Kelebihan dan Kelemahan Transmisi CVT di Mobil Modern, Teknologi Lawas Dari Gergaji Kayu

Jenis transmisi Continous Variable Transmission atau CVT kini semakin umum digunakan sebagai opsi transmisi otomatis pada banyak mobil baru. Mulai dari mobil yang harganya terjangkau sampai mobil premium. Lantas apa keunggulan transmisi CVT yang membuatnya kini semakin jamak digunakan?

Secara garis besar, transmisi CVT ialah transmisi otomatis yang mengubah rasio gear menggunakan sepasang pulley yang dihubungkan dengan sabuk (belt), menggantikan peran planetary gear. Diameter dari tiap pulley bisa berubah menjadi lebih besar maupun kecil. 

Konsep ini akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan sistem transmisi otomatis konvensional yang menggunakan gir untuk bisa mengatur rasio. Bahkan untuk jenis transmisi D-CVT ciptaan Daihatsu, memiliki tambahan gir yang mendukung kinerja berkendara. Kelebihan yang ditawarkan yaitu akselerasinya yang halus, membuat CVT kini jadi andalan di model populer, misalnya Mitsubishi Xpander, Toyota Avanza, dan Daihatsu Xenia.

Sejarah Awal Terciptanya Teknologi CVT, Dipakai Untuk Gergaji Kayu

Teknologi transmisi CVT sebenarnya merupakan teknologi yang sudah lama ada. Bahkan konsepnya sudah ditemukan sejak era 1870-an, tepatnya pada tahun 1879. Milton Reeves yang merupakan seorang kawakan industri otomotif Amerika Serikat menemukan CVT, yang pada saat itu disebut sebagai variable-speed transmission.

Reeves awalnya menggunakan penemuan tersebut pada mesin gergaji kayu, dan setelahnya juga mulai memasang CVT pada mobil dan sejumlah mesin industri. Inovasi ini kemudian dipakai DAF 600, merupakan mobil massal pertama dari pabrikan asal Belanda yang menggunakan transmisi CVT pada tahun 1958.  

Transmisi CVT buatan DAF yang dikenal dengan nama Variomatic kemudian juga digunakan pada mobil-mobil Volvo. Tak cuma di Eropa, CVT menyebar luas ke pabrikan besar benua Asia dan Amerika. 

Pada tahun 1987, generasi kedua Ford Fiesta dan generasi pertama Fiat Uno menjadi mobil pertama dengan transmisi CVT yang menggunakan sabuk baja. Penyempurnaan material ini menjadikannya lebih kuat dibandingkan bahan karet seperti yang ditemui pada desain CVT produksi DAF.

Penggunaan CVT dengan belt baja pun semakin jamak digunakan banyak pabrikan dengan menggunakan nama berbeda-beda, misalnya Xtronic milik Nissan, IVT milik Hyundai dan Kia, Lineartronic milik Subaru, Autotronic milik Mercedes-Benz, serta masih banyak lagi. 

Cara Kerja Transmisi CVT Di Mobil Modern, Semakin Kompleks Supaya Responsif di Berbagai Kondisi

Pada transmisi CVT, piranti yang digunakan adalah puli dan sabuk baja. Kedua komponen ini berfungsi untuk menggerakkan transmisi sementara perubahan gigi rasio akan menyesuaikan berdasarkan putaran mesin. Secara sederhana, cara kerja CVT mobil seperti meniadakan perpindahan girboks, jadi hanya sekali gerak maka rasio gigi 1 sampai 4 terlampaui. 

Pada sistem transmisi CVT, daya dari mesin disalurkan ke roda melalui sabuk baja yang menghubungkan drive pulley dan driven pulley yang didorong sistem pompa fluida. Ini membuat tenaga yang disalurkan lebih sempurna dengan menyesuaikan perubahan kecepatan dan torsi secara tepat. Itu sebabnya sistem perpindahan gigi di transmisi CVT sangat halus, tak ada hentakan seperti yang biasa dirasakan pada transmisi AT.

Kedua pulley yang terhubung dengan sabuk baja ini bisa membuat diameter belt membesar dan mengecil, sesuai putaran mesin dan laju mobil. Diameter sabuk inilah yang menjadi rasio gigi pada transmisi CVT.

Lebih lanjut, mobil bertransmisi CVT juga sudah diprogram agar bisa menjaga putaran mesin. Hal ini berperan dalam menghantarkan tenaga yang optimal dengan konsumsi bahan bakar yang efisien ketika mobil dijalankan.

Khusus untuk transmisi D-CVT ciptaan Daihatsu, terdapat gir tambahan yang fungsinya membantu engine brake lebih optimal. Sebagai contoh, di model New Sirion dilengkapi dengan posisi B (brake) untuk memaksimalkan engine brake ketika turunan. 

Lebih lanjut, split gear ini juga yang merupakan keunggulan dari system transmisi D-CVT. Dimana pada saat kecepatan tinggi, distribusi tenaga berpindah dari belt ke split gear sehingga akselerasi mobil dapat maksimal dan dapat menghemat konsumsi bahan bakar. 

Pakai Pelumas Khusus Transmisi CVT, Beda dengan Pelumas AT

Tansmisi CVT memiliki perbedaan yang signifikan dengan transmisi otomatis lainnya. Untuk itu perawatannya juga tidak bisa disamakan. Salah satunya adalah pelumasan yang diperlukan tidak lebih banyak dari transmisi matic biasa. Jenis pelumas yang digunakan juga berbeda, antara CVTF dan ATF. 

Untuk transmisi CVT, pelumas yang digunakan haruslah CVT Fluid (CVTF) khusus untuk CVT. Jangan menggunakan pelumas umum bagi transmisi otomatis alias AT Fluid (ATF). 

Jika pada transmisi matic biasa harus dilumuri pelumas seluruhnya. Maka pada CVT, hanya perlu melumasi komponen puli pemutar dan sabuk baja. Sehingga oli yang digunakan jauh lebih hemat. 

Kelemahan Transmisi CVT, Tidak Seefisien dan Responsif yang Kita Duga

Berdasarkan pengalaman kami, beberapa mobil dengan transmisi CVT memiliki karakter kelemahan yang mirip. Paling sering ialah akselerasi awal yang agak delay atau kurang responsif. Ini menjadi suatu konsekuensi dari tarikannya yang cukup halus karena tidak terlalu menghentak bila kita kickdown. 

Di sisi lain, konsumsi bahan bakar di mobil matic CVT juga tidak seirit yang dijanjikan bila dalam kondisi macet. Tarikan bawah yang kurang responsif memaksa kita harus injak gas agak dalam dalam situasi stop and go. 

Putaran mesin yang agak tinggi inilah yang membuat konsumsi BBM jadi cenderung boros. Namun dalam situasi lalu lintas yang lancar, maka rasio pulley bakal bekerja secara optimal sehingga konsumsi bahan bakar lebih efisien. 

Hal yang perlu diwaspadai yaitu jika transmisi CVT rusak, bukan sekadar dibetulkan namun juga diganti keseluruhan baik itu belt dan pulley. Sehingga biaya perbaikannya sangat tinggi. 

Karena hanya mengandalkan belt baja maka kekuatannya tak setangguh transmisi otomatis konvensional dengan planetary gear. Mobil tidak dirancang untuk memuat barang berlebih di situasi jalanan menanjak atau berkontur pegunungan. Sehingga, mobil dengan transmisi CVT kurang cocok untuk kegunaan mengangkat berat di jalanan menanjak.