Hati-hati, Parkir Kelamaan Saat Ngecas Mobil Listrik Bisa Kena Denda
Herdi · 28 Mei, 2023 08:01
0
0
Perkembangan populasi mobil listrik ternyata dapat menimbulkan masalah baru, yaitu adanya konflik antara para pemilik mobil.
Bukan karena ditabrak atau saling membunyikan klakson, konflik para pemilik mobil listrik dikarenakan mereka yang sudah mengisi daya baterai di charging station, ogah berpindah tempat.
Alhasil, tak sedikit mobil listrik yang ingin melakukan pengisian daya harus antri panjang dan memakan waktu cukup lama.
Sedangkan sang pemilik tidak tahu dimana rupanya, karena meski daya baterai sudah penuh, mobil tidak beranjak dari tempat pengisian daya.
Diperkirakan, pemilik sengaja meninggalkan mobil di charging station, agar dia tidak kesulitan untuk mencari lokasi parkir lagi.
Sengaja parkir di lokasi station charging dipastikan sangat mengganggu dan sangat mengesalkan, karena sama seperti sebuah mobil bensin sengaja parkir dalam waktu lama di dekat mesin dispenser di SPBU.
Seperti yang dilakukan pemerintah kota Aberdeen, Skotlandia, pemilik mobil akan dikenai denda hingga 30 Poundsterling atau sekitar Rp555 ribu setelah lebih dari 1 jam pengisian selesai. Hal ini sengaja dilakukan pemerintah kota untuk menegur penggunanya.
Sedangkan beberapa perusahaan penyedia daya listrik memberikan denda dengan jumlah berbeda-beda, seperti ESB Energy dendanya sekitar 8 Pound sterling (Rp148 ribu) per jam, kemudian Geniepoint 10 pound sterling (Rp185 ribu) setelah satu setengah jam, dan tambahan 10 pound sterling setiap 90 menit sesudahnya.
Sementara itu, Tesla Supercharger juga memberikan biaya tambahan bagi mereka yang sudah tidak lagi mengisi daya namun parkir di lokasi pengisian berupa 50 pence (Rp9222) per menit sampai 1 pound sterling (Rp18.500) per menit.
Namun lain halnya jika baterai mobil sudah terisi 100 persen, dan dalam waktu lima menit mobil dipindahkan, maka biaya tambahan tersebut bisa dihapuskan.
Menurut Tesla, biaya tambahan tersebut bukan dirancang agar Tesla mendapatkan keuntungan, melainkan saling berbagi kebahagian dengan sesama pengisi daya.
Ehm, kalau di Indonesia sendiri mobil listrik dan stasiun pengisian dayanya belum sebanyak seperti di Eropa.