Brand Chery kini telah bertransformasi sebagai pabrikan mobil kelas menengah atas. Tak main-main, produk mereka yaitu Tiggo7 dan Tiggo8 ini masuk kategori SUV medium mid-high yang sekelas dengan Honda CR-V. Melihat potensi pasar yang masih cukup besar, prinsipal Chery pun telah memutuskan untuk mendirikan manufaktur untuk perakitan mobil di Indonesia.
Potensi ini sekaligus mempertimbangkan kebutuhan mobil setir kanan yang semakin besar. Sebagai informasi, manufaktur Chery di China selama ini telah berfokus untuk produksi mobil setir kiri.
Baca juga:
Chery Tiggo 8 Pro PHEV Sudah Mendarat di Malaysia, Konsumsi BBM Irit Banget!
Chery Siapkan SUV Besar yang Lebih Mewah dari Honda CR-V, Meluncur Tahun Ini
Chery Omoda 5 Resmi Diluncurkan di Cina, Lebih Menarik Dibanding Honda HR-V?
"Untuk saat ini kami sewa pabrik milik PT Handal Indonesia Motor di Pondok Ungu untuk proses perakitan Semi Knocked Down selama tiga tahun dan sekitar 2025/2026 akan established pabrik di Indonesia. Pabrik Chery untuk setir kanan akan fokus di sini, dan juga akan diekspor," jelas Vice President PT CSI, Harry Kamora saat pembukaan dealer Chery Pluit beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, pria dengan sapaan Harkam ini menyelaskan bila untuk menambah produksi setir kanan di China, biaya yang dibutuhkan oleh prinsipal Chery bakal terlalu mahal. Proses mempersiapkan pabrik ini juga sambil melihat potensi kebutuhan pasar regional supaya kapasitas produksinya bisa optimal.
"Kunjungan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu ke China sekaligus untuk terdeklarasi Chery akan invest di Indonesia. Ditunjuknya Indonesia sebagai basis produksi setir kanan. Chery masuk ke sini dengan SKD sewa pabrik selama tiga tahun sambil jualan sambil lihat market. Ketika hitungan potensinya sudah dapat, prinsipal akan segera investasi bangun pabrik di Indonesia," jelas Harkam.
Harkam menyebut bila prinsipal Chery tak ingin investasinya jadi sia-sia akibat fasilitas produksi hanya terpakai setengahnya. Untuk itu, prinsipal Chery kini terus berfokus mengkalkulasikan kebutuhan mobil setir kanan di pasar regional.
Tak cuma untuk Asia Tenggara, mobil yang nantinya dirakit Chery di Indonesia juga akan diekspor ke Australia, Selandia Baru, dan banyak negara yang mengadopsi setir kanan. Untuk ekspor ke Australia pun, Harkam melihat bila kawasan tersebut menuntut kendaraan dengan tingkat keselamatan terbaik.
"Pabrik di China selama 20 tahun terakhir sudah produksi setir kiri, tapi baru 2 tahun terakhir mereka baru melihat negara mana saja yang setir kanan, termasuk Indonesia. Kita bisa lihat kalau sudah bangun pabrik tapi cuma terpakai 50% akan chaos dan berdarah-darah. Untuk ekspor ke Australia ada persyaratan harus 5 star NCAP," ungkap Harkam.