Benarkah Matikan AC Mobil Saat Jalan Menanjak Bisa Tambah Tenaga Mesin?

Setiap pengemudi sebaiknya memahami cara mengendarai mobil di berbagai kontur jalan. Utamanya ketika dihadapkan pada jalan tanjakan curam dan terjal baik di jalur pegunungan atau lokasi parkir. Salah-salah mobil malah tak kuat menanjak. 

Sebab tak sedikit kasus mobil yang gagal melibas tanjakan. Entah karena sebelumnya salah ancang-ancang, bobot mobil terlalu berat, ban kehilangan traksi, hingga distribusi tenaga yang memang tidak sanggup membuat mobil susah menanjak. 

Baca Juga: Nggak Cuma Terancam Mogok, Ini Akibat Kalau Sering Biarkan Tangki Bensin Mobil Nyaris Kosong

Untuk meminimalisir kegagalan tersebut, pengemudi biasanya menerapkan jurus berupa mengambil ancang-ancang yang jauh sebelum menanjak. Jadi mobil harus mendapatkan momentum pergerakan yang cepat dan meraih torsi maksimal dulu agar sukses melintasi tanjakan. 

Lalu bagaimana dengan kondisi macet? Pada waktu tertentu harus stop and go di jalan menanjak, sehingga metode ambil ancang-ancang tak berlaku dalam situasi tersebut.

Matikan AC Mobil Ampuh Bikin Mobil Sukses Menanjak? 

Dalam kondisi ini, pengemudi dituntut harus mampu berakselerasi mulus tanpa bergerak mundur. Sekaligus juga harus bisa mengoptimalkan penyaluran tenaga mesin agar bisa menanjak. Biasanya supaya performa lebih bertenaga ketika di tanjakan, AC mobil dimatikan sementara sebagai cara menambah tenaga.  

Head Product Improvement/EDER Dept. Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Bambang Supriadi mengamini hal tersebut. Mematikan AC ketika menanjak bisa mempengaruhi kerja mesin. 

"Mematikan AC mobil saat melewati tanjakan bisa menambah performa mesin. Sebab kompresor AC digerakkan oleh belt dan berputar mengikuti putaran mesin, sehingga ketika kompresor AC mati, otomatis beban mesinnya berkurang (bisa dipakai untuk menambah tenaga untuk menanjak)," jelas Bambang. 

Mengutip penjelasan Your Mechanic, kerja AC mobil menyedot tenaga mesin maksimal hingga 15 daya kuda (dk) dan tergantung akselerasinya. Jadi bayangkan umpama tenaga mesin sekitar 80 dk kemudian diambil 10 dk untuk kerja AC, sisa sekitar 70 dk digunakan untuk menanjak.

Meskipun di atas kertas tak begitu berpengaruh karena sisa tenaga mesin masih besar, pada kenyataannya teknik tersebut perlu dilakukan sebagai metode ampuh menambah tenaga untuk berakselerasi. Utamanya pada mobil bermesin kecil yang paling signifikan dampaknya.  

Baca Juga: Bagi yang Belum Tahu, Kenali Fitur Audio Steering Switch di Mobil Masa Kini

Misalnya Daihatsu Ayla bermesin 1.200 cc yang tenaganya tak sampai 100 dk, atau cuma 87 dk. Ketika sebagian kecil tenaganya diambil untuk kerja AC, maka ada kemungkinan mobil tak kuat menanjak pada bidang elevasi tertentu mendekati curam.

Beda halnya untuk mobil bermesin besar, yang tenaganya bisa mencapai 200 dk, teknik mematikan AC ketika menanjak mungkin tak diperlukan. Sebab masih ada sisa tenaga yang besar untuk menggerakkan mobil. 

AC Mobil Bisa Tetap Dihidupkan Saat Nanjak, Asal...

Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi menambahkan, mematikan AC sah-sah saja dilakukan apabila khawatir mobil dirasa tak kuat menanjak, upaya jaga-jaga tenaga justru drop, dan muatan banyak. 

Lagi pula setelah selesai menanjak, AC mobil bisa dihidupkan lagi untuk menjaga temperatur ideal kabin. Namun bila yakin bisa menanjak, maka AC mobil dapat tetap dihidupkan agar kenyamanan di dalam kabin bisa terus dirasakan.

"Karena yang dibutuhkan ketika menanjak adalah kemampuan pengemudi. Misalnya kondisi menanjak dan macet, pengemudi harus punya kemampuan start and go untuk mobil manual. Beda dengan mobil matic, tinggal oper tuas ke gigi rendah dan injak pedal gas," imbuhnya. 

Baca Juga: Pengen Jual Mobil Bekas Biar Cepat Laku? Begini Caranya!