Bintangnya Hatchback di Era 90-an, Simak Sejarah Toyota Starlet di Indonesia
Enda · 31 Mei, 2022 14:00
0
0
Nama Toyota Starlet sendiri merupakan salah satu hatchback Tanah Air yang sangat melegenda di era 90-an. Memiliki bentuk yang ikonik, simpel dan mudah dimodifikasi, membuatnya terus digemari bahkan hingga saat ini.
Generasi pertama Toyota Starlet yang dijual di Jepang
Berawal pada tahun 1973, generasi pertama Toyota Starlet diluncurkan dengan sebutan Toyota Publica Starlet. Diproduksi hingga tahun 1977, mobil dengan kode bodi P40 ini secara tampilan fasad mirip seperti Corolla gen-3, namun terlihat lebih ramping sekaligus proposional.
Untuk jenisnya, mobil ini ditawarkan dalam dua bentuk, coupe dan 4 pintu. Begitupun pada jantung pacunya, mesin yang disuguhkan berkapasitas 1.000 cc dan 1.200 cc.
Generasi kedua Toyota Starlet yang mulai dipasarkan dibeberapa negara
Pada tahun 1978 atau satu tahun setelah generasi pertamanya berhenti diproduksi, Toyota memperkenalkan generasi kedua Starlet. Berbeda dengan model sebelumnya yang berbentuk sedan, pada generasi ini Starlet mengisi kelas hatchback. Sedangkan untuk segmen sedannya diisi oleh Corolla.
Memiliki kode bodi KP60 dan KP61, mobil yang diproduksi hingga 1984 ini ditawarkan dalam tiga pilihan mesin, yaitu 1.000 cc, 1.200 cc, dan mesin 1.300 cc dengan mengandalkan sistem penggerak roda belakang (RWD).
Sebagai informasi, generasi kedua ini merupakan Starlet pertama yang mulai diekspor ke beberapa luar negara.
Generasi pertama Toyota Starlet yang dijual resmi di Indonesia
Barulah pada tahun 1985 Toyota Starlet dijual resmi di Tanah Air. Di Indonesia, mobil ini memiliki status CKD (Completely Knocked Down) yang artinya dirakit secara lokal. Memiliki bentuk mengotak, generasi pertama Toyota Starlet di Indonesia ditawarkan dalam dua pilihan mesin, 1.0L XL dan 1.3L SE.
Mengandalkan mesin berkombusi karburator dengan kode 1E 1.000 cc dan 2E 2.000 cc, untuk pengapian keduanya masih menggunakan platina. Sedangkan transmisinya hanya ditawarkan manual 5-percepatan yang ditranslasi ke penggerak roda depan (FWD).
Mempunyai sebutan Starko atau Starlet Kotak, hatchback dengan kode bodi EP70 dan EP71 yang diproduksi hingga 1989 dihadirkan sekaligus menantang kedigdayaan Daihatsu Charade, Suzuki Forsa dan Honda Civic Deluxe yang hadir lebih dulu mewarnai pasar otomotif nasional di segmen city car hatchback.
Starlet Kotak dilengkapi AC dan audio single din
Tampil lebih futuristik dibandingkan generasi sebelumnya, untuk fiturnya mobil ini masih terbilang sederhana. Sebagai bentuk kenyamanan, keamanan serta keselamatan berkendara, Toyota hanya menawarkan sistem hiburan single din, AC dengan heater, seatbelt di depan serta rem cakram berventilasi di bagian depan.
Pada stirnya sendiri belum menggunakan power steering dan kacanya masih model engkol untuk menutup dan membuka jendela.
Di negara asalnya Toyota Starlet kotak tersedia dalam banyak varian, yakni Standard, DX, Soleil, XL, XL Lisse, S, SE, Si, Si Limited, Si Canvas Top, Ri, Turbo R, dan Turbo S. Khusus model Ri and Turbo R memiliki bobot lebih ringan karena memang dihadirkan secara khusus untuk mengikuti ajang balap baik touring, drag race, maupun rally.
