus ban. Foto: Raja Ban Motor Jakarta.

Dikatakan oleh Kartika Susanti, Head of Public Affairs and Press Relation, Michelin Indonesia, pihak Michelin sebelumnya menghabiskan setidaknya 300 ton plastik setiap tahunnya. Bayangkan jika nominal serupa juga dipakai oleh produsen ban lain. Sementara kita tahu, item terutama bungkus plastik tersebut sulit diurai oleh tanah. Dengan kata lain, hanya akan menjadi limbah.

Atas alasan tersebut lah, Michelin Indonesia memutuskan untuk menanggalkan plastik pembungkus ban terhadap produk buatannya. "Untuk produk yang kami jual di Indonesia itu sudah tidak pakai bungkus plastik sejak Maret 2021. Sementara buat ban ekspor di April 2021," kata Kartika saat berbincang via daring, Sabtu (24/7). 

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_motor_article_fourthp_under_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685613563107-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685613563107-0'); });

Bukan semata mengurangi limbah. Kartika menyebut, plastik tersebut hanya akan dibuang (menjadi sampah) karena cuma sekali pakai. Keberadaannya pun menjadi nirguna. Pasalnya, pembungkus plastik tidak ada kaitannya dengan kualitas ban itu sendiri.

Baca juga: Ganti Ban Motor, Kenapa Ban Belakang Wajib Didahulukan Dari Depan?

Ban Motor Michelin

Pihak Michelin menyebut ban motor tidak didesain untuk dibungkus.

Seperti disampaikan Mochammad Fachrul Rozi, Customer Engineering Support Michelin Indonesia. Ban itu terbuat setidaknya dari 200 komponen chemical. Dengan kata lain sangat kuat walau terkena panas maupun hujan. "Dengan perancangan itu, sama saja kualitasnya. Dan, nggak ada masalah walau disimpan sampai 3 tahun (tanpa pembungkus). Jadi, tinggal lihat saja tanggal produksinya," ucap Rozi pada kesempatan serupa. 

Cara Mengetahui Kode Produksi Ban

Artinya, ban motor baru itu pun tetap punya masa kadaluarsa. Nah, cara untuk mengetahui kode produksi ban dapat dilihat langsung pada dinding ban. Misal, terdapat kode ban 1221. Artinya, ban itu diproduksi pada minggu ke 12 tahun 2021. Jikapun berkaca pada keterangan Rozi tadi, maka ban tersebut dapat dipakai hingga 2024.

Jadi, jangan mudah tergiur apabila ada toko ban yang menawarkan ban dengan diskon besar. Toh pemeriksaannya juga cukup mudah bukan? Apalagi jika Anda sudah memutuskan untuk membeli ban Michelin. Lantaran sudah tidak memakai pembungkus plastik, pengecekan kode produksi ban pun menjadi lebih cepat.   

Kode Produksi Ban Motor

Kode produksi bisa dilihat langsung pada dinding ban motor.

Baca juga: Jangan Bingung, Ini Cara Baca Arti Ukuran Ban Motor

Merawat Ban Motor agar Awet

Mengenai usia pakai ban setelah teraplikasi di motor, sejatinya tergantung dari Anda. Durabilitasnya bisa panjang, jika perlakuan terhadap si karet bundar juga baik. Begitu pun sebaliknya. Berikut, cara merawat ban motor agar tetap awet:

1.Rutin Memeriksa Tekanan Angin

Rozi mengatakan tekanan angin ban harus sesuai. Menurutnya, kekurangan atau kelebihan tekanan angin bakal memengaruhi umur pakai dari ban tersebut. "Ban akan cepat aus. Daya cengkeramnya juga berkurang dan membuat motor lebih boros bahan bakar," katanya. 

Meski ban tampak baik-baik saja. Lumrahnya, ban motor pasti bakal mengalami pengurangan tekanan angin. Hal ini dapat berlangsung secara cepat, apabila terdapat kebocoran. Oleh karena itu, pemeriksaan tekanan angin ban harus dilakukan setiap dua minggu sekali. Akan lebih baik lagi, jika giat ini diikuti dengan pemeriksaan pada bagian pentil ban. 

Tips Merawat Ban Motor

Pastikan memeriksa tekanan angin ban motor secara rutin.

Baca juga: Jangan Asal, Ada Ritual Khusus Menggunakan Ban Motor Baru

2. Jangan paksakan berkendara ketika ban Kempis

Kekurangan tekanan angin ban juga dapat membuat ban menjadi rusak. Ketika dipakai dalam waktu lama, ban bisa benjol pada bagian tertentu. Kerusakan ban semakin cepat apabila Anda kerap kali membawa beban yang melebihi kapasitas dari motor itu sendiri. Jadi, jangan memaksakan berkendara ketika ban motor Anda kempis.  

3.Bersihkan kembangan ban motor

Selain penggunaan untuk kondisi kering, ban reguler juga didesain agar dapat dipakai dalam cuaca hujan atau jalan basah. Maka dari itu, tapak ban juga dibekali dengan kembangan yang bertugas membuang air ke samping saat roda melintasi genangan air. 

Fungsi tersebut jelas berkurang, jika terdapat benda lain seperti kerikil pada kembangan ban. Segera bersihkan kalau mendapatinya bersarang di ban motor Anda. Pasalnya, item ini bisa menyebabkan ban motor Anda rusak. Yang artinya, mempercepat usia pakai ban tersebut. 

Tips Ban Motor

Aktivitas hard braking yang sering dapat mempercepat umur ban.

Baca juga: Jangan Ditiru, Ini 3 Modifikasi Motor 'Alay' yang Bikin Celaka!

4. Hindari parkir di bawah terik matahari

Saat memarkirkan motor, usahakan taruh di tempat yang teduh. Panas matahari yang terik dapat membuat tekanan angin ban meningkat. Jika sering terjadi, bahkan dibiarkan terlalu lama, ban berisiko rusak seperti munculnya keretakan pada bagian ban. 

5. Hindari kebiasaan hard braking

Selain empat hal di atas, umur ban juga bergantung pula dengan cara Anda berkendara. Jangan Agar usia pakai lebih panjang, baiknya hindari kebiasaan melakukan pengereman keras alias hard braking. Pasalnya, hal tersebut membuat tapak ban lebih cepat termakan aspal. 

Ary

Reporter

Mengulas apapun tentang sepeda motor lalu menerjemahkannya ke dalam tulisan, mungkin hanya secuil sarana untuk berbagi informasi - tanpa maksud menggurui. Karena sejatinya Anda dan Saya punya kesenangan yang sama yaitu mengendarai sepeda motor!

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_motor_article_relatedmodel_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685613589386-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685613589386-0'); });
window._taboola = window._taboola || []; _taboola.push({ mode: 'thumbnails-stream-2x2-desk', container: 'taboola-stream-widget-thumbnails-desktop', placement: 'Stream Widget Thumbnails Desktop', target_type: 'mix' });