Ternyata Ini Alasannya Mobil Listrik Kurang Diminati di Indonesia

Kabar kehadiran salah satu mobil listrik pabrikan Cina ke Indonesia, yakni Baojun E100, yang kabarnya akan hadir pada Oktober 2020 di Tanah Air, membuat mobil listrik kembali menjadi perbincangan. 

Perlu diketahui bahwa perkembangan mobil listrik di dunia baru dimulai untuk produksi massal dan mencapai titik yang cukup stabil pada sekitar tahun 2015 lalu. Ada banyak negara yang berpartisipasi aktif dalam pengembangan mobil-mobil listrik ini, di antaranya Amerika Serikat, Cina, Jepang dan beberapa negara lainnya di Eropa. 

Memang, Baojun E100 bukanlah mobil listrik pertama yang hadir di Indonesia. Tetapi jika kita lihat sejarahnya, mobil-mobil listrik memang belum terlalu diminati oleh masyarakat Indonesia, bahkan hingga saat ini. Kebanyakan masyarakat Indonesia masih memilih untuk menggunakan kendaraan konvensional berbahan bakar bensin.

Lalu apa sebabnya mobil listrik tidak begitu populer di Indonesia? Alasan yang pertama adalah kurangnya infastruktur untuk pengisian daya kendaraan.

Seperti yang kita tahu, mobil listrik mengandalkan energi listrik berupa baterai yang butuh tempat pengisian daya. Sementara hingga saat ini di Indonesia sendiri belum tersedia infrastruktur yang memadai untuk menunjang para konsumen yang memiliki mobil listrik. 

Selain itu, untuk mendirikan stasiun-stasiun pengisian daya pasti akan dibutuhkan listrik yang besar. Pengembangan mobil listrik di Indonesia ini harus dibarengi dengan pengembangan sumber listriknya. Karena jika listrik yang besar tersebut didapat dari pembangkit listrik yang tidak ramah lingkungan, maka penggunaan mobil listrik di Indonesia akan percuma. 

Bukan itu saja, kebanyakan masyarakat di Indonesia masih menganggap bahwa kendaraan listrik ini pasti memiliki harga yang mahal dan sulit untuk melakukan perawatannya. Sehingga banyak dari konsumen di negara ini yang masih enggan menggunakan mobil listrik.

Kendati mempopulerkan kendaraan listrik di Indonesia sepertinya masih jauh untuk bisa tercapai, sepertinya kendaraan hybrid memiliki harapan yang lebih tinggi untuk bisa populer di Indonesia sebagai pilihan kendaraan ramah lingkungan. 

Hal ini tentu karena mobil hybrid masih menggunakan tenaga dari bensin, tetapi dipadukan dengan dan motor listrik tenaga baterai. Konsumen tidak perlu khawatir atau bingung ketika bahan bakar habis, karena masih bisa mengisi bahan bakar di SPBU seperti menggunakan mobil konvensional lainnya. 

Beberapa APM di Indonesia memang sudah ada yang meluncurkan produk mobil hybrid. Tetapi jumlahnya masih sedikit, karena minat konsumen di Indonesia yang juga masih sedikit terhadap mobil jenis hybrid sekalipun.