Masih terus digemari hingga saat ini karena mudah dalam perawatan, hemat bahan bakar, serta memiliki bentuk yang unik, Toyota Starlet kotak memiliki masa edar yang cukup banyak.
Toyota Starlet Kapsul diperkenalkan pertama kali pada tahun 1989
Berakhirnya masa bakti Starlet Kotak pada 1989, satu tahun setelahnya Toyota Indonesia meluncurkan Starlet dengan kode body EP80 dan EP81. Secara tampilan keseluruhan generasi ini Starlet terlihat lebih revolusioner berkat bentuk bodynya yang membulat serta mendapatkan fitur lebih lengkap.
Memiliki sebutan Starkap (Starlet Kapsul), varian yang ditawarkan lebih banyak dibandingkan model sebelumnya. Di Indonesia sendiri Starlet Kapsul saat hadir pertama kali mempunyai varian 1.0 XL, 1.3 SE dan 1.3 SE Limited.
Untuk mesin yang digunakan sama seperti generasi sebelumnya, yakni berteknologi karburator dengan kode 1E 1.000 cc dan 2E 1.300 cc. Pada sistem pengapian, keduanya pun masih menggunakan platina. Mengenai transmisinya hanya ditawarkan manual 5-percepatan yang juga ditranslasi ke penggerak roda depan (FWD).
Bicara fitur, untuk varian SE Limited memperoleh power window di semua kaca dan electric mirror. Sedangkan tipe SE hanya mengandalkan electric mirror saja dan AC.
Mengenai varian 1.0 XL, fitur yang diterima terbilang sangat sederhana. Untuk pengaturan kacanya masih manual, dan naik turun kacanya menggunakan model engkol. Sebagai informasi, semua varian yang ditawarkan ini belum mendapatkan power steering.
Tahun 1992 Toyota Starlet mendapatkan beberapa penyegaran
Memasuki tahun 1992, Toyota memberikan penyegaran terhadap Starlet Kapsul. Secara bentuk masih terlihat sama, hanya saja pihaknya memberikan penyegaran terhadap bagian fascia dengan bumper yang dilengkapi foglamp, serta buritannya.
Untuk variannya, SE Limited berubah menjadi SE-G. Di versi ini sistem pengapiannya sudah menggunakan CDI namun tetap menggunakan mesin yang sama. Pada sistem kemudinya sudah memperoleh fitur power steering yang memudahkan penggunannya saat memutar setir.
Toyota Starlet Kapsul Turbo Look diperkenalkan tahun 1996
Starlet produksi tahun 1996, mobil ini mendapatkan facelift dengan sebutan Fantastic Starlet dan kerap kali disebut dijuluki Turbo Look. Hal ini dikarenakan pada varian SE dan SE-G untuk kap mesinnya mendapatkan gundukan di tengah.
Begitupun lampu, grill serta bumper mendapatkan revisi, serta bumper belakang yang tampak terlihat semakin sporty. Dari segi dapur pacu, model ini masih menggunakan mesin lama.
Dari segi tenaga yang dihasilkan, mesin 1E 1.0L 4-silinder segaris 12 valve SOHC karburator tersebut dapat meraih tenaga 54 PS @6.000 rpm dengan torsi 102 Nm @3.500 rpm.
Sedangkan varian 1.3L dengan kode mesin 2E yang juga diketahui menggunakan 4-silinder segaris 12 valve SOHC karburator, mampu melecutkan tenaga 72 PS @6.000 rpm serta torsi maksimal 98 Nm @3.600 rpm.
Di Indonesia, eksistensi Toyota Starlet terputus pada tahun 1998. Sedangkan di negara asalnya berakhir pada tahun 1995. Bicara mengenai harga bekasnya, mobil ini memiliki harga yang beragam tergantung dengan kondisi. Versi convert JDM (Japanese Domestic Market) nya, bahkan ada yang menjualnya di atas Rp100 juta.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.
