Ciri Transmisi Matic di Mobil Perlu Perbaikan, Seperti Apa?

Mobil dengan transmisi matic kini semakin dicari, khususnya oleh masyarakat di kota besar seperti Jakarta. Alasannya sederhana, mobil dengan transmisi otomatis menawarkan suatu kepraktisan berkendara karena kita tidak perlu memainkan pedal kopling saat mulai berjalan dan perpindahan gigi. 

Seiring pemakaian, bukan tidak mungkin transmisi otomatis mengalami kerusakan. Hal ini tentu berdampak pada kenyamanan berkendara yang jadi kurang halus saat mobil berjalan. Tak cuma itu, transmisi matic yang kurang perawatan juga bisa mengalami kerusakan serius dan butuh overhoul yang biayanya cukup mahal. 

Baca juga:

Ini Penyebab Transmisi Matic Tidak Mau Pindah Gigi, Bikin Akselerasi Nyendat!

Mobil Matic Bekas Under Rp100 Jutaan, Harga Murah Perawatan Nggak Bikin Susah

Pakai Transmisi Matic D-CVT, Konsumsi BBM Daihatsu Sirion 2022 Bisa Setara LCGC!

Untuk mengecek mobil matic usahakan dicek saat suhu mesinnya masih dingin sekali atau belum dipanaskan. Cara ini juga bisa kalian manfaatkan bila sedang mencari mobil bekas dengan transmisi matic. Paling sering yang bisa kita rasakan yaitu gejala waktu mesin masih dingin, transmisi matic tidak mau jalan di D/R, harus dipanaskan dahulu. 

Itu sudah menjadi gejala kerusakan dan tinggal menunggu sekian bulan saja untuk kerusakan totalnya. Kerusakan seperti ini sebaiknya harus dihindari, pasalnya biaya overhoul juga tidak murah, antara Rp8-15 juta. 

Cara Mengecek Transmisi Matic di Mobil yang Perlu Perbaikan

Untuk memeriksa kondisi transmisi matic masih sehat atau tidak sebenarnya tidak sulit. Pertama yaitu nyalakan mesin, dan segera jalankan mobil saat suhu masih sangat dingin. Ketika posisi D/R langsung bisa bergerak jalan tanpa digas berarti masih bagus. 

Pengecekan bisa kita lanjutkan dengan memindahkan transmisi ke posisi 3-2/L, dan kalau mobil langsung bisa bergerak jalan tanpa digas maka kondisi transmisi masih bagus. Gejala transmisi mengalami kerusakan yaitu saat mesin masih dingin dan posisi transmisi masuk ke D/R mobil masih diam dan baru berjalan saat kita injak pedal gas. 

Cara ini hanya bisa kita lakukan untuk memastikan kondisi transmisi matic mobil kita sehat atau tidak. Sebaiknya tidak melakukan hal ini karena juga bakal merusak transmisi bila sering menjalankan mobil tanpa dipanaskan terlebih dahulu.

Hal lain yang bisa merusak transmisi matic yaitu langsung pindah gigi dari R ke D atau sebaliknya padahal kondisi mobil belum berhenti. Saat berhenti lama, sekiranya lebih dari 4 detik sebaiknya pindahkan tuas transmisi dari D ke netral (N). Ketika sudah berjalan, masukkan lagi ke D. 

Hal lain yang bisa kita jadikan patokan bila transmisi matic di mobil minta jajan yaitu kendalanya seperti ngeloss seperti masuk netral, itu jadi ciri transmisi matic rusak. Normalnya tidak ada ciri seperti tarikan berat, menyentak, kemudian tenaganya bagus. 

Kemudian periksa kondisi oli transmisi dari dipstick oli, buka dipstick kemudian dilap dengan tisu dan masukkan kembali untuk memeriksa kualitas oli transmisi. Pastikan oli masih ada dan volumenya maksimal. jika masih merah berarti masih bagus, kalau gosong hitam atau putih sudah tidak bagus dan perlu diganti. 

Umumnya bengkel menyarankan ganti oli transmisi setiap 40 ribu kilometer, tapi amannya di 30 ribu kilometer bisa diganti. Ini karena oli biasanya terjadi kurang atau habis karena menguap, sehingga kualitasnya lekas menurun, apalagi kalau sering terkena macet.